|

Apakah Kritik itu Membangun? Belum Tentu Ternyata

Kritik Itu Membangun? Kritik yang Bagaimana?

Apa yang Anda rasakan saat seseorang mengkritik Anda? Banyak yang merasakan sakit hati, tersinggung atau kecewa. Memang bagi saya, kritik tidak membuat saya hancur tetapi bisa dijadikan hikmah dan perbaikan untuk kedepannya. Tapi itu saya atau Anda yang memiliki pikiran positif (insya Allah), tetapi belum tentu dengan orang lain. Saat kritik muncul kebanyakan orang selalu mencari pembenaran, intinya kritik tidak disukai oleh kebanyakan orang. Anda suatu posting menarik yang bisa kita ambil hikmahnya.

Posting ini menceritakan seorang wanita yang menjadi penyanyi karena justru karena bebas dari kritikan. Anda bisa membacanya disini. Sungguh cerita yang bagus dan memberikan hikmah kepada kita. Saya tidak tahu apakah cerita ini nyata atau fiktif, tetapi jelas akan memberikan hikmah kepada kita.

Ringkasan cerita yang dimaksud: Seorang wanita membuang potensinya dalam menyanyi karena selalu dikritik oleh suaminya yang memang ahli musik. Wanita itu tidak mau lagi menyanyi. Setelah suaminya meninggal, dia menikah dengan seorang tukang ledeng yang sangat menyukai nyanyian wanita tersebut, sehingga si wanita menjadi kembali semangat menyanyi dan menjadi penyanyi sukses.

Kritik Itu Membangun Atau Mengarahkan Fokus Pada Kekurangan

Jika ditinjau dari ilmu berpikir positif memang kritik hanya memunculkan pikiran negatif dan membangkitkan emosi negatif juga. Begitu juga jika kita melihat dari konsep Law of Attraction, maka jika kita dikritik maka kita akan fokus kepada kekurangan kita dan kita akan menarik hal kekurangan lainnya.

Jadi akan muncul sebuah pertanyaan, apakah kritik itu membangun?

Silahkan Anda menjawabnya sendiri. Saya tahu, jawabannya tidak mutlak ia atau tidak. Anda bisa mengatakan bahwa si wanita diatas salah menyikapi kritik atau cara mengkritik suami pertamanya yang salah. Namun yang jelas kritik membuat si wanita itu berhenti dan pujian atau dorongan dari suami kedua membuat dia maju.

Apapun pendapatkan Anda, ada langkah yang sebaiknya kita ambil berkaitan dengan kritik-mengkritik.

  • Jika Anda dikritik, ambil apa maksudnya, ambil hikmah dan lupakan kritik tersebut. Jika Anda mengingat terus malah akan memunculkan reaksi negatif. Anda akan berusaha “menunjukan”, membalas, atau malah menjadi tidak percaya diri. Lupakan kritik tersebut. Jika Anda meras tersinggung, marah, atau kecewa, cepat saja Anda memaafkan orang tersebut meski hanya dalam hati. Intinya cepat netralkan pengaruh negatif dari sebuah kritik.
  • Jangan minta dikritik. Jika Anda akan meminta masukan, pilihlah orang yang cukup positif sehingga bisa memberikan masukan dengan bijaksana. Namun jika Anda sudah memiliki fokus pada hasil akhir yang baik, tanpa meminta kritik dari orang lain, Anda akan dipandu menuju kebaikan tersebut.
  • Jangan mengkritik orang lain. Mungkin maksud Anda baik (betulkah?), tetapi bisa saja hasilnya malah lain. Meski maksud Anda baik, bisa saja Anda malah menghancurkan dia. Carilah cara lain untuk memperbaiki orang tersebut dengan cara yang lebih baik. Akan lebih parah, saat Anda mengkritik dan Anda salah, bisa jadi malah kesan negatif yang diterima oleh orang lain.

Kritik Mengkritik Di Era Social Media

Sekarang zamannya social media, dimana setiap orang bisa menerbitkan apa pun pendapatnya. Maka, dengan mudah pula setiap orang mengkritik pihak lain. Dengan memegang prinsip bahwa kritik itu membangun sekarang bisa kita lihat bahwa kritikan bertaburan di social media. Saya tidak melarang dan anti kritik, namun saya justru akan mengajak agar kritik kita lebih efektif dan lebih membangun daripada malah menimbulkan permusuhan dan perdebatan berkepanjangan.

Berikut beberapa tips berkaitan kritik mengkritik:

  • Jika niat Anda baik, maka niatkan mengkritik dengan cara yang baik pula. Niatkan dalam diri Anda bahwa Anda ingin memperbaiki orang tersebut, bukan dengki atau bukan ingin menjatuhkannya.
  • Jika niat Anda melakukan perbaikan atau membangun, adakah cara lain tanpa harus mengkritik? Cara yang lebih baik dan cara yang bisa diterima. Intinya membangun bukan? Tidak selalu dengan kritik.
  • Dalam social media, seperti facebook dan twitter, ada cara berkomunikasi secara pribadi tanpa dibaca orang lain. Anda bisa memanfaatkannya untuk menasihati atau mengingatkan. Kenapa harus di komentar atau RT yang semua orang baca?
  • Fokuslah pada substansi masalah, bukan menyerang, memvonis, membunuh karakter, atau menjatuhkan orang bersangkutan. Jika ini terjadi, pertanyakan maksud diri Anda, membangun atau ingin menjatuhkan.
  • Sebagai Muslim yang baik, gunakan bahasa yang baik dan sesuai dengan kepahaman orang yang Anda kritik.
  • Dan yang terpenting, kita bisa menghindari dari perbuatan dosa akibat membuka aib saudara, menyakit saudara, bahkan memfitnahnya di muka umum.

Kritik itu membangun, saya yakin itu. Teruslah mengkritik sambil kita mengingat etika dan akhlaq dalam mengkritik. Tidak malah menjatuhkan orang yang kita kritik dan menyebarkan aib yang jelas-jelas dilarang oleh agama.

Prinsip “kritik itu membangun” akan lebih berdaya diterapkan bagi Anda yang dikritik, bukan menjadi alasan untuk mengkritik kesana kemari secara bombastis.


Kunjungi Juga:

Mau Umroh? Meski Anda Tidak Punya Uang dan Belum Siap?

3 Comments

  1. Salam damai mas/mbak

    menurut saya suatu kritik itu bisa membuat kita menjadi lebih baik, dengan kritikan kita jadi tau apa yang kurang dari kita dan terus mencoba mencari dan berusaha menjadi lebih baik, saya pikir selama kritik itu membangun tidak ada yg perlu ditakuti dari sebuah kritikan, asal kita jangan jd larut dengan kritikan tersebut,,, bisa2 seperti yg anda takutkan terjadi pola pikir negatif yg membenarkan kritik tersebut tanpa ada usaha utk merubah itu smua, saya yakin kog mas banyak yg setuju dengan kritikan asalkan utk membangun, maap saya ambil contoh seorang pemimpin(perusahaan) juga hrs bisa menerima kritikan atau masukan dr bawahannya apapun dr pegawainya, jika ingin perusahaan menjadi besar harus bisa menerima masukan serta kritikan, karena dengan kritikan kita bisa memperbaiki apa yg kurang saat ini, maap mgkn itu opini dari saya mas/mbak, smoga berkenan klaupun tdk berkenan silakan dihapus,matursuwun

  2. maaf sedikit menambahkan, itu namanya bukan keritikan, tetapi saran. keritikan biasanya sedikit bahkan pedas di dengar telinga atau seperti sindiran. berbeda dengan saran, saran itu berupa masukan, usul yang berguna,lebih lembut dan bijaksana. Contoh saran atau masukan demi perkembangan perusahaan. “saya menyarankan kepada anda jika ingin lebih maju, anda lebih terbuka pada klien anda” atau “usul saya, lebih baik anda bersabar dahulu untuk langkah yang lebih maju…” dan “saya setuju, usul anda bagus dan lebih baik lagi jika sperti…”
    sedangkan kata kritkan contoh. “saya kurang setuju dengan kegiatan anda, karena…” atau “menurut saya apa yang anda lakukan itu kurang efektif,…” dsb yang lebih condong kepada usul pribadi. kritikan boleh jika yang di keritik memang sudah jelas salah atau melenceng.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WordPress Anti Spam by WP-SpamShield