5 Kebiasaan yang Menjadikan Seseorang Hancur
Mengapa kita perlu membahas kebiasaan yang menjadikan seseorang hancur? Supaya kita bisa menghindarinya dan melakukan kebalikannya.
Kebiasaanlah yang membentuk kita. Bukan tindakan sesekali. Tetapi kebiasaan yang membuat kita berubah. Ibarat pepatah, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Kebiasaan buruk, jika dilakukan terus-menerus, bisa menghancurkan kita.
Dan sayangnya, kebiasaan-kebiasaan yang menghancurkan ini banyak dilakukan orang. Mengapa banyak orang yang melakukan kebiasaan yang menjadikan seseorang hancur? Mungkin karena belum faham. Mungkin karena belum bisa menghilangkannya.
Pada artikel ini akan saya bahas beberapa kebiasaan yang jika dilanjutkan akan menghancurkan diri kita. Jika tidak menghancurkan, setidaknya akan menghambat pencapaian diri kita.
5 Kebiasaan yang Menjadikan Seseorang Hancur
Kebiasaan Mengutamakan Kesenangan Instan
Apa itu kesenangan instan?
Kesenangan yang langsung dirasakan saat ini. Seperti santai, tenang, terhibur, dan sebagainya. Dan ini bisa dilakukan dengan rebahan, ngobrol, nonton TV, nonton film, nonton video, bersosial media, dan sebagainya.
Sebaliknya ada kebiasaan yang kurang menyenangkan saat ini, tetapi akan memberikan kesenangan di masa depan. Seperti belajar, berlatih, olah raga, membangun bisnis, dan sebagainya.
Banyak orang yang lebih memilih kebiasaan yang pertama. Karena kebiasaan yang pertama diatas memberikan kesenangan saat ini juga.
Suka ada yang berkata, “Memangnya tidak boleh bersenang-senang?”, “Tidak boleh hiburan?”, “Tidak boleh istirahat?”.
Jawabannya tentu boleh. Namun seberapa banyak jumlahnya? Kapan kita melakukannya? Seberapa banyak waktu yang kita lakukan untuk masa depan yang lebih baik?
Hiburan, selama tidak berdosa, itu diperbolehkan dalam Islam. Namun, jika berlebihan, dan merusakan hal lain yang lebih penting, itu bisa merusak hidup kita. Setiap kesenangan yang kita dapatkan sekarang, bisa mengurangi kesenangan di masa depan nanti.
Setiap saat kita dihadapkan kepada 2 pilihan. Kesenangan saat ini atau kesenangan masa depan? Mana yang lebih banyak Anda pilih?
Saya tidak mengatakan kita hanya fokus untuk kesenangan masa depan saja. Kesenangan saat ini sangat diperlukan dan sangat penting untuk penyegaran. Yang salah adalah saat hidup kita dikuasai oleh kesenangan saat ini, maka siap-siaplah menyisakan kesenangan yang lebih sedikit di masa depan.
Jika Anda mau sukses dalam karir, maka selain Anda fokus bekerja sebaik mungkin, Anda juga masih butuh waktu untuk pengembangan diri menjadi seorang karyawan yang lebih baik.
Jika Anda mau sukses dalam bisnis, maka banyak pekerjaan yang perlu Anda lakukan. Seperti riset, membuat konten, promosi, follow up, dan sebagainya.
Belum lagi, kita punya kewajiban ibadah harian yang wajib kita lakukan. Kemudian meluangkan waktu bersama keluarga.
Waktu itu sangat sempit.
Jangan sampai habis oleh kegiatan-kegiatan kurang bermakna yang hanya memberikan kesenangan instan. Mulailah peduli dan sadar dengan kegiatan Anda? Sudah berapa lama Anda lakukan, kemudian apa manfaatnya? Apakah selaras dengan tujuan hidup Anda?
Kebiasaan Berpikir dan Berbicara Negatif
Sering kali, saat kita berbicara dengan orang lain, muncul saja perkataan negatif. Seperti pesimisme, penyangkalan, menyalahkan, pembenaran diri, alasan, dan sebagainya.
Kebiasaan berpikir dan berkata negatif akan membawa kita ke tindakan negatif. Salah satu memilih kesenangan instan daripada berusaha untuk masa depan yang lebih baik.
Perkataan dan pikiran negatif, seringkali terasa “cerdas” apalagi kita mendapatkan dukungan orang lain. Dukungan itu wajar. Pikiran negatif akan mendapatkan dukungan dari orang-orang yang berpikir negatif. Pikiran negatif akan lebih menggoda karena akan memberikan kesenangan instan.
Untuk itu mulailah lebih sadar dan peduli dengan apa yang kita katakan dan pikirkan. Karena tindakan kita akan ditentukan oleh jalan pikiran kita.
Anda bisa belajar apa saja pikiran positif dan berpikir positif disini.
Kebiasaan Berpikir Kecil
Jika Anda biasa berpikir kecil, maka yang Anda dapatkan kecil juga. Contoh berpikir kecil adalah saat kita berusaha sekedarnya. Bisnis asal ada penghasilan, tidak pernah berpikir bagaimana punya bisnis yang sangat besar.
Contoh lain berpikir kecil adalah bekerja asal tidak dipecat, tidak pernah berpikir untuk memiliki jabatan yang tinggi. Cukup asal gajian saja.
Contoh lain berpikir kecil adalah kita selalu memikirkan hal-hal yang kurang berarti, baik dalam kehidupan, bisnis, maupun karir.
Contoh prakteknya, orang yang berminggu-minggu mengedit surat lamaran dan CV agar nampak sempurna namun tidak juga mengirimkannya. Lamaran yang bagus itu penting, namun lebih penting lagi mengirimkannya.
Menulis artikel sibuk dengan pemilihan diksi, susunan tata bahasa, titik koma, dan juga gaya bahasa. Hingga menulis artikel 1000 kata pun membutuhkan berhari-hari untuk terbit. Menulis artikel dengan bagus itu penting, namun lebih penting menerbitkannya.
Dan sebagainya. Intinya lebih memilih target kecil dan hal-hal kecil yang kurang berarti. Sementara ada hal besar yang jauh lebih penting, justru dilewatkannya.
Kebiasaan Kerja Asal-asalan
Perfectionist adalah salah satu dari kebiasaan berpikir kecil. Namun bukan pula kita bekerja asal-asalan. Tetap kita harus bekerja semaksimal mungkin, sebaik mungkin, agar hasil lebih baik.
Yang salah adalah menghabiskan banyak waktu untuk hal-hal kecil. Namun jika kita menggunakan tambahan sedikit waktu untuk hasil jauh lebih baik, itu harus kita lakukan.
Sebagai contoh. Membuat artikel yang sempurna sehingga harus memakan waktu berminggu-minggu, itu sangat tidak produktif. Namun membuat artikel asal-asalan, comot sana comot sini, copy paste, banyak ejaan yang salah, banyak titik koma yang salah, itu juga tidak bagus.
Kebiasaan asal-asalan akan membentuk siapa Anda. Justru kita harus terbiasa memberikan lebih tanpa harus perfectionist. Pertengahanlah. Terlalu sempurna jangan, asal-asalan jangan.
Kebiasaan Meratapi Kegagalan
Kegagalan dan kesalahan adalah hal biasa dan akan selalu ada. Itu biasa dalam hidup, karir, maupun bisnis. Jika kita biasa meratapinya, biasa kecewa, biasa mengeluh, biasa marah-marah, biasa menyalahkan, dan sebagainya, maka hidup kita akan dipenuhi emosi negatif.
Kecewa boleh, namun tidak terus-menerus. Fokuskan saja pikiran dan tindakan kita pada tindakan selanjutnya. Jangan meratapi apa yang sudah terjadi, itu tidak ada artinya.
Bisa jadi, apa yang terjadi dan tidak kita sukai, itu akan membawa kebaikan kepada kita. Kesalahan dan kegagalan akan menjadikan kita lebih kuat, lebih cerdas, dan lebih bijak. Syaratnya kita menyikapinya dengan baik, bukan dengan meratapinya.
Penutup
Itulah 5 diantara kebiasaan-kebiasaan yang bisa merusak hidup kita. Dan kita harus berusaha untuk menghindari. Yang baru dibahas disini barulah sebagian dari kemungkinan masih banyak kebiasaan lain yang menghancurkan.
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan“. (QS. Al Baqarah: 195).
Untuk itu kita perlu lebih waspada, lebih sadar, dan lebih peduli terhadap kebiasaan pikiran dan tindakan kita. Disaat kita menemukan tindakan dan pikiran yang menghacurkan, maka kita bisa mulai mengurangi dan menggantinya dengan kebiasaan yang lebih baik. Kita ganti dengan kebiasaan yang membawa manfaat baik dari segi fisik, mental dan ruhiah.
Demikianlah pembahasan Kebiasaan yang Menjadikan Seseorang Hancur, semoga bermanfaat.
Kunjungi Juga:

Paket Umroh Bandung 2024 - 2025
Mau Umroh? Meski Anda Tidak Punya Uang dan Belum Siap?