|

Membumikan Man Jadda Wajada Untuk Meraih Sukses

Apakah Anda pernah mendengar ungkapan Man Jadda Wajada? Sudahkah Anda mengaplikasikan prinsip ini?

Banyak yang sudah tahu namun masih sedikit yang mengaplikasikannya.

Untuk meraih manfaat dari pepatah ini, jangan hanya sekedar dijadikan SLOGAN, tapi harus membumi dalam kehidupan kita sehari-hari. Aplikasi man jadda wajada harus menjadi darah daging Anda.

Banyak contoh yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang tidak menerapkan prinsip ini. Mereka cepat menyerah, berhenti berusaha, dan menyerah pada nasib. Ciri utamanya ialah suka mengatakan “saya tidak bisa”.

Bagaimana cara menerapkan pepatah ini dalam kehidupan kita sehari-hari?

Dengarkan via podcast:

man jadda wajada

Definisi Man Jadda Wajada

OK, bagi yang tahu artinya, man jadda wajada berarti barangsiapa bersungguh-sungguh akan mendapatkan. Setahu saya, ini bukan hadist, meski menggunakan bahasa Arab. Mungkin sejenis pepatah Arab tetapi mengandung makna yang dalam.

Kata kunci dalam pepatah ini ialah jadda atau bersungguh-sungguh. Jadi, sejauh mana Anda sudah mengaplikasikan pepatah ini ialah sejauh mana Anda bersungguh-sungguh.

Mengetahui arti man jadda wajada barulah langkah awal. Selanjutnya adalah bagaimana cara mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari? Atau bagaimana cara membumikannya?

Inilah yang akan kita bahas dalam artikel ini.

Kenapa Harus Bersungguh-sungguh?

Jawabannya: wajada. Supaya Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan. Allah yang menentukan segala sesuatu, tetapi kita diwajibkan ikhtiar dan kesungguhan dalam ikhtiar diperlukan.

Sungguh-sungguh adalah salah satu cara menyempurnakan amal kita secara lahir. Sehingga kita benar-benar maksimal berusaha. Nah, jika masih belum juga tercapai baru itu takdir. Jangan sampai, kita dengan mudahnya menyalahkan takdir, padahal kita belum maksimal dalam ikhtiar.

Jangan mudah ngaku sudah maksimal, padahal belum.

Jika Anda mau meraih apa yang Anda inginkan, maka kuncinya adalah Anda harus benar bersungguh-sungguh menginginkannya. Kesungguhan keinginan akan melahirkan kesungguhan belajar dan usaha. Dari kesungguhan keinginan akan datang kesungguhan dalam mengatasi halangan dan rintangan.

Jika Anda belum sukses, silahkan periksa sejauh mana kesungguhan Anda dalam berusaha? Jangan dulu menyalahkan orang lain, kondisi, situasi, atau kejadian. Fokus pada kesungguhan Anda, sejauh mana kesungguhan Anda?

Anda harus berani mengakui, bahwa Anda belum sukses karena belum sungguh-sungguh berusaha meraih kesuksesan tersebut. Kemudian tingkatkan kesungguhan Anda.

Perintah Melakukan Kesungguhan

Segala sesuatu, jika ingin berhasil harus dilakukan dengan kesungguhan. Jadi, man jadda wajada, meski pun hanya sebuah pepatah, tetapi tidak bertentangan dengan ajaran Islam, sebab kesungguhan memang diperintahkan kepada kita.

Diantara perintah kesungguhan:

Kesungguhan Dalam Meraih Keridhaan

Tentu saja, yang pertama-tama adalah kesungguhan untuk mencari keridhaan Allah. Ini adalah hal yang besar, harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Jika kita sungguh-sungguh, maka Allah akan menunjukan jalan-Nya.

Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk mencari keridhoan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami” (QS. Al-Ankabut : 69)

Kesungguhan Mengubah Keadaan Diri

Sesungguhnya Allah tak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (Q.S. ar-Ra‘d : 11)

Anda ingin berubah menjadi lebih baik? Maka Anda harus memiliki kesungguhan berusaha mengubah diri sendiri. Jika Anda tidak sungguh-sungguh mengubah diri sendiri, mengapa berharap Allah akan mengubah kondisi Anda?

Kesungguhan Dalam Mencari Nafkah

Rasulullah SAW juga menyuruh kita agar bersungguh-sungguh dalam mencari nafkah. Bahkan selain kita akan mendapatkan rezeki yang berlimpah, juga mendapat bonus yang jauh lebih besar, yaitu ampunan Allah. Luar biasa manfaat dari kesungguhan itu.

RASULULLAH Saw bersabda, “Sesungguhnya, di antara perbuatan dosa, ada yang tidak dapat dihapus oleh (pahala) shalat, sedekah, atau pun haji. Namun hanya dapat ditebus dengan kesungguhan dalam mencari nafkah penghidupan.” (HR. Tabrani)

Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni Allah.” (HR. Ahmad)

Lelah datang karena kesungguhan. Ciri orang yang sungguh-sungguh dia akan melakukan ikhtiarnya sampai lelah. Tidak sekedarnya, dia akan terus berusaha sekuat tenaga.

Mengukur Man Jadda Wajada Pada Diri Anda

Nah, sekarang kita tanya diri kita masing-masing. Sudahkan kita berungguh-sungguh?

Sebagai contoh, Anda ingin membangun bisnis sebagai salah satu cara mencari nafkah. Sudahkah Anda sungguh-sungguh dalam membangun bisnis? Sudahkahkan man jadda wajada Anda terapkan dalam membangun usaha Anda?

Silahkan Anda periksa pertanyaan berikut dan jawablah dalam hati Anda. Silahkan Anda ukur diri Anda tanpa dalih tanpa alasan (jika bersungguh-sungguh ingin maju).

  • Sudahkah Anda bersungguh-sungguh melihat peluang. Coba lihat catatan Anda, sudah seberapa banyak potensi peluang yang Anda catat?
  • Seberapa dalam Anda meneliti sebuah ide bisnis?
  • Seberapa banyak ide-ide mengoperasikan bisnis yang sudah Anda coba?
  • Seberapa banyak ide-ide pemasaran yang sudah Anda lakukan?
  • Sudah berapa kali Anda gagal dan bangkit lagi mencoba?
  • Seberapa keras Anda mencari solusi masalah Anda?
  • Berapa banyak kontak yang sudah Anda kumpulkan untuk mendukung bisnis Anda?
  • dan sebagainya.

Serius, banyak yang mengeluh gagal dan tidak meraih tujuannya. Alasan sebenarnya hanyalah kurang sungguh-sungguh. Sekarang itu sumber daya banyak, ilmu mudah diakses, mau menghubungi seseorang begitu mudahnya. Yang kurang adalah kesungguhan Anda.

Man Jadda Wajada Belum Membumi Jika Masih Berdalih

“Tapi saya…”. Yah… jika Anda masih suka mengatakan “tapi” sebagai dalih tidak berusaha, artinya Anda belum bersungguh-sungguh. Mungkin dalih Anda benar, tetapi tetap saja Anda tidak meraih apa yang Anda inginkan.

Jika Anda memang bersungguh-sungguh, akan selalu ada jalan untuk mencapai apa yang Anda inginkan. Akan selalu ada jalan untuk menyelesaikan masalah Anda. Potensi pikiran, hati, dan tubuh Anda sudah cukup untuk mengatasi masalah Anda. Sebesar apa pun masalah Anda.

Begitu juga potensi Anda cukup untuk meraih pencapaian tertinggi yang bisa dicapai manusia. Semua orang memiliki potensi yang sama, yang berbeda ialah sejauh mana kita menggunakan potensi tersebut. Sejauh mana kita membumikan man jadda wajada dalam hidup Anda.

Jika Anda mau menerapkan man jadda wajada, berhentilah mengeluh dan menyalahkan. Lebih baik, berpikirlah apa yang perlu saya lakukan sekarang secara maksimal.

Anda Belum Mengaplikasikan Man Jadda Wajada Jika Mudah Menyerah

Orang yang memegang prinsip man jadda wajada tidak akan menyerah. Kata menyerah tidak ada dalam kamus hidupnya. Dia akan terus berusaha, dia akan terus mencari jalan, dia akan terus mencari solusi, dia akan terus meningkatkan kemampuannya.

Dia tidak akan mengatakan sudah berusaha, yang ada adalah dia sedang berusaha dan akan terus berusaha. Saat dia mengatakan sudah berusaha, artinya dia sudah berhenti. Berhenti artinya menyerah.

Meski sudah tidak mengetahui lagi apa yang harus dilakukan, dia akan terus mencari cara. Mungkin masih melakukan hal yang sama dengan cara yang lebih baik atau dengan jumlah yang lebih banyak.

Banyak orang yang menyerah dan berkata tidak berhasil. Padahal yang sebenarnya adalah dia kurang berusaha. Apa yang dilakukannya kurang, baik dari segi kualitas dan kuantitas. Jadi tingkatkan kualitas dan tingkatkan kuantitas, jangan cepat menyerah.

Cara Membumikan Man Jadda Wajada

Langkah selanjutnya ialah kita harus membumikan Man Jadda Wajada, bukan hanya pepatah penghias dinding, tetapi harus menjadi bagian dari kehidupan kita.

Banyak yang sudah mengetahui artinya, banyak yang sudah yakin, dan tidak sedikit yang membingkai tulisan ini dan dipajang di dinding. Pertanyaannya adalah, sudahkah kita mengaplikasikannya?

  1. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan mengalahkan rasa malas yang menghambat Anda untuk bertindak.
  2. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan mencari cara mengatasi rintangan dan halangan yang ada di depan Anda.
  3. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan berusaha melengkapi apa yang menjadi kekurangan Anda untuk meraih tujuan besar Anda.
  4. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan belajar jika Anda belum bisa melakukan sesuatu yang diperlukan untuk meraih sukses.
  5. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda tidak akan mudah berhenti, terus berpikir kreatif, mencoba dan mencoba sampai Anda menemukan jalan yang tepat.
  6. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda tidak akan kalah dengan alasan, justru akan berusaha mengatasi alasan tersebut.

Jadi inti dalam membumikan man jadda wajada adalah:

  1. Terus bertindak sampai hasil diraih
  2. Terus meningkatkan kualitas tindakan (ilmu dan keterampilan)
  3. Terus meningkatkan kuantitas tindakan untuk meningkatkan peluang
  4. Terus mencari solusi jika ada masalah
  5. Terus mencari jalan jika ada halangan dan rintangan
  6. Terus mencoba lagi jika percobaan sebelumnya belum menghasilkan
  7. Dan, pantang menyerah

TIDAK ada lagi kata-kata seperti ini:

  • Saya tidak bisa
  • Saya bingung
  • Saya tidak mengerti
  • Saya gaptek
  • Saya sudah mencoba
  • dan kalimat-kalimat sejenis.

Orang yang membumikan man jadda wajada dia akan

  • terus bergerak,
  • belajar,
  • cari cara,
  • cari solusi,
  • cari jawaban,
  • mencoba,
  • mencoba lagi,
  • melakukan perbaikan,
  • meningkatkan percobaan
  • dan terus berusaha dengan kesungguhan

Kunci Kesungguhan

Kunci kesungguhan adalah ikhlas dan shabar.

Menurut Syaikh Mu’min Fathi al-Haddad, dalam Kaifa Takhsya’u fi Shalatika wa tadfa’u min Wasawisika, menyatakan bahwa, keikhlasan tidak akan sempurna tanpa adanya kesungguhan, dan tiada kesungguhan tanpa adanya keikhlasan. Sedangkan kesungguhan dan keikhlasan tidak akan dapat sempurna kecuali dengan kesabaran.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/12/07/24989/tiada-kemuliaan-tanpa-kesungguhan

Ikhlas adalah niat karena Allah. Jika niat karena Allah maka otomatis harus sungguh-sungguh. Kerja untuk boss atau atasan saja sungguh-sungguh, apalagi untuk Allah. Maka tanamkan dalam hati, bahwa kita berusaha karena dan untuk Allah.

Dan, dalam berusaha itu seringkali menghadapi halangan, cobaan, dan waktu yang lama. Disinilah, keshabaran mutlak diperlukan. Tidak ada kesungguhan tanpa keshabaran.

Jadi membumikan man jadda wajada adalah dengan keshabaran. Prinsip ini tidak akan pernah bisa kita terapkan jika kita tidak memiliki keshabaran.

Agar kita tetap bersungguh-sungguh:

  1. Ikhlaskan setiap tindakan kita dalam rangka beribadah.
  2. Bershabarlah dengan cara tetap bertindak dan menunggu hasil

Tidak ada yang berat jika kita memiliki keikhlasan dan keshabaran dalam bertindak. Jika Anda kurang kesungguhan, periksalah keihklasan dan keshabaran dalam melakukan tindakan Anda. Kemudian teruslah perbaiki.

Silahkan ukur diri Anda, sejauh mana Anda membumikan man jadda wajada dalam kehidupan Anda.

Segala Cara Yang Halal

Hal yang penting diperhatikan dalam menerapkan Man Jadda Wajada adalah jangan menghalalkan segala cara, tetapi lakukan segala cara yang halal. Banyak koq cara-cara yang halal, tanpa harus melanggar aturan Agama, tanpa harus terjebak hal yang haram. Kuncinya adalah keinginan yang kuat dalam jalur yang halal dan Anda kreatif.

Banyak orang yang ngaku orang kreatif yang menginginkan kebebasan mutlak dan merasa dibatasi oleh aturan Allah. Kalau menurut saya, mereka itu aneh. Katanya kreatif tetapi tidak bisa mencari ide lain yang halal. Jika benar kreatif, carilah ide, carilah solusi, yang tetap halal.

Orang yang menerapkan prinsip Man Jadda Wajada, dia akan melakukan segala cara yang halal (banyak, tak terbatas) untuk meraih apa yang dia tuju. Jika satu cara gagal, dia akan cari cara lain. Jika ada masalah, dia akan cari cara untuk mengatasi masalah. Dia akan pikirkan berbagai cara untuk mencapai tujuannya. Selama halal, dia akan melakukannya.


Kunjungi Juga:

Mau Umroh? Meski Anda Tidak Punya Uang dan Belum Siap?

22 Comments

  1. Ea artikel motivasinya bagus,
    Q dh buktikn sendiri man jadda wa jada, melalu dalil versi sebelumx, yaitu: man jadda yajid . Artinya = man jadda wa jada, mksh motivasinya

  2. ijin kopas … info penyemangat yang bagus neh … sukses deh blognya … silahkan bersilaturrahim ke blog saya ….

    1. Silahkan pak. Sepertinya sudah dicopy yah?
      Bapak sudah mencopy artikel kami, bagaimana jika bapak memberikan rujukan berupa link yang bisa diklik?

  3. ‎​♏ªªªªn†ªªªªªp… Syukran pak ats Motivasinya. Ijin kopas agr dpt bermanfaat buat saudara2 qta yg lainnya.

  4. Wahrish’ala hifdzil qulubi minal adza, faruju’uha ba’da ttanafuri yash’ub, innal quluba idza tanaafara wudduha, syibhu zzujajati kasruha la yusy’ab
    ini doa apa yah tlong djwab syukron tlong krim ke email pliz 🙂

    1. jagalah hati dari yg menyakitkan, mengembalikan hati setelah pecah itu sulit, sesunggunhnya hati ketika pecah kasih sayangnya seperti kaca yang sulit disambung lagi…..

  5. Man Jaddah Wa Jaddah pepatah bhs Arab kalau pepatah Jawa apa…? sama dengan ‘… TEMEN TINEMU ‘.

    Jadi kalimat tsb sangat filosofis sekali pd kehidupan ini terutama bagi orang yang merasa ‘hidup’.

  6. siapa yang bersungguh sungguh maka akan mendapatkannya……
    semangat dalam hal apapun..dan yakin bahwa semua dapat di raih bila kita bersungguh sungguh..

  7. Terima kasih atas motivasinya, sungguh sy memerlukan semangat beberapa ide bisnis sy yg mulai tergerak semoga tahun ini atau depan bisa membuahkan hasil yg bagus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *