|

2 Hal Mengejutkan Tentang Kritik Yang Bisa Menghancurkan Anda

Antara Menerima dan Memberi Kiritkan

kritik

Ada 2 hal yang cukup mengejutkan, karena berlawanan dengan pandangan pada umumnya. Banyak yang mengira, kalau kritik itu baik, sehingga banyak orang yang suka mengkritik. Padahal, tidak selamanya kritik itu baik, tidak selamanya kritik itu membangun.

Seorang penulis, ahli tentang pikiran mengatakan:

“Kritik tak pernah didasari rasa sayang; kritik tak pernah diberikan untuk kebaikan seseorang. Kritik dirancang untuk melemahkan atau menciptakan ketidaknyamanan dan keraguan dalam diri orang yang dikritik.”
–Karen Casey, Change Your Mind and Your Life Will Follow

2 Hal yang mengejutkan (atau tidak?) itu adalah:

  1. Kritik tak pernah didasari rasa sayang;
  2. kritik tak pernah diberikan untuk kebaikan seseorang.

Sejujurnya, saya tidak setuju 100% apa yang dikatakan Karen Casey. Ada banyak orang, yang mengkritik dengan maksud baik, hanya saja tidak mamahami caranya.

Pada posting kali ini, saya akan tinjau bagaimana kritikan dilihat dari 2 sisi, yaitu penerima dan pemberi kritik.

Masihkah Anda Suka Mengkritik Pasangan Atau Keluarga Lainnya?

Jika Anda yakin bahwa kritik adalah membangun, bisa jadi Anda masih “termakan” oleh pendapat umum tentang kritik. Pada dasarnya orang suka mengkritik sehingga mencari pembenaran untuk mengkritik yaitu dengan mengatakan bahwa kritik itu membangun. Silahkan simak artikel saya yang lain yang berjudul “Apakah Kritik itu Membangun?

Dalam artikel tersebut, seorang wanita menyia-nyiakan kemampuan menyanyinya karena kritik. Begitu kritik hilang dalam hidupnya, maka dia menjadi penyanyi tenar. Ada juga orang yang selama 40 tahun hidupnya merasa tidak memiliki keterampilan sama sekali. Mengapa? Karena sejak kecil dia selalu dikritik saat melakukan sesuatu. Ternyata setelah dia menghilangkan pengaruh kritik tersebut, dia sungguh sangat terampil. Dia menyia-nyiakan keterampilannya selama 40 tahun karena kritik.

Mengapa kritik bisa begitu merusak dan menyia-nyiakan potensi diri seseorang? Sebab kritik hanya memfokuskan diri kita kepada hal yang negatif. Saat Anda dikritik, Anda kecewa dan mungkin marah, sambil pikiran Anda fokus kepada apa yang menjadi objek kritikan. Sementara, dalam ilmu pikiran, fokus ditambah emosi sama dengan kenyataan.

Hal ini bisa dijelaskan baik melalui Law of Attraction maupun Psycho-Cybernetics. Menurut Law of Attraction, jika kita fokus pada suatu hal kemudian diringi oleh emosi yang kuat, maka kita akan menarik apa yang kita fokuskan. Begitu juga dijelaskan dalam teori Psycho-Cybernetics, fokus ditambah emosi akan menghidupkan suatu mekanisme dalam tubuh dan pikiran kita untuk mewujudkan apa yang menjadi fokus pikiran kita.

Jika Anda menginginkan kebaikan bagi saudara, lakukan nasihat, bukan kritik. Ada adab nasihat yang bisa kita gunakan jika menginginkan kebaikan bagi saudara kita.

Adab Nasihat (Bukan Kritik)

Berikut adab dalam memberi nasehat kepada orang lan yang di sarikan dari buku berjudul: “Selembut Perkataan Nabimu – Kiat agar Nasihat Laksana Embun Yang Menyejukkan”, karya Muhammad Abu Shu’ailaik. (sumber)

1. Ikhlaskan niat

Semata-mata untuk mengharapakan wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena yang demikian ini berarti pemberi nasehat akan mendapatkan ganjaran dari Allah Jalla wa ‘Ala, sehingga Allah pun akan membantu engkau agar orang yang dinasehati diberikan hidayah oleh-Nya.

2. Menasehati Secara Rahasia

Ini adalah adab yang kebanyakan dari kita tidaklah mengetahuinya. Perhatikanlah, bahwa penerima nasehat adalah orang yang sangat butuh untuk ditutupi segala keburukannya, dan diperbaiki kekurangan-kekurangannya. Maka, tidaklah nasehat akan mudah diterima bila disampaikan secara rahasia.

Imam Abu Hatim bin Hibban Al Busti rahimahumullahberkata: “Namun nasehat tidaklah wajib diberikan kecuali dengan cara rahasia. Karena orang yang menasehati saudaranya secara terang-terangan pada sejatinya ia telah memperburuknya (keadaan penerima nasehat). Barangsiapa yang memberinasehat secara rahasia, maka dia telah menghiasinya. Maka menyampaikan sesuatu kepada seseorang muslim dengan cara menghiasinya, lebih utama daripada bermaksud untuk memburukkannya”. (Raudhatul Uqala’, hlm 196)

3. Memberi nasehat dengan Halus, Penuh Adab dan Lemah Lembut.

Hal ini dikarenakan memberi nasehat ibaratnya seperti membuka pintu. Sedangkan sebuah pintu tidak akan bisa dibuka kecuali dengan kunci yang pas & tepat. Maka pintu itu adalah hati, dan kuncinya adalah nasehat yang disampaikan dengan lemah lembut, santun, dan halus. Ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam:

Sesungguhnya kelemahlembutan tidaklah berada dalam sesuatu kecuali menghiasinya. Dan tidaklah terpisah dari sesuatu kecuali ia perburuk.” (HR. Muslim)

4. Tidak Memaksa

Orang yang menasehati tidaklah berhak sama sekali untuk menerima nasehatnya. Karena pemberi nasehat adalah seseorang yang membimbing menuju kebaikan. Sehingga hak pemberi nasehat hanyalah menyampaikan dan memberi arahan saja.

5. Memilih Waktu yang Tepat untuk Memberi Nasehat

Ibnu Mas’ud rodhiyallohu’anhu berkata:

Hati itu memiliki rasa suka dan keterbukaan. Hati juga memiliki kemalasan dan penolakan. Maka raihlah ketika ia suka dan menerima. Dan tinggalkanlah ia ketika ia malas dan menolak.” (Al –Adab Asy-Syar’iyyah, karya Ibnu Muflih)

Perhatikan poin kedua, nasihat itu akan lebih baik diberikan secara rahasia, bukan di tulis di sebuah website atau di depan media lainnya sehingga banyak orang yang mengetahui. Saya, lebih suka mengirim inbox jika ada sahabat di facebook melakukan kesalahan daripada memberikan komentar yang bisa dibaca umum.

Bagaimana Jika Menerima Kritik Yang Merusak?

Jika terpaksa sering menerima kritik, jangan biarkan pikiran bawah sadar Anda menerima kritik tersebut. Jika Anda membiarkan pikiran bawah sadar Anda menerima kritik, percayalah, akibatnya seperti dihipnotis, secara tidak sadar Anda malah mewujudkan kritikan tersebut. Anda harus memiliki suatu pertahanan dalam pikiran Anda. Pertahanan itu adalah pikiran positif. Anda harus terus-menerus membangun pikiran positif atau pikiran indah.

Ambil positifnya, ambil hikmahnya, tapi jangan memvonis diri Anda sendiri. Sebenarnya, kebaikan apa pun yang kita lakukan akan ada orang yang tidak suka dan kemudian mengkritik kita. Sebaik apa pun yang kita lakukan, akan ada kekurangan yang yang bisa menjadi bahan kritik.

Tetaplah berbuat baik, sesuai dengan ajaran agama. Tetap menerima nasihat dari orang-orang yang faham dan menggunakan adab. Jangan berhenti dan jangan menyerah jika ada kritik yang justru menjatuhnya.

Kesimpulan

Sekarang kita bisa mengambil kesimpulan, yaitu jangan mengkritik dan jangan biarkan diri Anda dikritik. Jika Anda ingin mengubah atau membangun seseorang, carilah cara lain selain mengkritik. Begitu juga, hindari bergaul dengan orang-orang yang suka mengkritik. Semakin sedikit Anda mendengar kritik, semakin sehat pikiran kita.

Jika Anda mau mengkritik, ubahlah menjadi nasihat dan lakukan dengan adab yang baik. Jika Anda menerima kritik, anggaplah itu sebagai nasihat dan kritik yang membangun.


Kunjungi Juga:

Mau Umroh? Meski Anda Tidak Punya Uang dan Belum Siap?

3 Comments

  1. LaLu, apakah saran sama dengan kritik?? dan jika bahasanya dipehaLus, misalnya : mengapa tidak seperti ini? atau sebaiknya anda begini.. apakah itu termasuk kritik?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WordPress Anti Spam by WP-SpamShield