Perlukah Rencana Itu?
Setelah menelusuri berbagai sumber, saya menemukan perdebatan seputar perlunya memiliki rencana dalam mencapai tujuan. Beberapa orang berpendapat bahwa rencana tidak perlu, sementara yang lain menganggapnya sebagai langkah krusial. Pertanyaannya, mana yang sebenarnya benar?
Dua Pendapat Tentang Perlukah Rencana Itu
Pendapat Pertama: Tidak Perlu Rencana
Pendapat awal yang berpendapat bahwa tidak perlu membuat rencana bersumber dari pengamatan bahwa banyak orang menghabiskan waktu untuk merencanakan, namun sering kali mengalami kesulitan dalam melaksanakannya. Para penganut pandangan ini berargumen bahwa ketidakmampuan untuk bertindak terjadi karena adanya keterlaluan dalam mengejar kesempurnaan rencana. Fenomena ini muncul karena terjebak dalam keyakinan bahwa sebuah rencana harus mencapai tingkat kesempurnaan tertinggi, lengkap hingga ke detil-detilnya, yang pada akhirnya malah menunda pelaksanaan.
Mengapa hal ini terjadi? Para pemegang pandangan ini percaya bahwa terlalu banyak perhatian terhadap detail dan keinginan untuk menciptakan rencana yang tak tergoyahkan seringkali berujung pada prokrastinasi. Mereka merasa perlu untuk memiliki gambaran rencana yang sempurna sebelum melangkah, padahal kenyataannya, kesempurnaan itu sendiri dapat menjadi penghambat aksi.
Dalam pandangan ini, terdapat pelajaran berharga bahwa merencanakan dengan baik memang penting, tetapi tidak boleh sampai menghalangi kemampuan untuk segera bertindak. Kesempurnaan rencana bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bahwa sebuah rencana yang baik adalah yang dapat kita mulai dari apa yang sudah ada, meskipun belum mencapai tingkat kesempurnaan yang seringkali sulit dicapai.
Pendapat Kedua: Harus Memiliki Rencana
Pendapat kedua, yang menegaskan bahwa memiliki rencana merupakan keharusan, muncul sebagai hasil dari observasi bahwa melibatkan diri dalam tindakan tanpa panduan rencana seringkali mengakibatkan pengambilan langkah yang tidak tepat dan berisiko. Oleh karena itu, kesimpulan yang diambil dari pemahaman ini adalah bahwa memiliki rencana merupakan tindakan yang bijaksana.
Menyusun rencana sebelum melangkah membantu mengurangi potensi kesalahan dan risiko yang mungkin timbul dalam proses pencapaian tujuan. Pandangan ini menekankan pentingnya memiliki pandangan jelas tentang langkah-langkah yang akan diambil, sehingga meminimalkan ketidakpastian dan meningkatkan kesuksesan dalam mencapai hasil yang diinginkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rencana menjadi landasan yang kokoh dan strategis dalam perjalanan menuju tujuan yang diinginkan.
Rencana Yang Benar dan Rencana Yang Sempurna
Dari kedua pendapat ini, ada benang merah yang bisa kita ambil. Pertama, tidak perlu membuat rencana yang sempurna. Kedua, jangan bertindak asal-asalan. Artinya, kita tetap perlu memiliki rencana, tetapi tidak perlu menunggu rencana yang sempurna.
Rencana yang Benar vs. Rencana yang Sempurna
Perbedaan antara rencana yang benar dan rencana yang sempurna terletak pada fleksibilitasnya.
Rencana yang benar dapat dimulai dengan apa yang ada, sementara rencana yang sempurna mengharuskan segalanya sudah siap.
Rencana yang benar melihat gambaran besar dan dapat disesuaikan seiring perjalanan, sementara rencana yang sempurna terjebak dalam detail-detail yang belum pasti.
Rencana yang Benar
Rencana yang benar adalah suatu perencanaan yang dapat dimulai dengan apa yang sudah ada. Ini berarti kita tidak perlu menunggu segalanya sempurna sebelum memulai. Contohnya, jika seseorang ingin memulai bisnis, rencana yang benar bisa dimulai dengan modal yang dimiliki saat ini. Arahnya sudah jelas, meskipun detailnya bisa diatur seiring waktu.
Rencana yang Sempurna
Di sisi lain, rencana yang sempurna mengharuskan segalanya sudah siap sebelum memulai. Ini mencakup persiapan detail yang matang sebelum bertindak. Namun, seringkali, menciptakan rencana yang sempurna memakan waktu dan bisa menghambat aksi nyata.
Integrasi dengan Sumber Informasi
Menurut sumber informasi, perencanaan fleksibel adalah kunci untuk mencapai kinerja puncak. Dalam mendaki, misalnya, sebagian rencana sudah pasti, sementara sebagian lainnya harus tetap fleksibel. Hal ini sejalan dengan konsep rencana yang benar, yang dapat disesuaikan seiring perjalanan.
Jadi, dalam konteks perencanaan, lebih bijaksana untuk memiliki rencana yang benar yang dapat dimulai dengan apa yang ada, tetapi tetap fleksibel untuk menyesuaikan detail-detailnya seiring berjalannya waktu.
Manusia Harus Berencana Namun Allah Yang Menentukan
Surat Al-Anfal ayat 60 dalam Al-Quran berbunyi:
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
Ayat ini menekankan pentingnya perencanaan dan persiapan dalam Islam. Dalam konteks ini, ayat ini berbicara tentang persiapan untuk menghadapi musuh dalam perang. Namun, prinsip ini dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam meningkatkan penghasilan atau mencapai tujuan lainnya.
Perencanaan dan persiapan yang baik adalah bagian penting dari usaha untuk mencapai tujuan. Dengan merencanakan dan mempersiapkan diri, kita dapat lebih efektif dan efisien dalam usaha kita, dan ini dapat membantu kita untuk mencapai tujuan kita. [1] [2]
Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun kita merencanakan dan mempersiapkan diri sebaik mungkin, hasil akhir selalu berada di tangan Allah. Oleh karena itu, selalu penting untuk berdoa dan meminta petunjuk dan bantuan dari Allah dalam semua usaha kita. [1] [2]
Kesimpulan: Buatlah Rencana yang Benar
Maka, buatlah rencana yang benar, yaitu rencana besar yang dapat dimulai dengan apa yang ada. Jangan menunggu kesempurnaan, karena sering kali tindakan yang cepat mengalahkan ketidakpastian dalam perencanaan. Rencana adalah jembatan menuju tujuan Anda.
rencana itu perlu dan penting, ketika rencana menjadi sebuah arahan dan acuan, namun bukan berarti rencana untuk membelenggu kita…
Saya setuju dengan Anda Mr. Power… Buat top level plan.. Yang juga diikuti dengan top level actions… 😀
Saya setuju dengan kesimpulan pak Rahmat, rencana itu penting. Mungkin jika ingin membahas secara detail harus masuk dalam dua sisi, yaitu sisi organisasi dan individu.
Namun secara umum, hal yg didapat dari perencanaan adalah focus akan target yg ingin dicapai, memahami apa yang telah kita punya (knowledge & capital saat ini ), mengidentifikasi kekurangannya dan melakukan perubahan untuk itu.
Dalam ruang lingkup organisasi, ada 2 hal besar yang terkait dlm perencanaan, yaitu :
– Pertama adl Strategic plan, yaitu perencanaan strategis, setidaknya focus akan target 3 – 5 tahun kedepan. Dan hal ini akan menjadi ketetapan para CEO atau Top Level.
– Kedua adl Strategic Execution. Banyak corporasi yang telah mematangkan strategic plannya, namun gagal dalam mencapai terget yang telah ditetapkan, hal ini disebabkan karena kelemahan strategic executionnya.
Titik berat dalam strategic executiion terletak pada 3 point, yaitu People, Process and Technology (PPT). Ketiga point inilah yang akan mengidentifikasi semua target dan mendefinisikan strategic plan kedalam milestone atau rencana2 jangka pendek division hingga individu. Setiap target yang ditetapkan dalam milestone adalah merupakan KPI dalam pencapaian target utamanya.
Secara syariat, jaminan dan percepatan pencapaian target akan bertumpu pada intangible asset perusahaan, yaitu system, dimana saat ini orang mengenal dengan nama Enterprise Resource Plan (ERP) yaitu suatu system yang mampu menghandle atau meng-execute project dari hulu hingga hilir secara integrated. ERP sendiri pada awalnya adalah suatu perencanaan.
Semua kesiapan diatas adalah suatu kewajiban atas suatu perencanaan, dengan demikian apapun yang kita inginkan menjadi suatu yang objective untuk diraih, artinya kita tidak panjang angan-angan dalam mengelola hidup. Allah pun telah memberikan statement dalam Al Qura’an agar kita tidak panjang angan-angan.
setuju kalau sesuatu perlu direncanakan meski tidak sempurna, namanya aja rencana, jadi masih fleksibel sifatnya..
Saya setuju dengsn pndapat anda Mr.Power,dalam hal ini rencana penting sekali karena akan menjadi pedoman dalam kita melangkah kedepan, tidak asal jalan melainkan sudah dipertimbangkan dulu dengan baik sesuai dengan keadaan potensi kita dan peluang yang ada didepan. Rencana itu mestinya dibuat dalam beberapa tahapan (jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjangnya)Rencana jangka pendek kalau bisa dibuat dengan rinci, dengan mempertimbangkan segala potensi awal kita dengan tujuan pencapaian yang mudah dulu. Rencana jangka menengah dan panjangnya untuk sementara dibuat scara global,kemudian sambil jalan disempurkan sesuai dengan temuan2 pada tahap di bwahnya..
Gagal membuat rencana, kurang lebih sama dengan merencanakan kegagalan.