Cara Menguatkan Mental dalam Islam Untuk Meraih Sukses
Jika kita bicara cara menguatkan mental dalam Islam, kita bisa mengambil hikmah dari perjalanan Rasulullah SAW dalam berdakwah. Bagaimana beliau menempa mental para sahabat, sehingga memiliki mental yang sangat kuat.
Kita membaca dalam sejarah, bagaimana para sahabat begitu tahan dengan ancaman, godaan, siksaan bahkan melakukan perjalanan hijrah yang sangat jauh melalui gurun yang panas dan di tengah ancaman musuh.
Belum lagi, bagaimana kekuatan mental saat sedang menghadapi peperangan. Dan kebanyakan perang saat itu jumlah pasukan musuh jauh lebih besar daripada pasukan kaum Muslimin.
Cara menguatkan mental dalam Islam adalah apa yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabat atas bimbingan Allah. Lalu apa rahasia dari cara Rasulullah SAW menguatkan mental para sahabat? Dan bagaimana agar bisa kita terapkan sehingga kita bisa meraih sukses dunia dan akhirat?
Yuk kita dalami bagaimana cara menguatkan mental dalam Islam seperti dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabat.
Kunci Cara Menguatkan Mental Dalam Islam Adalah Keyakinan
Dalam awal-awal dakwah Rasulullah SAW ditekankan tentang keyakinan. Pertama tentu saja meluruskan berbagai keyakinan masyarakat yang menyimpang saat itu. Tentang keyakinan terhadap Allah. Keyakinan yang benar dan lurus itu sangat penting.
Berikutnya juga ditekankan tentang keyakinan akan hari kiamat, syurga, dan neraka. Yang maknanya akan ada pertanggungjawaban terhadap apa yang kita lakukan. Kemudian keyakinan akan adanya balasan surga dan neraka. Memiliki motivasi yang kuat sangat penting dalam meraih sukses.
Dari keimanan inilah muncul sikap ikhlas di hati para sahabat. Ikhlas disaat tujuan akhir dari setiap perbuatan hanya karena dan untuk Allah semata. Saat ikhlas sudah tertancap di hati, maka tidak ada hal lain yang bisa menghalangi.
Begitu pun, jika kita ingin sukses baik dalam karir, bisnis, dan kehidupan lainnya, keyakinan menjadi fundamental yang sangat penting. Anda perlu memiliki keyakinan yang benar dan juga yakin akan konsekuensi atas apa yang kita lakukan.
Kuat lemahnya mental Anda dimulai dengan keyakinan. Miliki keyakinan atas diri Anda, keyakinan terhadap apa yang akan kita raih, dan keyakinan bahwa Allah Maha Kuasa. Jika Allah sudah berkehendak, tidak ada yang bisa menghentikannya.
Kemudian, niatkan bekerja Anda, bisnis Anda, dan apa pun kegiatan Anda untuk beribadah kepada Allah. Kemudian menjalankannya dengan ikhlas, sehingga bukan hanya manfaat di dunia yang kita dapatkan juga pahala di akhirat kelak.
Ini adalah langkah awal yang merupakan fondasi dari cara menguatkan mental dalam Islam. Tanpa ini kekuatan mental Anda tidak akan kuat. Dan jika kekuatan mental Anda masih lemah saat ini, maka terus tingkatkan keimanan dan keihklasan Anda.
Bershabar Dalam Kesulitan
Dakwah di awal itu sangat berat. Jumlah pemeluk Islam masih sedikit dan penolakan yang sangat besar dari penyembah berhala saat itu. Tentu akan menghadapi berbagai kesulitan. Dan Rasulullah SAW dan para shahabat menjalaninya dengan penuh keshabaran.
Otot akan menjadi kuat saat kita rajin mengangkat beban yang berat. Jika beban ringan atau tanpa beban sama sekali, tidak akan pernah memperkuat otot kita.
Begitu juga dengan mental kita. Kekuatan mental kita ditempa disaat kita sedang menghadapi kesulitan. Jadi, shabar adalah salah satu cara menguatkan mental dalam Islam.
Jika kita selalu bershabar dalam kesulitan, maka mental kita akan kuat. Semakin sering kita menghadapi kesulitan, akan semakin kuat mental kita. Jadi, sebenarnya kesulitan berupa ujian dan cobaan ujungnya akan membuat kita lebih baik, jika kita bershabar.
Bahkan, jika perlu Anda cari kesulitan itu. Jika Anda hidup sudah nyaman, lakukan hal-hal yang sulit. Yang dimaksud sulit disini adalah sesuatu yang menantang. Jangan hanya melakukan sesuatu yang biasa.
Misalnya membangun bisnis baru. Tentu Anda akan mengalami kesulitan, kemudian bershabar menjalaninya, dan kekuatan mental Anda akan meningkat. Atau punya target baru untuk meningkatkan penghasilan hingga 10X lipat.
Jika kita mau, gantilah kosakata “kesulitan” menjadi “tantangan”. Mulai sekarang, gunakan tantangan. Baik tantangan karena kondisi atau tantangan yang sengaja kita buat yang akan membuat diri kita menjadi lebih baik.
Tantangan + Keshabaran ==> akan memperkuat mental kita. Jadi jangan hindari tantangan, justru hadapilah dengan keshabaran seperti yang dijelaskan di artikel lainnya tentang membumikan shabar.
Berlatih Mengendalikan Hawa Nafsu
Godaan untuk menghentikan dakwah begitu besar. Semuanya memanfaatkan hawa nafsu. Misalnya godaan harta, wanita, dan juga rasa aman jika berhenti dari dakwah. Namun itu semua tidak menghentikan dakwah Rasulullah SAW dan para shahabat karena mampu mengatasi godaan hawa nafsu.
Mental yang lemah adalah mereka yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsu. Semua hawa nafsu dan amarah salah satunya. Termasuk hawa nafsu makan, biologis, dan berbagai hawa nafsu lainnya. Jadi, mengendalikan hawa nafsu adalah bagian dari cara menguatkan mental dalam Islam.
Artinya kita perlu dengan sengaja melatih untuk mengendalikan hawa nafsu. Dan Islam pun sudah penuh dengan tool yang bisa kita gunakan untuk melatih hawa nafsu. Semua ibadah bisa untuk melatih mengendalikan hawa nafsu, terutama ibadah puasa.
“Orang kuat bukanlah orang yang sering menang berkelahi, akan tetapi orang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya ketika marah.” (Hadits dari Abu Hurairah dengan derajat Muttafaq ‘alaih)
Kita sering menemukan hadist yang membahas marah sebagai salah satu bentuk hawa nafsu. Sebenarnya bukan hanya marah. Namun marah bisa menjadi contoh ideal, sebab marah termasuk hawa nafsu yang sulit dikendalikan.
Jika kita bisa mengendalikan hawa nafsu saat marah, maka yang lainnya akan bisa dengan mudah. Tinggal kita mengadaptasi metodenya untuk hal lain. Mampu mengendalikan marah juga, sebagai bukti bahwa kita memiliki kekuatan mental.
Dari berbagai hadist, berikut cara yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk mengatasi marah (sumber):
- Membaca ta’awudz, karena marah bisa menjadi dorongan dari syaithan.
- Diamlah. Tahan marah Anda.
- Ambil posisi yang lebih rendah, jika saat berdiri, duduklah. Jika saat duduk, berbaringlah.
- Ingat-ingat balasan orang yang bisa mengendalikan amarah.
- Segera Berwudhu atau Mandi.
Maka latihlah untuk mengendalikan marah.
Saya punya cara melatih mengendalikan marah yang berupa latihan meta (dalam pikiran). Sering kali kita bisa lebih mudah praktek dalam kenyataan setelah melatihnya dalam pikiran.
- Miliki mindset bahwa marah itu tidak baik. “Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga.” (HR Ath-Thabrani). Jika kita terus beralasan bahwa marah kita benar dan baik, maka kita akan sulit berhenti marah.
- Muhasabah. Cobalah evaluasi apa saja yang sering membuat kita marah. Catat jika perlu. Termasuk perlakuan anak, pasangan, teman, tetangga, bahkan status orang di media sosial. Atau kondisi-kondisi tertentu. Pemicu marah setiap orang akan berbeda-beda.
- Perenungan. Mengapa kita harus marah terhadap kondisi tersebut? Jika kita selalu memiliki pembenaran akan kemarahan kita, kembali ke no 1. Carilah alasan bahwa kita sebenarnya tidak perlu marah. Ada cara lain, tanpa marah, untuk kebaikan yang kita inginkan.
- Sugesti diri. Jika langkah 3 sudah berjalan baik, maka sugestikan kepada diri sendiri bahwa Anda tidak akan marah lagi saat menemukan kondisi yang sama. Misalnya, “Saya tidak akan marah lagi saat anak saya mengganggu.” Begitu juga untuk kondisi lain dan lakukan secara berulang.
- Visualisasikan. Langkah no 4 bisa dibantu dengan visualisasi. Misalnya Anda sering marah saat anak mengganggu pekerjaan Anda. Maka bayangkan Anda sedang bekerja, kemudian anak Anda mengganggu, saat biasanya Anda marah, ganti dengan respon yang baik kepada anak Anda. Juga bisa melakukan metode yang diajarkan oleh Rasulullah SAW diatas dalam visualisasi ini.
- Ulangi langkah 1 sampai 5 setiap hari. Mungkin akan butuh waktu sampai Anda bisa mengendalikan marah.
Baca juga 10 Cara Membangun Mental Yang Kuat di Tengah Ketidakpastian Hidup
Tentu hawa nafsu bukan hanya marah. Secara umum, hawa nafsu adalah kecondongan terhadap keinginan.
“Hawa nafsu adalah kecondongan jiwa kepada sesuatu yang selaras dengan keinginannya”. (Asbabut Takhallaush minal hawa, Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, hal. 3).
Termasuk di dalamnya ingin santai, ingin bersenang-senang, ingin tidak susah, ingin tidak capek, dan sebagainya. Sehingga kita bisa mengambil kesimpulan malas adalah salah satu bentuk dari hawa nafsu juga.
Puasa atau shaum adalah salah satu bentuk latihan yang bisa kita lakukan untuk mengendalikan hawa nafsu kita. Baik yang wajib atau sunnah.
Sikapi Celaan, Gosip, Nyinyir, dan Hinaan Dengan Baik
Jelas, saat dakwah mulai diketahui oleh masyarakat Quraisy saat itu, para penentangnya berusaha untuk menghentikan dakwah, dengan celaan, cacian, gosip, dan sebagainya. Tapi semua itu tidak terpengaruh bagi Rasulullah SAW dan para shahabat.
Saat ada orang yang mencela kita, kemudian kita terpengaruh negatif, maka kita sedang mengukuhkan diri kalau kita itu lemah. Justru, seharusnya kita tidak terpengaruh oleh celaan mereka. Saat kita tidak terpengaruh dengan celaan tersebut, kita sedang mengukuhkan bahwa secara mental kita kuat.
Tidak perlu berkata. Tidak perlu mengatakannya di media sosial. Cukup fokus pada diri Anda. Jangan terpengaruh oleh celaan mereka. Justru jika kita berkata-kata membalas ucapan mereka, artinya kita terpengaruh.
Karena sebenarnya celaan orang lain itu tidak berpengaruh kepada kita.
“Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja.” (QS. Ali ‘Imran: 111)
“Dan, janganlah kamu hiraukan gangguan-gangguan mereka dan bertawakallah kepada Allah. Dan, cukuplah Allah sebagai pelindung.” (QS. Al-Ahzab: 48)
“Maka, Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan.” (QS. Al-Ahzab: 69)
Jika ada respon negatif, komentar negatif, tuduhan negatif, nyinyir, dan sebagainya, maka jadikan diri Anda kebal terhadap itu semua. Tidak perlu marah dan sedih. Santai saja.
Semakin sering Anda menyikapi respon negatif dan menyikapinya dengan baik, maka akan semakin kuat mental Anda. Mengendalikan sikap Anda adalah cara menguatkan mental dalam Islam.
Penutup
- Cara menguatkan mental dalam Islam itu fondasinya ada di keyakinan. Perkuat terus keyakinan Anda.
- Latihlah keshabaran saat menghadapi tantangan, bahkan buat tantangan sendiri.
- Latihlah diri Anda dalam mengendalikan hawa nafsu, bisa dimulai amarah.
- Latihlah untuk tetap kebal terhadap omongan negatif orang lain.
Semoga Anda sudah memahami bagaimana cara menguatkan mental dalam Islam dan berguna untuk meraih kesukses dunia dan akhirat.