|

Mari Kita Beralasan Untuk Meraih Sukses Labih Besar

Jika kita sedang berbicara tentang kesuksesan, saya kita sudah faham bahwa alasan adalah salah satu penyebab kegagalan. Lalu kenapa saya malah mengajak mari beralasan?

Tahukah Anda bahwa alasan memiliki kekuatan? Kekuatan alasan itu bisa merusak dan juga bisa membangun. Sekarang tinggal Anda pilih, mau mengunakan alasan sebagai alat perusak atau alat pembangun.

Alasan Yang Merusak dan Membangun

Jangan Banyak Alasan!

Mari Kita Beralasan Untuk Meraih Sukses Labih Besar

Pernah mendengar perintah atau perkataan “jangan banyak alasan”? Ya, itu yang dimaksud adalah alasan yang merusak. Alasan-alasan yang menyebabkan Anda menghentikan usaha Anda. Alasan-alasan yang membuat Anda menyerah. Alasan-alasan yang membuat Anda tidak bekerja keras.

Cobalah sedikit memberikan perhatiaan saat orang lain menggunakan alasan. Kebanyakan orang menggunakan alasan untuk menutupi kesalahan atau untuk mempertahankan status quo-nya.

“Saya terlambat karena….”
“Saya gagal karena…”
“Saya tidak bisa bisnis karena…”

Polanya sederhana, jika diawali dengan kata negatif, maka alasan akan menjadi kekuatan yang merusak. Mulai sekarang, jangan atau setidaknya kurangi pola kalimat seperti ini dalam kehidupan Anda.

“Tapi alasan saya benar.”

Tanpa sadar, baru saja Anda mengeluarkan alasan yang merusak lagi. Silahkan Anda mau beranggapan benar atau tidak. Namun tetap saja tidak akan memberdayakan diri Anda. Akan lebih baik, Anda memilih alasan-alasan yang membangun.

Alasan-alasan yang merusak sering terjadi digunakan untuk menutupi kesalahan, kekurangan, dan kemalasan. Untuk pembahasan ini, silahkan baca artikel lainnya yang membahas, kapan datangnya alasan. Setelah Anda memahami kapan datangnya alasan, Anda akan mengerti bahwa alasan itu hanya untuk pentutup atau pembenaran atas kemalasannya.

Alasan yang Membangun

Mari Kita Beralasan Untuk Meraih Sukses Labih Besar

Orang sukses menggunakan alasan sebagai kekuatan yang membangun. Sementara orang gagal menjadikan alasan sebagai kekuatan yang merusak. Bagaimana caranya agar alasan menjadi kekuatan yang membangun?

Caranya mudah, balikan saja pola kalimatnya. Jika alasan mengikuti kalimat negatif menjadi alasan merusak, maka alasan yang mengikuti kalimat positif akan menjadi kalimat yang membangun.

“Saya harus bisnis karena…”
“Saya memilih gembira karena…”
“Saya memilih memberi karena…”

Anda otomatis akan mengisi titik-titik pada kalimat tersebut dengan sebuah alasan yang positif dan akan memberdayakan hidup Anda. Semakin kuat alasan yang Anda berikan, akan semakin kuat motivasi yang dihasilkan oleh alasan Anda. Alasan adalah sumber motivasi.

Bagaimana agar alasan memberikan kekuatan yang besar?

  1. Jadikan pekerjaan Anda sebagai ibadah. Jika pekerjaan Anda sebagai ibadah, meskipun gagal, kita akan tetap mendapatkan pahala selama kita ikhlas. Jadi niatkan untuk beribadah dengan ikhlas.
  2. Jadikan pekerjaan sebagai salah satu langkah Anda untuk melakukan misi hidup dan mencapai visi Anda.
  3. Jadikan pekerjaan sebagai salah satu bentuk kontribusi Anda kepada sesama.

Jika setiap pekerjaan setidaknya mengandung ketiga alasan ini, maka pekerjaan ini akan kita lakukan dengan penuh semangat sebab alasan yang Anda buat akan memberdayakan.

Perbesar Alasan Anda Meraih Tujuan

Orang sering menyebutnya dengan BIG WHY. Artinya alasan besar mengapa Anda ingin melakukan sesuatu. Semakin besar alasannya akan semakin besar motivasi atau energi pendorong Anda melakukan hal tersebut. BIG WHY adalah salah satu cara meraih sukses karena Anda akan bertindak terus sampai tujuan Anda tercapai.

Berbeda dengan orang yang sekedar iseng. Iseng artinya dia tidak memiliki alasan yang kuat untuk melakukan sesuatu. Sehingga tanpa sadar dia mengatakan ada dirinya sendiri, gagal pun tidak apa-apa. Maka tidak akan ada upaya yang sungguh-sungguh mencegah kegagalan.

Nah, jika Anda ingin sukses, salah satu kuncinya adalah jangan iseng. Tapi harus serius untuk alasan yang besar, untuk alasan yang memberikan energi dorongan yang sangat besar. Inilah langkah sukses Anda. Anda akan mendapatkan apa yang Anda inginkan, jika Anda bersungguh-sungguh. Man jadda wajada!

Jika sebuah keinginan benar-benar Anda inginkan, maka Anda akan meraihnya. Salah satu cara memperbesar keinginan itu adalah dengan memperbesar alasan sehingga menghasilkan sebuah BIG WHY. Jika gagal menentukan BIG WHY, lebih baik cari yang lain yang memiliki BIG WHY.

Apa yang Anda sedang lakukan sekarang? Apa BIG WHY-nya? Jika ternyata tidak ada atau tidak cukup besar, artinya apa yang Anda lakukan itu kurang berarti. Kenapa tidak menggantinya dengan yang lebih berarti bagi diri Anda, keluarga, bangsa, dan agama?

Mungkin apa yang sedang Anda lakukan adalah sesuatu yang berarti atau bermakna. Hanya saja Anda kurang sadar tentang alasan dibaliknya. Akan lebih baik, segera temukan alasan besar kenapa Anda melakukannya. Atau jika asal mulanya alasan Anda melakukan adalah alasan kecil, sekarang pikirkan alasan besarnya.

Cobalah daftar apa yang selama ini Anda lakukan. Tulis di software pengolah kata seperti MS Word. Di kolom kanannya jelaskan BIG WHY-nya masing-masing. Terus analisa setiap tindakan yang Anda lakukan, tentukan BIG WHYnya. Dari sini Anda bisa melihat sejauh mana Anda melakukan hal yang berarti selama ini.

Tujuan Terbesar

Bukankah kita hidup hanya untuk beribadah kepada Allah? Nah tujuan terbesar atas apa yang kita lakukan adalah selalu dalam rangka beribadah. Saat Anda memeriksa daftar kegiatan Anda beserta BIG WHY-nya, adakah yang tidak dalam rangka ibadah? Jika ada, maka langsung saja coret.

“Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaku” (Q.S adz-Dzaariyaat ayat 56)

Ibnu Abbas berkata: Semua penyebutan ibadah dalam al-Quran maknanya adalah tauhid (Tafsir al-Qurthuby (18/193). Artinya, jika dalam al-Quran terdapat perintah untuk beribadah kepada Allah, maksudnya adalah tauhidkan Allah atau sembahlah (beribadahlah) hanya kepada Allah. Karena itu, makna ayat ini adalah: Tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali agar mereka beribadah hanya kepadaKu.

Ibadah adalah penghambaan. Segala macam perbuatan atau ucapan yang dicintai dan diridhai oleh Allah adalah ibadah. Termasuk juga amalan hati seperti cinta kepada Allah, tunduk; menghinakan dan merendahkan diri, takut, berharap, tawakkal, semuanya adalah ibadah.

Tujuan Besar Bisnis

Untuk apa Anda berbisnis? Tentu tujuannya sangat baik dan bernilai ibadah yaitu mencari rizki yang halal dan untuk menafkahi orang tua, istri, dan anak.

Lalu itu saja? Pernahkah berpikir tujuan yang lebih besar? Yaitu memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada manusia, baik melalui produk atau jasa kita maupun melalui kehadiran bisnis kita.

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya.” (Muttafaq ‘alaih)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

Barang siapa yang memudah kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan baginya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim).

Luar biasa jika kehadiran bisnis kita bisa membantu kesulitan banyak orang. Baik kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan maupun kesulitan atas masalah yang bisa diatasi dengan produk atau jasa kita. Ini salah satu BIG WHY yang perlu Anda miliki saat berbisnis.

Penutup

Orang boleh beralasan untuk tidak memakai helm saat mengendarai sepeda motor. Apakah alasan itu melindungi dia dari kecelakaan? Anda juga bisa membuat alasan mengapa harus memakai helm. Keduanya ada pada kendali Anda. Anda bisa memilih dan Anda bisa menentukan. Jika Anda mengatakan tidak bisa, yah karena Anda masih punya alasan yang merusak.

By the way, saya membahas ada 2 alasan disini. Jika kita membaca berbagai literatur sukses atau pengembangan diri dalam bahasa Inggris, kedua alasan ini dibahasakan dengan dua kata yang berbeda. Alasan yang merusak disebut excuse dan alasan lainnya disebut reason.

Namun Anda boleh lupakan bahasa, tetapi fokus pentingnya beralasan besar terhadap apa yang Anda lakukan saat ini dan di masa depan. Alasan harus benar dan besar untuk sukses dunia dan akhirat.


Kunjungi Juga:

Mau Umroh? Meski Anda Tidak Punya Uang dan Belum Siap?

5 Comments

  1. Terima kasih. Saya selalu membaca artikel-artikel yang anda kirim KARENA isinya LUAR BIASA.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *