Mintalah Pertolongan Allah Saat Menghadapi Kesulitan
Bagaimana Pun Hebatnya Manusia Tetap Memerlukan Pertolongan Allah
Allah menciptakan manusia dengan segala keterbatasan dan kelemahannya disamping kelebihan dan kekuatannya, inilah mengapa kita memerlukan pertolongan Allah. Kita harus memahami keterbatasan dan kelemahan ini agar kita menyadari akan kelemahan kita dan mampu mengatasi kelemahannya tersebut dan menjadikanya kemuliaan.
Sebagai makkhluk, manusia lemah, manusia diciptakan dengan keterbatasan fisik dan akal. Fisik manusia tidak akan mampu menggerakan alam semesta ini dengan tenaganya, bahkan juga akal manusia dengan berbagai hasil teknologinya. Manusia sangat lemah dihadapan Allah sehingga diperlukan untuk meminta bantuan dan pertolongan Allah SWT.
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS.4:28)
Kelemahan manusia lainnya ialah bodoh. Seperti apa yang difirmankan Allah,
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,” (QS.33:72)
Memikul amanat itu memerlukan ilmu dan pengamalan yang konsisten sehingga tidak mengkhianati amanat tersebut. Apabila manusia berilmu dan mampu mengamalkannya dengan istiqamah maka terlepas dari kezaliman dan kebodohan.
Oleh karena keterbatasan-keterbatasan tersebut, manusia meskipun memiliki berbagai kemuliaan, masih memerlukan pertolongan Allah. Sungguh aneh jika ada manusia yang merasa bahwa ada urusan yang tidak memerlukan Allah, dengan kata lain tidak sejalan dengan apa yang digariskan oleh Allah. Padahal manusia itu lemah dan bodoh.
Sebagai makhluk lemah dan bodoh, sudah sewajarnya jika kita selalu meminta pentunjuk kepada Allah dan menjalankan semua petunjuk yang telah ada, yang telah tercantum dalam Al Quran dan dicontohkan oleh Rasul-Nya. Sungguh sombong manusia yang tidak memerlukan petunjuk-Nya atau mereka-rekanya sesuai dengan pikirannya sendiri.
Apakah kamu mengira akan masuk surga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.(QS. Albaqarah: 214)
Agar Mendapatkan Pertolongan Allah
Berdo’a
“Mintalah kepada-Ku pasti Aku akan kabulkan.” (QS. Al Baqarah:185)
Cara nomor satu agar mendapatkan pertolongan Allah tentu dengan cara meminta kepada-Nya. Dan seperti tertulis diayat diatas, Allah sudah berjanji akan mengabulkan permintaan kita. Maka berdo’alah!
“Tapi saya sudah berdo’a, belum juga dikabulkan.”
Serius? Sudah berdo’a?
Yuk kita baca lagi Ayat Al Quran lainnya:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada-mu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a.” [QS. Al-Baqarah: 186]
Tuh, Allah itu dekat. Allah mengambulkan permohonan orang berdo’a.
Apakah Al Quran salah? Apakah Allah akan mengingkari janji-Nya?
Jawabannya tentu tidak. Al Quran tidak mungkin salah dan pasti Allah menepati janjinya.
Jika do’a kita tidak dikabul, kira-kira siapa yang salah?
Yah, mungkin kita sendiri yang salah. Entah saat berdo’a atau sikap kita terhadap do’a. Kalau pun tidak salah, mungkin masih ada yang kurang saat kita berdo’a.
Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Maha Murah hati. Allah malu bila ada hamba-Nya yang menengadahkan tangan (memohon kepada-Nya) lalu dibiarkannya kosong dan kecewa.” (HR. Hakim).
Hmmm, jadi mengapa do’a kita belum atau tidak dikabul? Padahal sudah sangat jelas Allah akan mengambulkan setidap do’a hamba-Nya.
Nah … ada sesuatu …. “hamba-Nya”.
Apakah kita hamba-Nya? Yang benar-benar menghambakan diri beribadah kepada-Nya? Atau hanya inget saat ada kesulitan saja?
Ini dia bahan evaluasi kita. Sejauh mana kita benar-benar menjadi hamba Allah. Atau kita sering melupakan-Nya?
Ini yang pertama, mungkin pertolongan Allah tidak datang karena kita sendiri yang salah, yang tidak benar-benar menjadi hamba, hanya inget kepada Allah saat butuh. Lain kali, kalau lagi seneng tetap ingat Allah dan beribadah dengan rajin sebagaimana layak disebut hamba Allah.
Jika merasa diri banyak dosa, masih lalai dan malas beribadah, jangan berputus asa. Allah masih bisa mengambulkan do’a kita. Kita belajar kepada nabi Yunus as saat di dalam perut ikan paus.
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam Keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), Maka ia menyeru dalam Keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang yang zalim.” Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. dan Demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. (QS. Al-Anbiyaa’ : 87-88)
Lihat, bagaimana nabi Yunus as mengakui kesalahan yang beliau lakukan sehingga do’anya dikabulkan dan selamat dari perut ikan paus. Maka akui kesalahan diri kita, mohon ampun, dan teruslah berdo’a.
OK, adakah penghalang lain yang menyebabkan do’a dikabulkan?
Coba kita simak 2 hadist berikut ini:
Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila kamu berdoa, janganlah berkata, ‘Ya Allah, ampunilah aku kalau Engkau menghendaki, rahmatilah aku kalau Engkau menghendaki, dan berilah aku rezeki kalau Engkau menghendaki.’ Hendaklah kamu bermohon dengan kesungguhan hati sebab Allah berbuat segala apa yang dikehendaki-Nya dan tidak ada paksaan terhadap-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Hati manusia adalah kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang lain. Bila kamu mohon sesuatu kepada Allah ‘Azza wa Jalla maka mohonlah dengan penuh keyakinan bahwa doamu akan terkabul. Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan lengah.” (HR. Ahmad)
Ini bahan instropeksi yang kedua.
Sudahkah yakin?
Yakinkah do’a kita aka dikabulkan?
Ayo, tanya hati yang terdalam. Yakinkah … yakinkah?
Ciri orang yang yakin dia akan tenang, tidak gelisah, tidak grasa grusu, dan tidak stress. Kenapa, karena dalam hati terdalam dia yakin permintaanya akan Allah kabulkan.
Jadi, jika Anda sudah berdo’a, tenanglah. Allah akan mengabulkan koq.
Tentu saja ini baru pembahasan kecil tentang do’a. Silahkan belajar dengan membaca buku atau bertanya kepada para ustadz tentang cara, bacaan, dan adab berdo’a.
Bagaimana memohon pertolongan Allah dengan cepat?
Ya, saat kita sedang ditimpa masalah, maunya kita mendapatkan pertolongan Allah dengan cepat. Apa bisa?
Sebenarnya, kenapa tidak bisa. Bagi Allah adalah sangat mungkin menolong kita dengan cepat. Namun semua adalah hak Allah mau kepada menolong kita. Kita tidak bisa menentukan kapan pertolongan harus datang. Itu semua hak Allah.
Jadi jangan mendesak Allah. Serahkan kepada-Nya. Apa yang terbaik dan kapan itu datang, hanya Allah yang mengetahui. Justru kalau kita tergesa-gesa, malah sebaliknya, do’a kita tidak dikabulkan.
Hadist riwayat Abu Hurairah r.a.: bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Akan dikabulkan doa seseorang di antara kamu sekalian selama dia tidak terburu-buru berkata: ‘Aku sudah berdoa, tetapi do’aku tidak atau belum dikabulkan.’” (Shahih Muslim No.4916)
Pertolongan Allah Datang Kepada Orang yang Menolong Agama Allah
Bukan berarti Allah tidak berdaya sehingga berharap pertolongan dari manusia, tetapi ini bentuk perintah sekaligus ujian bagi kita apakah kita mau mengikuti perintah Allah. Dan Allah berjanji (yang tidak mungkin ingkar) bahwa akan menolong kita jika kita menolong agama Allah.
Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muhammad:7)
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS.Al Hajj : 40)
Cara menolong agama Allah tiada lain dengan menegakan kalimat Allah di muka bumi, dengan cara berdakwah dan berjihad serta peduli dengan umat-Nya yang sedang dilanda kesulitan seperti saudara kita di Palestina. Ini jelas membantah pendapat yang mengatakan kita tidak usah repot memikirkan negara orang lain, sebab negara kita pun banyak masalah.
Justru dengan menolong negara orang lain, adalah bagian dari menolong agama Allah yang akan mendatangkan pertolongan Allah bagi negeri kita.
Bertakwalah Kepada Allah
Jelas, bagi yang bertakwa pertolongan Allah akan datang berupa jalan keluar dari masalah kita.
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.(QS. Ath Thalaq:2)
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya jalan kemudahan dalam urusannya.(QS. Ath Thalaq:4)
Shabar dan Shalat
Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. (QS. Al Baqarah : 153)
Sejauh mana sabar kita? Apakah kita masih mengeluh? Apakah kita masih mengatakan sabar itu ada batasnya? Jika pertolongan Allah tidak kunjung tiba, mungkin kita perlu memeriksa tingkat kesabaran kita. Sejauh mana kita tetap teguh dalam kebenaran?
Begitu juga, jika pertolongan Allah terasa jauh, bagaimana dengan shalat kita? Apakah kita hanya melakukan shalat tanpa benar-benar mendirikan shalat dalam segenap kehidupan kita. Apakah kita merasa shalat sebagai penggangu aktivitas? Apakah shalat hanya sebagai pelengkap hidup?
Sejauh mana kita mengetahui cara shalat yang benar atau hanya ikut-ikutan saja? Sejauh mana hati kita ada saat kita melakukan shalat?
Jangan dulu mengeluh karena pertolongan Allah tidak juga menghampiri kita, mungkin sabar dan shalat kita yang masih perlu benahi.
Tingkatkan kualitas dan kuantitas shalat kita.
OK, kualitas sich masuk akal, artinya kita menambah khusyu’ shalat kita. Tapi apa maksudnya kuantitas? Bukankah shalat kita sudah ditetapkan jumlah rakaatnya? 17 rakaat dalam sehari?
Betul. Itu sich shalat wajib. Kita bisa meningkatkan kuantitas shalat kita dengan menambah shalat sunatnya. Banyak kan? Ada shalat tahajud, dhuha, hajat, taubat, dan rowatib. Ayo, sudah dilaksanakan semua?
Sudahkah Kita Melepaskan Kesulitan Orang lain?
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya“. (HR. Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36).
Saya juga sedang bermasalah, butuh pertolongan, tapi harus melepaskan kesulitan orang lain? Bagaimana mungkin?
Lah, itu Rasulullah yang bersabda. Pasti benar. Ikuti saja. Jika ada teman, saudara, tetangga, atau siapa pun yang sedang kesulitan, bantu saja. Maka Allah akan melepaskan kesusahan kita. Yakin, itu hadist shahih.
Jadi bukan meminta orang lain melepaskan kesulitan kita, justru sebaliknya kitalah yang melepaskan kesulitan orang lain.
Hadits ini ditujukan buat kita. Buat saya juga buat Anda. Bukan buat orang lain. Jadi jangan nyuruh orang lain melepaskan kesulitan Anda dengan bermodalkan hadits ini. Bukan itu maksudnya. Tapi maksudnya adalah amalkan hadits ini dengan cara melepaskan kesusahan orang lain.
Tentu saja boleh (bahkan bagus) menyampaikan hadits ini kepada orang lain dalam rangka dakwah, bukan ngarep agar dia menolong Anda. Meminta tolong kepada manusia juga boleh, tapi yang terpenting kepada Allah. Manusia hanyalah wasilah. Kita juga harus bisa membedakan, kapan mengamalkan hadits ini, kapan mendakwahkan. Beda!
Jika berharap pertolongan Allah, amalkan. Bantulah kesusahan orang lain.
Penutup
Sebenarnya panjang jika kita mau membahas tentang pertolongan Allah. Kita bisa terus belajar dan menggali hadits dan ayat Al Quran yang memandu kita mengatasi masalah hidup. Setidaknya, artikel ini memberikan gambaran kepada kita bahwa solusi itu ada. Bahkan solusi itu datang bersama masalah yang kita hadapi.
“Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. Al Baqarah: 214)
Tetaplah usahakan dan berdo’alah agar mendapatkan pertolongan Allah yang amat dekat, tenanglah.
Pak Ace, pembahasan tentang manusia, ruh, qalbu, fitrah, akan menjadi pembahasan panjang. Tidak mungkin saya jawab dalam sekali jawaban. Insya Allah akan saya jawab dalam artikel2 selanjutnya. Mungkin saja jika ada pembaca lain yang memiliki jawaban bisa di posting disini.
Ass.ww.wb.
Pak Rahmat, saya interes sekali dengan pembahasan tentang ‘kita’, dan pas sekali dengan apa yang sedang saya pikirkan tentang manusia. Kalau seandainya saya bicara basic intengable asset sebagai modal dasar manusia, yaitu : 1. Ruh, 2. Qalbu, 3. Akal, 4. Pikiran, 5. Fitrah, mohon bisa tolong di jelaskan description subject dan fungsinya, dan jika mungkin ada hal lainnya yang bersifat ghaib yang ada didiri kita bisa tolong juga di tambahkan. Mudah mudahan kita akan lebih tahu diri setelah tahu tentang diri ini dan akhirnya mengerti mengapa kita harus bergantung pada yang di atas.
Wassalam.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Assalamu’alaikum Wr Wb
Saya beribadah, berdo’a & berikhtiar serta bertawakal hanya kepada Allah & karena Allah.. hanya kepada Allah saya menyembah.. hanya kepada Allah saya meminta pertolonga.. saya lagi di uji keimanan & saya membutuh bantuan buat yg mereka dermawan yg hakikatnya meminta kepada Allah, yang saya tidak meminta tapi meminjam tanpa bunga. dengan jaminan sertifikat tanah ataupun jiwa dan raga saya taruhkan jika Allah mengizinkan. sumpah demi Allah saya tidak berniat menipu..sumpah demi Allah saya cuma membantu membereskan masalah saya keluarga. Insya Allah saya berkorban jiwa & raga di jalannya Allah.
saya siap disuruh apa saja untuk melunasinya asal tidak keluar dari aturan islam.. insya Allah saya siap melunasinya walaupun puluhan tahun.. jika saya harus bekerja & berbakti sampe lunas insya Allah saya siap.. misalkan jadi karyawan, pengurus mesjid atau pembersih/pembantu mesjid, karyawan ponpes, pengurus atau pembersih/pembantu mesjid ponpes.. saya kerja & usaha diluar boleh juga.. jadi apapun itu asal halal insya Allah saya siap.
alhamdulillah setahun lebih saya berusaha mebereskannya. Dengan berusaha menjalankan ibadah-ibadah seperti shalat, berdo’a, bersedekah,menyantunin anak yatim.dll. serta berwiraswasta.tapi belum ada jalan keluar.. mungkin solusinya Ada di pihak yang dermawan yang di amanati Allah. mungkin dari badan amal zakat, perusahaan ponpes, perorangan atau yang lainnya..
saya seorang pemuda lajang usia 26 bertanggung jawab atas kelangsungan hidup keluaga.. keluarga saya belasan orang rata2 masih sekolah & belum kerja.. bapak saya sudah lama sekali tidak kerja karena punya penyakit jantung,darah tinggi,diabetes dll. (Penyakit tua). Saya punya utang Total 200jt-an ke bank yg bikin tertekan itu karena berbunga. total 150juta-an saya hanya berharap kepada Allah. Karna janjinya saya bisa menjalani semua ini. Dengan berharap kemudahan,hidayah & rahmarnnya..
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Q.s Alam Nasyrah 5-6
saya kutip beberapa firman Allah & hadis Rasulullah. sebagai referensinya..
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. “Q.s At Taubah 60
Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
“Q.s Al Baqarah 280
Dari Hudzaifah, dari Nabi -shollallohu alaihi wasallam- : “Ada seseorang mati dan masuk surga. Maka ia ditanya: Apa yang pernah kau lakukan?. Beliau mengatakan: Entah dia ingat sendiri atau diingatkan, lalu mengatakan: “Aku dulunya bertransaksi dengan banyak orang, maka aku (biasanya) menangguhkan pelunasan hutang kepada mereka yang kesulitan, aku juga memberikan kelonggaran dalam hal alat pembayaranâ€. Karena itulah ia diampuni (dosanya)â€. Abu Mas’ud mengatakan: “Aku juga pernah mendengarnya dari Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- .
Dari Abdulloh bin Abu Qotadah: bahwa (ayahnya) Abu Qotadah pernah mencari orang yang berhutang kepadanya, yang bersembunyi darinya, dan akhirnya ia menemukannya. Ia mengatakan: “Sungguh aku dalam kesulitan!†Abu Qotadah mengatakan: “Sungguh demi Alloh?†ia menjawab: “Sungguh demi Alloh†Abu Qotadah mengatakan lagi: “Karena Aku pernah mendengar Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: Barangsiapa yang ingin selamat dari bencana pada hari kiamat nanti, maka hendaklah ia meringankan beban hutang orang yang kesulitan atau membebaskannya sama sekali!â€.
Hadis riwayat Hudzaifah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Para malaikat menerima ruh seorang lelaki dari umat sebelum kamu. Mereka bertanya: Apakah kamu pernah melakukan suatu kebaikan? Ia menjawab: Tidak. Mereka bertanya lagi: Cobalah kamu mengingat! Lelaki itu menjawab: Saya dahulu pernah mengutangkan orang-orang, lalu aku menyuruh pembantu-pembantuku untuk menangguhkan tagihan utang kepada orang yang sedang dalam kesulitan (miskin) serta memaafkan orang yang kaya. Rasulullah saw. bersabda: Lalu Allah swt. berfirman: Maafkanlah orang itu!. (Shahih Muslim No.2917)
Hadis riwayat Abu Mas`ud ra., ia berkata:Rasulullah saw. pernah bersabda: Seorang lelaki dari umat sebelum kamu menghadapi penghitungan amal perbuatan, lalu tidak didapati satu amal kebajikan pun miliknya, kecuali bahwa ia pernah mengutangkan manusia ketika masa kaya lalu memerintahkan pembantu-pembantunya untuk memaafkan (membebaskan utang) orang yang kesulitan. Rasulullah saw. bersabda: Allah Azza wa Jalla berfirman: Kami lebih berhak berbuat begitu dari ia, maka ampunilah dia!. (Shahih Muslim No.2921)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Dahulu terdapat seorang lelaki yang biasa mengutangkan manusia. Ia berkata kepada pembantunya: Apabila kamu menagih orang yang dalam kesulitan, maka maafkanlah ia, semoga dengan demikian Allah akan mengampuni dosa kita. Kemudian ia menemui Allah, maka Allah mengampuninya. (Shahih Muslim No.2922)
Rasulullah SAW mengingatkan, “Siapa yang mengambil harta orang lain (berutang) dan berkeinginan akan mengembalikannya, Allah akan membantu mengembalikannya. Namun, siapa yang mengambilnya dengan tujuan menghilangkannya (tidak dikembalikan), Allah akan menghilangkannya (tidak akan membantu mengembalikannya).†(HR Bukhari dari Abu Hurairah)
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang membantu melepaskan seorang Mukmin dari kesulitan dunia, Allah akan membantunya lepas dari kesulitan pada hari Kiamat. Dan, siapa yang memberikan kemudahan kepada orang lain yang tengah kesusahan, Allah akan memberikan kemudahan padanya di dunia dan di akhirat.†(HR Muslim dari Abu Hurairah)
Hadis Abu Hurairah r.a : “Sesungguhnya pernah ada jenazah seorang lelaki yang mempunyai hutang dihadapkan kepada Rasulullah s.a.w, maka baginda bertanya: Apakah dia ada meninggalkan sesuatu untuk membayar hutangnya? Sekiranya baginda diberitahu bahawa orang tersebut ada meninggalkan sesuatu untuk membayar hutangnya, maka baginda akan mendirikan sembahyang ke atas jenazahnya sekiranya dia tidak meninggalkan sesuatu baginda bersabda: Sembahyangkanlah ke atas temanmu itu. Setelah Allah memberikan kemudahan kepada baginda dalam menaklukkan negeri, baginda bersabda: Aku lebih berhak terhadap orang-orang mukmin dari pada diri mereka sendiri. Oleh itu sesiapa yang mati meninggalkan hutang maka akulah yang akan membayarnya dan sesiapa yang mati meninggalkan harta, maka harta itu untuk ahli warisnyaâ€.
saya minta bantuan do’anya bagi siapa saja yang membaca tulisan ini. . sebenarnya saya tidak ingin menuliskan semua ini. Tapi melihat beban orang tua saya terpaksa menuliskan semua ini.. MAAF.. SAYA BERNIAT MEMINJAM BUKAN MEMINTA. (Dengan tempo 20tahun/ tergantung kondisi & kebijakan). JIKALAU MEMANG ADA YANG MAU MEMBERI SAYA TERIMA (jika memang itu kehendak Allah)
semoga Allah memberi pertolongan kepada kita semua… jika Allah mengizinkan dermawan untuk membantu keluargaku.. tidak ada yg bisa menahannya. bahkan dermawan mendapatkan pahala,rezeqi,ampunan serta kemudahan- kemudahan lainnya.. amin..
jika Allah berkehendak memilih dermawan e-mail saja ke : allah_mahapenolong@yahoo.com
nanti saya kasih tahu secara rinci soal kami & identitas kami…
Katakanlah (wahai Muhammad): Wahai Tuhan yang mempunyai kuasa pemerintahan! Engkaulah yang memberi kuasa pemerintahan kepada sesiapa yang Engkau kehendaki, dan Engkaulah yang mencabut kuasa pemerintahan dari sesiapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah juga yang memuliakan sesiapa yang Engkau kehendaki dan Engkaulah yang menghina sesiapa yang Engkau kehendaki. Dalam kekuasaan Engkaulah sahaja adanya segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.
Engkaulah (wahai Tuhan) yang memasukkan waktu malam ke dalam waktu siang dan Engkaulah yang memasukkan waktu siang ke dalam waktu malam. Engkaulah juga yang mengeluarkan sesuatu yang hidup dari benda yang mati dan Engkaulah yang mengeluarkan benda yang mati dari sesuatu yang hidup. Engkau jualah yang memberi rezeki kepada sesiapa yang Engkau kehendaki, dengan tiada hitungan hisabnya.
Q.s Al’Imran ayat 26, 27
Hadis Aisyah r.a isteri Nabi s.a.w :“Nabi s.a.w sering berdoa ketika sembahyangnya dengan berkata : Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu daripada seksa kubur dan aku memohon perlindungan kepada-Mu daripada fitnah Dajal. Aku juga memohon perlindungan kepada-Mu daripada fitnah semasa hidup dan selepas mati. Ya Allah! Aku memohon perlindungan kepada-Mu dari segala dosa dan hutang. Aisyah berkata lagi: Seseorang telah berkata kepada Rasulullah s.a.w: Alangkah banyaknya kamu memohon perlindungan dari beban hutang wahai Rasulullah! Lalu Rasulullah bersabda: Sesungguhnya seseorang yang sudah terkena beban hutang, apabila dia berkata-kata dia akan berdusta dan apabila berjanji dia akan mengingkariâ€
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.†Kata Abu Umamah radhiyallahu ’anhu: â€Setelah membaca do’a tersebut, Allah berkenan menghilangkan kebingunganku dan membayarkan lunas hutangku.†(HR Abu Dawud 4/353)
“ Ya Allah, Cukuplah dengan yang dihalalkan oleh Engkau, jauhkanlah dari yang diharamkan oleh Engkau, layaklah aku, anugerahkanlah Engkau, jauhkanlah daripada mengharap-harap selain dari Engkau â€
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.†(QS Al-Baqarah ayat 186)
An-Naashir… Al-Musta’aan.. ya Allah…
ALHAMDULILLAH..
wassalamu’alaikum….
allah_mahapenolong@yahoo.com
Terima kasih atas Pencerahannya Pak Rahmat.
bagaimana cara menghindari maksiat .. baik maksiat mata, maksiat hati dll … mohon bimbingannya ,,?
Terimakasih banyak☺ sungguh brmanfaat?
Alhmdulillah sangat bermanfaat..mksih pak
Alhamdulillahirobila’lamin…
Terimakasih , saya sedang stress berat menghadapi masalah ,,,akan tetapi setelah membaca artikel dsni saya merasa disiram air es kepalanya serasa penuh dengan nasihat dan solusi
Terima Kasihh Bapak Rahmat
Apakah boleh kesulitan yg kita hadapi kita posting di medsos bertujuan agar org simpati pd kita….?
Allahu akbar. …..
Ringan kan lah beban hidup yg di blok ini khusus nya ya allah
Jauh kan lah kami dari segala kemaksiatan…
Kami berserah diri ya allah ya robb
Amin….
Maksih bnyak ya pak ini sngat brmanfaat bgi sya skli lgi mksi ya pak
Makasih pak, sangat menginspirasi.