Bangkit dari Kegagalan: Panduan Ampuh untuk Tumbuh Lebih Kuat
Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan, namun kegagalan bukanlah akhir segalanya. Artikel ini akan membimbing Anda memahami kegagalan sebagai batu loncatan untuk pertumbuhan pribadi. Temukan 4 pilar ampuh untuk menyikapi kegagalan, mengubahnya menjadi kekuatan, dan membangun ketahanan mental yang kokoh demi masa depan yang lebih cerah.

Bagaimana Cara Menyikapi Kegagalan yang Benar: Panduan Lengkap untuk Bangkit dan Tumbuh
Setiap orang pernah mengalami kegagalan. Baik itu kesalahan kecil yang terasa memalukan, keputusan yang tampak konyol, atau tindakan yang secara terang-terangan dianggap bodoh. Pertanyaannya, bagaimana cara menyikapi kegagalan yang benar? Kegagalan seringkali meninggalkan luka, membuat kita ragu pada kemampuan diri, bahkan terkadang membuat kita ingin menyerah. Namun, tahukah Anda bahwa di balik setiap kegagalan, tersimpan potensi besar untuk pembelajaran dan pertumbuhan? Artikel ini akan mengupas tuntas 4 cara menyikapi kegagalan yang benar, lengkap dengan pembaruan informasi, rujukan, dan pendalaman makna yang akan membantu Anda tidak hanya bangkit, tetapi juga menjadi pribadi yang lebih tangguh, ahli, dan bijak dalam mengarungi hidup.
Memahami Hakikat Kegagalan: Lebih dari Sekadar Titik Akhir
Sebelum melangkah lebih jauh pada cara menyikapi kegagalan, penting untuk meresapi pemahaman yang lebih dalam tentang apa itu kegagalan. Seringkali, kita melabeli diri kita sebagai “gagal” hanya karena satu peristiwa buruk. Padahal, kegagalan bukanlah identitas kita, melainkan sebuah pengalaman yang bisa membentuk kita. Memahami makna kegagalan yang sesungguhnya adalah langkah awal untuk bisa menghadapinya dengan bijak.
Cara Menyikapi Kegagalan yang Benar: Pilar Pertama – Tidak Ada yang Salah dengan Diri Anda
Frasa “So what gitu loh…” mungkin terdengar santai, namun esensinya sangat penting. Ya, Anda mungkin telah melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan. Namun, itu tidak berarti ada yang salah secara fundamental dengan diri Anda sebagai manusia. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat At-Tiin ayat 4:
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Jika Sang Pencipta sendiri menyatakan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk terbaik, mengapa kita sebagai manusia justru mudah memvonis diri sendiri secara negatif? Mengatakan “Saya tidak mampu” atau “Saya memang bodoh” bukanlah sekadar perkataan. Pikiran dan tindakan kita sehari-hari adalah cerminan dari bagaimana kita memandang diri sendiri. Jika kita terus-menerus merendahkan diri, maka itulah yang akan menjadi kenyataan dalam hidup kita.
Kita seringkali lupa bahwa kita memiliki potensi yang luar biasa. Banyak orang yang menyia-nyiakan potensi ini, bukan karena mereka tidak memilikinya, tetapi karena salah satu dari dua alasan berikut: pertama, mereka tidak bersyukur atas nikmat potensi yang diberikan Allah SWT, sehingga mereka lalai memanfaatkannya. Kedua, mereka memvonis diri sendiri tidak mampu. Meskipun mungkin mereka tidak secara eksplisit mengatakan “Saya tidak mampu”, perilaku mereka sehari-hari justru menunjukkan anggapan bahwa diri mereka tidak berdaya.
Sejatinya, kita dilahirkan dalam keadaan “kosong” atau fitrah. Segala perubahan dan pembentukan diri kita menjadi pribadi seperti sekarang ini adalah hasil dari berbagai interaksi, pengaruh dari lingkungan, orang tua, dan tentu saja, diri kita sendiri. Oleh karena itu, meskipun kita pernah melakukan berbagai kesalahan dan mengalami kegagalan, itu semua adalah hasil dari pikiran dan tindakan kita saat itu, bukan takdir mutlak kita. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala). (HR. Bukhari)
Jika akhlak dan kepribadian kita adalah bentukan dari interaksi dan pengaruh manusia, termasuk orang tua dan diri kita sendiri, maka kita pun memiliki kemampuan untuk mengubah diri kita menjadi pribadi yang lebih baik, sesuai dengan apa yang kita inginkan. Ini berarti, jika diri kita saat ini adalah hasil dari pikiran dan tindakan di masa lalu, maka kita bisa berubah dengan cara mengubah pikiran dan tindakan kita di masa kini. Anda memiliki kekuatan untuk berubah! Ini adalah inti dari semangat setelah gagal.
Meskipun orang tua memiliki peran signifikan dalam membentuk diri kita, penting untuk tidak menyalahkan mereka. Hampir semua orang tua memiliki niat baik bagi anak-anak mereka, meskipun terkadang mereka mungkin kekurangan ilmu atau pemahaman yang tepat. Tugas kita sebagai anak adalah tetap berbakti kepada orang tua dan memaafkan segala kesalahan mereka. Kini, Anda telah dewasa. Tugas membentuk diri menjadi pribadi yang lebih baik sepenuhnya berada di tangan Anda, melalui perubahan pikiran dan tindakan Anda.
Camilah ini dalam hati: jika Anda gagal, itu hanyalah sebuah peristiwa. Diri Anda, potensi Anda, dan nilai Anda tidak berkurang. Anda tidak menjadi pribadi yang lebih rendah. Justru, pengalaman kegagalan yang Anda lalui telah menempa Anda menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih kuat.
Banyak riset modern yang mendukung konsep ini. Sebagai contoh, penelitian dalam bidang psikologi positif seringkali menekankan pentingnya pertumbuhan pasca-trauma (post-traumatic growth), di mana individu yang mengalami peristiwa sulit, termasuk kegagalan signifikan, dapat mengalami perubahan positif dalam diri mereka, seperti peningkatan apresiasi terhadap kehidupan, hubungan yang lebih mendalam, kekuatan pribadi yang baru, dan eksistensi yang lebih bermakna. Ini menunjukkan bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan sebuah kesempatan untuk menempa diri menjadi lebih baik. Memahami dampak kegagalan secara positif adalah kunci untuk bangkit.
Cara Menyikapi Kegagalan yang Benar: Pilar Kedua – Yakinlah Setiap Kegagalan Ada Hikmahnya
Fokuslah pada pembelajaran dan hikmah kegagalan Anda. Pelajaran ini akan menjadi bekal berharga untuk setiap percobaan di masa depan. Setidaknya, Anda kini mengetahui cara yang salah atau kesalahan spesifik yang terjadi, sehingga Anda dapat menghindarinya di kemudian hari. Ini adalah inti dari pelajaran dari kegagalan.
Setiap kegagalan selalu menyimpan hikmah. Tugas kita adalah menemukannya. Hal ini jauh lebih penting daripada hanya meratapi kerugian yang Anda alami. Ya, memang ada kerugian, baik materi maupun waktu. Namun, yakinkanlah diri Anda bahwa semuanya akan tergantikan oleh hikmah yang lebih besar.
Kesalahan fatal terjadi ketika kita mengalami kegagalan namun tidak pernah berusaha mengambil hikmahnya. Pada kondisi seperti ini, kegagalan hanya akan menjadi kegagalan yang tidak berarti. Petiklah manfaat dari kegagalan Anda, berupa hikmah yang bermanfaat untuk kehidupan Anda ke depan. Ini juga merupakan bagian penting dari solusi kegagalan.
Konsep menemukan hikmah dalam setiap kejadian adalah prinsip yang umum di berbagai tradisi spiritual dan filosofis. Dalam Islam, keyakinan ini tertuang dalam banyak ayat dan hadits yang mengajarkan tentang qada dan qadar, serta pentingnya berprasangka baik kepada Allah SWT. Psikologi modern pun mendukung gagasan ini melalui konsep cognitive reframing, yaitu cara mengubah cara pandang terhadap suatu situasi negatif agar menjadi lebih positif dan konstruktif. Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Journal of Personality and Social Psychology pada tahun 2023 menunjukkan bahwa individu yang mampu melakukan cognitive reframing terhadap pengalaman sulit memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang lebih tinggi dan lebih mampu mengatasi kegagalan.
Fokus pada hikmah adalah cara yang populer dalam menyikapi kegagalan. Namun, untuk sikap ketiga dan keempat, sebagian orang mungkin menganggapnya sebagai cara yang kurang umum atau bahkan asing.
Cara Menyikapi Kegagalan yang Benar: Pilar Ketiga – Kegagalan Itu Sifatnya Sementara
Anggaplah kegagalan sebagai kekalahan dalam sebuah pertempuran, bukan kekalahan dalam sebuah perang. Anda mungkin gagal dalam satu upaya bisnis pada waktu tertentu, tetapi itu tidak berarti Anda gagal selamanya. Anda masih memiliki peluang untuk berhasil di waktu lain atau dalam bisnis yang berbeda. Ini adalah inti dari bagaimana cara move on setelah gagal.
Oleh karena itu, kita harus yakin bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan hanya sebuah batu sandungan yang menghalangi langkah Anda sejenak. Anda hanya perlu bangkit kembali, kemudian terus melangkah. Jika ada luka, obati luka tersebut, lalu lanjutkan perjalanan Anda. Konsep bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda memiliki makna yang serupa. Namun, cara menyikapi kegagalan ini harus benar. Jika salah dalam memahaminya, kegagalan bisa berbuah kegagalan lainnya.
Sikap ini harus disatukan dengan dua sikap sebelumnya, yaitu keyakinan akan adanya hikmah di balik setiap kegagalan, dan cara menyikapi kegagalan keempat.
Konsep bahwa kegagalan bersifat sementara didukung oleh banyak kisah sukses tokoh-tokoh dunia. Thomas Edison, misalnya, dikenal karena puluhan ribu kali percobaan sebelum berhasil menciptakan bola lampu pijar. Kegagalannya bukanlah akhir, melainkan proses menuju penemuan. Dalam konteks bisnis, banyak perusahaan besar yang memulai dengan serangkaian kegagalan sebelum akhirnya mencapai kesuksesan global. Ini menegaskan bahwa ketekunan dan perspektif jangka panjang adalah kunci bangkit dari kegagalan.
Banyak studi mengenai kewirausahaan yang menunjukkan bahwa tingkat kegigihan (grit) adalah prediktor kuat kesuksesan. Individu dengan grit cenderung melihat kegagalan sebagai hambatan sementara yang dapat diatasi, bukan sebagai alasan untuk menyerah. Sebuah artikel di Harvard Business Review tahun 2022 membahas bagaimana para pemimpin yang sukses seringkali memiliki pola pikir yang menganggap kegagalan sebagai bagian dari proses pembelajaran yang tak terhindarkan, dan mereka secara aktif mencari cara untuk bangkit lagi setelah gagal.
Cara Menyikapi Kegagalan yang Benar: Pilar Keempat – Ada Benih Kebaikan dalam Setiap Kegagalan
Ketika kita melakukan sesuatu yang positif, seperti berbisnis dengan niat baik, maka pada dasarnya kita sedang melakukan kebaikan. Dan setiap kebaikan pada akhirnya akan kembali kepada diri kita. Kecuali jika niat awal bisnis Anda memang salah, maka Anda tidak perlu khawatir tentang kegagalan bisnis tersebut, karena di dalamnya tetap ada benih kebaikan yang kelak akan Anda petik.
Artinya, semakin sering Anda mengalami kegagalan (dengan niat dan tindakan yang baik), sejatinya Anda sedang menabur semakin banyak benih kebaikan. Benih-benih ini akan kembali kepada Anda, entah kapan, tetapi pasti akan datang. Anda mungkin tidak tahu kapan waktunya, tetapi harus yakin bahwa kebaikan itu akan tiba. Kegagalan demi kegagalan yang Anda alami seolah sedang Anda gunakan untuk menabung kebaikan. Suatu saat, Anda akan memanennya.
Kunci dari pilar keempat ini adalah keyakinan. Yakinlah bahwa ada kebaikan yang tersembunyi di balik setiap kegagalan yang Anda alami. Ini adalah bentuk dari cara berpikir positif setelah gagal.
Pandangan bahwa setiap kegagalan membawa benih kebaikan memiliki akar yang kuat dalam berbagai filsafat dan agama. Dalam Islam, konsep pahala atas kesabaran dan ujian adalah hal yang fundamental. Ketika kita berusaha dengan sungguh-sungguh dan menemui kegagalan, namun tetap bersabar dan tidak putus asa, maka kesabaran itu sendiri adalah sebuah kebaikan yang akan mendatangkan balasan. Selain itu, pengalaman kegagalan seringkali mengajarkan kita tentang kerendahan hati, ketekunan, dan kebijaksanaan yang tidak bisa didapatkan dari kesuksesan semata. Ini adalah pelajaran hidup dari kegagalan yang sangat berharga.
Penelitian dalam psikologi organisasi juga menunjukkan bahwa perusahaan yang mendorong budaya belajar dari kesalahan, di mana kegagalan dilihat sebagai peluang untuk inovasi dan perbaikan, cenderung lebih tangguh dan adaptif. Karyawan yang merasa aman untuk mencoba hal baru tanpa takut dihukum karena kegagalan, lebih mungkin untuk berpikir kreatif dan mengembangkan solusi inovatif. Hal ini menunjukkan bahwa “benih kebaikan” yang dimaksud bisa juga berupa peningkatan kapasitas inovasi dan pemecahan masalah.
Menerapkan keempat pilar ini secara konsisten tidak hanya akan membantu Anda mengatasi rasa kecewa, tetapi juga akan menjadikan Anda pribadi yang semakin tangguh, ahli, dan bijak dalam mengarungi kehidupan Anda selanjutnya. Ini adalah bentuk dari mental kuat menghadapi kegagalan dan upaya untuk evaluasi kegagalan yang konstruktif.
Memperdalam Pemahaman: Evaluasi Kegagalan dan Membangun Ketahanan Mental
Setelah memahami empat pilar utama cara menyikapi kegagalan, penting untuk menggali lebih dalam bagaimana kita dapat mengaplikasikannya secara efektif. Evaluasi kegagalan adalah proses krusial yang seringkali terlewatkan.
Proses Evaluasi Kegagalan yang Konstruktif
Setiap kegagalan memberikan kesempatan emas untuk melakukan evaluasi kegagalan. Alih-alih tenggelam dalam penyesalan, luangkan waktu untuk menganalisis secara objektif apa yang salah. Tanyakan pada diri sendiri:
- Apa saja faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kegagalan ini? Apakah itu kurangnya persiapan, kesalahan dalam strategi, faktor eksternal yang tidak terduga, atau kombinasi dari semuanya?
- Apa yang bisa saya pelajari dari setiap faktor tersebut? Pelajaran apa yang spesifik untuk situasi ini?
- Bagaimana saya bisa menerapkan pembelajaran ini di masa depan? Perubahan apa yang perlu saya lakukan dalam pendekatan, strategi, atau keterampilan saya?
Proses ini memerlukan kejujuran diri dan kemauan untuk melihat kekurangan, bukan untuk menghukum diri sendiri, melainkan untuk perbaikan. Tanpa evaluasi yang cermat, kita berisiko mengulangi kesalahan yang sama, yang justru akan memperburuk dampak kegagalan.
Studi-studi tentang manajemen dan kepemimpinan sering menekankan pentingnya post-mortem analysis atau analisis pasca-kejadian. Analisis ini bukan untuk mencari siapa yang salah, tetapi untuk memahami akar masalah dan mencegah terulangnya kejadian serupa. Sebuah artikel dari McKinsey & Company tahun 2023 membahas bagaimana organisasi yang menerapkan proses pembelajaran pasca-kegagalan secara sistematis memiliki tingkat inovasi yang lebih tinggi dan ketahanan yang lebih baik dalam menghadapi perubahan pasar.
Membangun Mental Kuat Menghadapi Kegagalan
Kegagalan adalah ujian bagi ketahanan mental kita. Mental kuat menghadapi kegagalan bukanlah sesuatu yang dimiliki sejak lahir, melainkan sebuah keterampilan yang dapat dilatih dan dikembangkan. Berikut beberapa cara untuk membangunnya:
- Mengembangkan Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset): Seperti yang dibahas oleh Carol Dweck, psikolog terkemuka, individu dengan pola pikir bertumbuh percaya bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan melalui dedikasi dan kerja keras. Mereka melihat tantangan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai ancaman. Kegagalan dipandang sebagai bagian alami dari proses pembelajaran.
- Praktikkan Penerimaan Diri: Menerima bahwa kegagalan adalah bagian dari kehidupan dan bahwa Anda, sebagai manusia, tidak sempurna adalah langkah penting. Ini bukan berarti pasrah, melainkan menerima kenyataan agar Anda bisa bergerak maju. Menerima kegagalan adalah fondasi untuk bangkit.
- Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil: Terlalu fokus pada hasil akhir bisa membuat kita sangat kecewa ketika gagal. Sebaliknya, menghargai dan fokus pada proses belajar, usaha, dan ketekunan yang telah kita lakukan, bahkan ketika hasil akhir tidak sesuai harapan, dapat memberikan rasa kepuasan tersendiri dan menjaga motivasi.
- Membangun Jaringan Dukungan: Memiliki teman, keluarga, atau mentor yang bisa diajak bicara saat Anda merasa terpuruk sangatlah penting. Berbagi pengalaman dan mendapatkan perspektif dari orang lain dapat memberikan kekuatan dan sudut pandang baru.
Penelitian dalam psikologi positif seringkali mengaitkan ketahanan mental dengan kemampuan seseorang untuk mengatasi kegagalan. Individu yang tangguh secara mental cenderung memiliki pandangan yang optimis, kemampuan untuk mengatur emosi mereka, dan pandangan bahwa mereka memiliki kendali atas respons mereka terhadap peristiwa hidup, meskipun tidak selalu kendali atas peristiwa itu sendiri. Mengembangkan motivasi kegagalan yang positif adalah tentang mengalihkan fokus dari rasa sakit kegagalan menjadi kekuatan yang dapat diperoleh darinya.
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
Bagaimana cara menghilangkan rasa kecewa setelah gagal?
Menghilangkan rasa kecewa setelah gagal memerlukan waktu dan beberapa strategi. Pertama, izinkan diri Anda untuk merasakan emosi tersebut tanpa menghakiminya. Kedua, terapkan pilar pertama: ingatkan diri bahwa kegagalan bukanlah cerminan dari nilai diri Anda. Ketiga, fokus pada hikmah dari kegagalan tersebut (pilar kedua). Tanyakan apa yang bisa dipelajari. Keempat, yakinkan diri bahwa kegagalan itu sementara (pilar ketiga) dan ada kebaikan di baliknya (pilar keempat). Membangun cara berpikir positif setelah gagal adalah kunci utama dalam proses ini.
Apa yang harus dilakukan ketika mengalami kegagalan?
Ketika mengalami kegagalan, langkah pertama adalah mengambil napas dalam-dalam dan tidak bertindak gegabah dalam keadaan emosional. Kemudian, terapkan keempat pilar cara menyikapi kegagalan: 1) Ingatkan diri bahwa kegagalan tidak mengurangi nilai diri Anda. 2) Cari dan renungkan hikmah di baliknya. 3) Sadari bahwa kegagalan bersifat sementara. 4) Yakini ada benih kebaikan yang akan tumbuh. Lakukan evaluasi kegagalan secara objektif untuk pembelajaran dan fokuslah untuk bangkit lagi setelah gagal.
Apa tanda orang yang tidak pernah gagal?
Secara realistis, sangat jarang, bahkan hampir mustahil, menemukan orang yang benar-benar tidak pernah mengalami kegagalan sama sekali. Biasanya, orang yang tampak “tidak pernah gagal” adalah mereka yang: a) sangat berhati-hati dan menghindari risiko ekstrem, b) hanya menampilkan kesuksesan mereka dan menyembunyikan kegagalan, atau c) memiliki definisi kegagalan yang sangat sempit. Sebaliknya, orang yang paling berhasil seringkali adalah mereka yang paling sering mencoba dan, tentu saja, mengalami lebih banyak kegagalan.
Bagaimana cara menerima kegagalan dalam hidup?
Menerima kegagalan dalam hidup berarti memahami bahwa itu adalah bagian tak terpisahkan dari pengalaman manusia. Cara menerimanya meliputi: 1) Sadari bahwa Anda telah melakukan yang terbaik dengan sumber daya dan pengetahuan yang Anda miliki saat itu. 2) Pisahkan peristiwa kegagalan dari identitas diri Anda. 3) Fokus pada pembelajaran dan pertumbuhan yang bisa didapat (hikmah). 4) Berhenti membandingkan diri Anda dengan orang lain. 5) Latih rasa syukur atas apa yang masih Anda miliki. Menerima kegagalan adalah langkah awal untuk memprosesnya dan move on setelah gagal.
Apa saja manfaat dari kegagalan?
Manfaat dari kegagalan sangat banyak, antara lain: 1) Memberikan pelajaran berharga yang tidak bisa didapatkan dari kesuksesan. 2) Membangun ketahanan mental dan kekuatan karakter. 3) Mendorong inovasi dan kreativitas karena memaksa kita mencari solusi baru. 4) Menumbuhkan kerendahan hati dan kesabaran. 5) Memberikan perspektif baru tentang hidup dan prioritas. 6) Mempersiapkan kita untuk kesuksesan di masa depan yang lebih kokoh. Kegagalan adalah guru terbaik yang mengajarkan pelajaran hidup dari kegagalan yang mendalam.
Dengan memahami dan mengaplikasikan keempat pilar cara menyikapi kegagalan ini, Anda tidak hanya akan mampu bertahan saat menghadapi rintangan, tetapi juga akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat, bijaksana, dan siap menghadapi tantangan apa pun yang menghadang. Ingatlah, setiap langkah mundur bisa menjadi awalan untuk lompatan yang lebih jauh ke depan.


Assalamua’laikum
Segala sesuatu di dunia ini bersifat relatif. Jika Kita memandang Kita sendiri sulit untuk maju maka itu yang akan terjadi. Jika Kita memandang bisa maju, maka Kita akan mendapatkan letupan energi dan semangat untuk Kemajuan Diri Kita. Saya Percaya dengan hal itu, Bagaimana dengan Anda Pak Rahmat ? Pembaca lain yakin g ???
Tentu saja. Emang ada alasan untuk tidak percaya? Banyak yang dulu “baru mimpi” sekarang sudah kenyataan. Kenapa tidak membuat mimpi yang lebih besar lagi? Potensi saya, Anda, dan semua orang dahsyat!
Kesalahan dan kegagalan adalah guru yang paling mahal di dunia ini, bila kita seorang pejuang maka kita akan selalu bertanya: apa yang harus kita pelajari dari kegagalan ini yang akan membuat kita jadi lebih baik, lebih hebat, lebih kuat, lebih kaya, lebih langsing, lebih harmonis, lebih tahan lama, lebih dari apapun.. sehingga kita maju selangkah lebih baik dibanding orang yang menyalahkan keadaan atas kegagalan yang dialaminya.
semoga bermanfaat.
Jika karena sebuah kegagalan menjadikan manusia sukses, itu bukanlah gagal tapi KESUKSESAN.
Andakata kesalahan yang manusia lakukan menjadikan ia sebagai insan yang benar maka itu KEBENARAN…
Apabila keburukan membuat kita menjadi pribadi baik, mulia nan anggun. Maka itu KEBAIKAN….
Semuanya berawal dari impian. Kita ingin menjadi apa, dan ingin menjadi siapa? Impian melahirkan niat, niat melahirkan action. Action melahirkan kebiasaan. Kebiasaan akan menjadikan karakter. Karakter membentuk cara berpikir dan bersikap. Cara berpikir dan bersikap menentukan keputusan dan pilihan yang kita ambil. Keputusan kita hari ini akan berpengaruh pada kehidupan kita 5 tahun mendatang. Semoga Allah swt selalu memberikan perlindungan dan kekuatan dalam menghadapi setiap tantangan yang kita hadapi.
Mulailah menata rencana masa depan anda dalam bingkai cita-cita. Renungkan dan pelajari kemudian bersikaplah secara dewasa karena kesuksesan akan selalu datang pada setiap orang yang meyakininya. Ini hanya soal persepsi Anda tentang hidup bukan harapan Anda agar hidup memahami Anda. Mudah-mudahan Allah memberikan sarana dan hidayah terbaik dalam rahmatnya.
kesalahan adalah manusiawi asal tidak berulang-ulang pada masalah yang sama
Bagus sekali artikelnya
Right, Tekadang manusia memerlukan suatu proses dalam hal ini karena pada hakikatnya pikiran manusia tidak selalu sinkron dengan bukti yang telah di janjian Sang Khaliq kepada hamba-Nya. Disuatu kondisi manusia sering melakukan hal bodoh, padahal mereka mengetahui bahwa itu tidak baik, tetapi masih tetap dijalani. Disisi lain ada kondisi dimana dia berpikir cemerlang, sehingga banyak mengahsilkan kebaikan. Itu lah pola pikir manusia, dimana kita dituntut senantiasa memilih mana langkah terbaik dari langkah-langkah lainnya untuk mencapai tujuan sesungguhnya.
Izin Share pak Rahmat untuk artikel Ini