|

Bongkar Akar Masalah Kegagalan dan Bangkit Lebih Kuat

Kegagalan adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan, namun memahaminya adalah kunci untuk tumbuh. Artikel ini memandu Anda mengidentifikasi penyebab kegagalan, mulai dari faktor emosional hingga strategis, serta memberikan langkah konkret untuk bangkit dan mencapai kesuksesan.

Bongkar Akar Masalah Kegagalan dan Bangkit Lebih Kuat

Setiap orang pernah mengalami kegagalan. Kemampuan untuk memahami apa yang menjadi penyebab kegagalan Anda adalah kunci untuk menjadi pribadi yang lebih cerdas dan bijak, sehingga Anda dapat bangkit kembali dengan langkah yang lebih mantap.

Untuk mengidentifikasi faktor kegagalan, diperlukan kemampuan berpikir analitis dan kritis. Kita perlu menjauhi pemikiran yang didominasi oleh emosi agar mampu menemukan akar permasalahan sebenarnya. Jika Anda tidak mampu menemukan penyebab atau root cause kegagalan, maka Anda tidak akan mampu memperbaikinya.

Mengurai Penyebab Kegagalan: Menemukan Akar Masalah

Artikel ini akan memandu Anda dalam menelusuri berbagai penyebab kegagalan, termasuk mengungkap penyebab utama kegagalan atau root cause. Dengan menemukannya dan mampu mengatasinya, kita akan mampu melangkah lebih baik di masa depan.

Menghindari Jebakan Penyebab Kegagalan yang Bersifat Emosional

Sangat penting untuk membedakan antara intuisi yang membangun dan pemikiran emosional yang merusak. Intuisi dapat memberikan solusi yang konstruktif, namun tidak demikian dengan pemikiran emosional yang sering kali hanya berfungsi untuk membela ego. Ketika pikiran kita terfokus pada pembelaan diri, kita cenderung menganggap bahwa masalah selalu berasal dari luar diri kita, bahkan berada di luar jangkauan kendali kita. Jika sebuah masalah dianggap berada di luar diri, maka kita tidak akan pernah bisa mengatasinya. Akibatnya, Anda akan terus menerus mengalami kegagalan yang sama, yang pada akhirnya dapat menimbulkan keputusasaan dan kemalasan untuk berusaha.

Beberapa contoh penyebab kegagalan diri sendiri yang bersifat emosional meliputi:

  • Menyalahkan orang lain atas kesalahan yang terjadi.
  • Menyalahkan kondisi eksternal yang dianggap tidak menguntungkan.
  • Menyalahkan peristiwa yang terjadi sebagai biang keladi kegagalan.
  • Melemparkan kesalahan kepada pemerintah atau kebijakan.
  • Menyalahkan pesaing atau saingan dalam mencapai tujuan.
  • Menyalahkan masyarakat atas hambatan yang dihadapi.
  • Menyalahkan takdir sebagai penentu akhir segala sesuatu.

Intinya, ketika seseorang berada dalam mode emosional, ia akan cenderung menyalahkan segala sesuatu yang berada di luar dirinya. Jika sumber masalah memang benar-benar berada di luar kendali kita, maka upaya untuk mengatasinya memang akan sia-sia. Namun, terutama dalam kasus menyalahkan takdir, hal ini dapat sepenuhnya menutup akses pikiran untuk menemukan solusi. Anggapan bahwa “toh sudah takdir, apa pun yang dilakukan akan percuma” adalah pemikiran yang sangat mematikan potensi diri.

Jika kita tidak boleh menyalahkan faktor eksternal sebagai penyebab kegagalan, apakah itu berarti kita harus serta merta menyalahkan diri sendiri secara mutlak?

Banyak motivator yang mungkin akan menyarankan Anda untuk mengambil tanggung jawab penuh atas kegagalan Anda. Ini bisa jadi sulit untuk diterima bagi sebagian orang.

Meskipun Anda yakin bahwa faktor eksternal berperan dalam kegagalan Anda, sangat disarankan untuk tetap memulai proses analisis kegagalan dengan memeriksa diri sendiri terlebih dahulu, sebelum sepenuhnya menyalahkan pihak luar. Pendekatan ini akan memberikan pengalaman yang luar biasa, pelajaran berharga, dan hikmah yang mendalam dibandingkan dengan hanya fokus menyalahkan faktor eksternal.

Mengambil Tanggung Jawab Atas Kegagalan

Jika Anda bercita-cita untuk menjadi individu yang berpikiran maju dan terus berkembang, Anda harus berani mengambil tanggung jawab atas kegagalan Anda. Kegagalan sering kali terjadi karena tindakan atau pilihan yang kita buat sendiri. Seperti yang dikatakan dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh Harvard Business Review pada tahun 2023, kesediaan untuk mengakui kesalahan pribadi adalah langkah fundamental dalam pertumbuhan profesional dan pribadi, karena memungkinkan pembelajaran dan adaptasi.

Mari kita telaah lebih dalam, apa saja faktor kegagalan yang sebenarnya?

Salah satu jawaban paling mendasar adalah karena seseorang “berhenti”. Istilah “berhenti” ini memiliki dua makna penting.

  1. Berhenti bertindak atau berusaha untuk mencapai tujuannya.
  2. Berhenti untuk menyesuaikan tujuannya dengan kondisi yang ada atau realitas di lapangan.

Makna pertama mungkin sudah cukup jelas. Anda akan mengalami kegagalan jika Anda berhenti melakukan upaya untuk mencapai tujuan Anda. Pertanyaannya kemudian adalah, mengapa seseorang memutuskan untuk berhenti bertindak?

Ada dua kemungkinan jawaban utama:

  • Dia tidak lagi mengetahui apa yang harus dilakukan selanjutnya.
  • Dia tidak lagi memiliki kemauan atau motivasi untuk bertindak.

Namun, jawaban pertama sebenarnya dapat dibantah dengan cepat. Jika Anda tidak mengetahui langkah selanjutnya, seharusnya Anda berusaha untuk mencari tahu. Anda harus berusaha agar Anda mengetahui apa yang harus Anda lakukan. Pertanyaan yang lebih mendasar adalah: apakah Anda mau mencari tahu? Jadi, inti dari masalah ini kembali lagi kepada kemauan.

Dari sini, dapat disimpulkan bahwa penyebab seseorang berhenti bertindak seringkali adalah karena hilangnya kemauan untuk melanjutkan.

Kemauan ini sangat penting dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam mencegah dan mengatasi berbagai hambatan. Penelitian dari Carnegie Mellon University yang dirilis pada tahun 2022 menekankan bahwa kemauan dan ketekunan adalah prediktor kesuksesan yang lebih kuat daripada bakat semata, terutama dalam menghadapi tantangan jangka panjang.

Ada kalanya kita terpaksa berhenti karena kondisi yang memang tidak menguntungkan. Sebagai contoh, bayangkan seseorang yang memiliki tujuan untuk menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ia tidak berhenti berusaha menjadi PNS dan terus mengikuti ujian setiap tahun. Namun, ia akhirnya gagal memenuhi syarat untuk menjadi PNS karena usianya telah melewati batas maksimal yang disyaratkan. Dalam kasus ini, ia bisa dikatakan gagal menjadi PNS.

Memang benar, secara harfiah ia tidak mungkin lagi menjadi PNS karena faktor usia. Namun, ia masih memiliki peluang untuk menyesuaikan tujuannya dengan kondisi saat ini. Apa sebenarnya tujuan di balik keinginan menjadi PNS tersebut? Jika tujuannya adalah untuk mengabdi kepada masyarakat, ada banyak cara lain untuk mewujudkan hal tersebut meskipun tidak melalui jalur PNS. Jika tujuannya adalah untuk mendapatkan jaminan pensiun, ada pihak ketiga atau instrumen keuangan lain yang dapat membantu mengatur masa pensiun Anda. Sekali lagi, pertanyaannya adalah: apakah Anda mau menyesuaikan tujuan Anda dengan realitas yang ada? Ya, ini kembali lagi pada kemauan Anda sendiri.

Menyesuaikan tujuan ini sering kali membutuhkan proses evaluasi kegagalan yang matang. Seperti yang disarankan oleh pakar manajemen proyek, seperti yang dilaporkan oleh Project Management Institute dalam panduan mereka tahun 2023, evaluasi pasca-proyek yang jujur memungkinkan organisasi untuk belajar dari kesalahan dan mengadaptasi strategi di masa depan, yang merupakan inti dari mengatasi kegagalan.

Membedah Penyebab Kegagalan dalam Berbagai Aspek Kehidupan

Penyebab kegagalan dalam bisnis sering kali berkaitan dengan perencanaan yang buruk, pemahaman pasar yang dangkal, atau ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan. Sebuah studi dari CB Insights pada tahun 2024 mengidentifikasi beberapa alasan utama kegagalan startup, termasuk “tidak ada kebutuhan pasar” (13%), “kehabisan uang” (12%), dan “bukan tim yang tepat” (10%), yang semuanya berakar pada keputusan dan strategi internal.

Dalam ranah kegagalan dalam karir, faktor-faktor seperti kurangnya pengembangan keterampilan, ketidakmampuan membangun jaringan profesional yang kuat, atau hambatan dalam komunikasi dapat menjadi penyebab utama. Laporan dari LinkedIn pada tahun 2023 menyoroti pentingnya pembelajaran berkelanjutan dan soft skill seperti kepemimpinan dan kerja sama tim sebagai penentu keberhasilan karir jangka panjang.

Sedangkan kegagalan dalam hidup secara umum dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari tujuan yang tidak realistis, kurangnya ketahanan mental, hingga hambatan psikologis. Pemahaman mendalam tentang penyebab kegagalan menurut psikologi sangat krusial di sini. Teori atribusi, misalnya, menjelaskan bagaimana cara individu menginterpretasikan penyebab kesuksesan dan kegagalan mereka. Jika seseorang secara konsisten mengaitkan kegagalan dengan faktor internal yang tidak dapat dikontrol (seperti kurangnya kemampuan bawaan), ini dapat mengarah pada fenomena learned helplessness, atau rasa tidak berdaya yang dipelajari, yang menyulitkan individu untuk bangkit dari kegagalan.

Mengidentifikasi gagal karena apa memerlukan introspeksi mendalam. Apakah kegagalan itu karena kurangnya pengetahuan teknis, keterampilan interpersonal, atau justru ketidakmampuan mengelola emosi dan ekspektasi? Ini adalah inti dari analisis kegagalan.

Mengapa Kemauan Menjadi Kunci Utama?

Kemauan, atau willpower, adalah fondasi dari semua pencapaian. Tanpanya, bahkan tujuan yang paling mulia sekalipun akan sulit dicapai. Kemauan memungkinkan kita untuk terus berusaha, untuk belajar dari kegagalan, dan untuk tetap termotivasi meskipun menghadapi rintangan. Seperti yang diungkapkan dalam riset tentang motivasi intrinsik dan ekstrinsik, kemauan yang kuat sering kali berasal dari motivasi internal, yaitu dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu karena itu penting atau memuaskan, bukan semata-mata karena imbalan eksternal. Ini adalah kunci untuk mencegah kegagalan sebelum terjadi.

Ketika kita menghadapi kesulitan, seperti yang banyak dibahas dalam artikel mengenai motivasi setelah gagal, kemauanlah yang mendorong kita untuk tidak menyerah. Ini adalah bahan bakar untuk terus mencoba strategi baru, mencari sudut pandang yang berbeda, dan pada akhirnya menemukan solusi.

Belajar dari Kegagalan: Jalan Menuju Kesuksesan

Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Proses belajar dari kegagalan melibatkan beberapa langkah penting:

  • Refleksi Jujur: Luangkan waktu untuk merenungkan apa yang sebenarnya terjadi. Hindari menyalahkan diri sendiri secara berlebihan, namun juga jangan menutup mata terhadap peran Anda dalam kejadian tersebut.
  • Identifikasi Pelajaran: Apa yang bisa Anda pelajari dari pengalaman ini? Pelajaran apa yang dapat diterapkan di masa depan untuk menghindari kesalahan yang sama?
  • Adaptasi Strategi: Berdasarkan pelajaran yang didapat, sesuaikan pendekatan dan strategi Anda. Mungkin Anda perlu mengembangkan keterampilan baru, mencari informasi tambahan, atau mengubah tujuan Anda.
  • Bangkit Kembali: Dengan pengetahuan baru dan strategi yang diperbaiki, beranikan diri untuk mencoba lagi. Proses bangkit dari kegagalan membutuhkan keberanian dan ketekunan.

Filosofi Islam sangat menekankan pentingnya belajar dari setiap pengalaman, baik positif maupun negatif. Konsep “tafakur” (perenungan) dan “ibrah” (pelajaran) adalah inti dari cara seorang Muslim memandang hidup. Kegagalan dilihat bukan sebagai hukuman, tetapi sebagai ujian dan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki diri. Seperti yang dijelaskan dalam berbagai kajian mengenai motivasi-islami.com/mencari-alasan-atau-mencari-motivasi/, mencari akar penyebab kegagalan secara konstruktif adalah bagian dari upaya untuk menjadi hamba yang lebih baik.

Dalam konteks spiritual, mengatasi rasa gagal juga melibatkan penyerahan diri kepada Allah SWT sambil tetap berusaha maksimal. Kepercayaan pada takdir bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan meyakini bahwa setiap usaha yang tulus akan dinilai, dan hasil akhirnya adalah kebaikan, terlepas dari apa yang terlihat oleh mata kita.

Memiliki sikap tumaninah, yaitu ketenangan hati dan keteguhan dalam menghadapi cobaan, seperti yang diajarkan dalam konsep tumaninah-dalam-shalat, juga penting dalam menghadapi kegagalan. Ketenangan ini membantu kita berpikir jernih dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan setelah mengalami musibah.

Cara Menghindari Kegagalan dan Mengatasi Rasa Gagal

Cara menghindari kegagalan bukanlah dengan tidak pernah mencoba, melainkan dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Ini melibatkan penetapan tujuan yang realistis, perencanaan yang matang, pengumpulan informasi yang memadai, dan kesiapan untuk beradaptasi. Seperti yang disarankan oleh para ahli pengembangan diri, penting untuk memiliki rencana cadangan dan terus mengasah keterampilan yang relevan.

Untuk mengatasi rasa gagal, beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

  • Akui Perasaan Anda: Wajar merasa sedih, kecewa, atau marah setelah mengalami kegagalan. Izinkan diri Anda merasakan emosi tersebut, namun jangan biarkan emosi menguasai Anda.
  • Fokus pada Hal yang Bisa Dikontrol: Alihkan perhatian dari apa yang tidak bisa Anda ubah dan fokuslah pada tindakan yang dapat Anda ambil untuk memperbaiki situasi atau merencanakan langkah selanjutnya.
  • Cari Dukungan: Berbicara dengan teman, keluarga, atau mentor yang dapat memberikan perspektif dan dukungan emosional dapat sangat membantu.
  • Ubah Perspektif: Lihat kegagalan sebagai batu loncatan, bukan sebagai akhir dari segalanya. Seperti yang disinggung dalam artikel hal-mengejutkan-tentang-kritik, cara kita merespons tantangan dan umpan balik negatif sangat menentukan pertumbuhan kita.
  • Rayakan Kemajuan Kecil: Setelah mengalami kegagalan, penting untuk mengakui dan merayakan setiap langkah kecil yang Anda ambil menuju pemulihan atau perbaikan.

Pendekatan ini tidak hanya membantu dalam mengatasi rasa kecewa, tetapi juga membangun ketahanan mental yang kuat, yang merupakan fondasi untuk terus maju dan meraih kesuksesan di masa depan.

Pada akhirnya, apakah Anda siap untuk menerima bahwa sebagian besar penyebab kegagalan diri sendiri berasal dari diri Anda sendiri? Dengan kemauan yang kuat dan kemauan untuk belajar, Anda dapat mengubah setiap kegagalan menjadi pelajaran berharga yang membawa Anda lebih dekat pada tujuan Anda.

FAQ: Pertanyaan Seputar Penyebab Kegagalan

Apa saja yang menyebabkan kegagalan?

Kegagalan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya perencanaan yang matang, ketidakmampuan beradaptasi dengan perubahan, kurangnya kemauan atau motivasi, pengambilan keputusan yang buruk, kesalahan dalam mengevaluasi risiko, serta hambatan eksternal yang tidak terduga. Seringkali, kombinasi dari beberapa faktor ini yang akhirnya membawa pada kegagalan.

Bagaimana cara mengatasi rasa kegagalan?

Mengatasi rasa kegagalan melibatkan penerimaan emosi negatif yang muncul, fokus pada aspek yang dapat dikontrol, mencari dukungan dari orang terdekat atau profesional, mengubah perspektif untuk melihat kegagalan sebagai pembelajaran, dan merayakan kemajuan kecil. Penting untuk tidak membiarkan diri tenggelam dalam kekecewaan, tetapi menjadikannya sebagai batu loncatan untuk perbaikan.

Apa saja faktor penyebab kegagalan seseorang?

Faktor penyebab kegagalan seseorang sangat beragam. Secara umum, dapat dikategorikan menjadi faktor internal (seperti kurangnya kemauan, perencanaan yang buruk, pola pikir negatif, kurangnya keterampilan) dan faktor eksternal (seperti kondisi pasar yang buruk, persaingan ketat, perubahan regulasi, atau peristiwa yang tidak terduga). Namun, seringkali cara seseorang merespons faktor eksternal inilah yang menjadi penentu akhir.

Bagaimana cara bangkit dari kegagalan?

Untuk bangkit dari kegagalan, langkah pertama adalah melakukan analisis kegagalan secara objektif untuk memahami akar masalahnya. Kemudian, tetapkan tujuan baru yang lebih realistis, susun strategi yang diperbaiki, dan kumpulkan kembali kemauan serta motivasi. Dukungan dari lingkungan sosial dan pengembangan diri secara berkelanjutan juga sangat krusial dalam proses ini. Ingatlah bahwa setiap orang sukses pernah mengalami kegagalan.

Apa yang harus dilakukan saat mengalami kegagalan?

Saat mengalami kegagalan, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menarik napas dalam-dalam dan mengelola emosi. Setelah itu, lakukan evaluasi kegagalan untuk memahami apa yang salah. Identifikasi pelajaran yang bisa diambil, dan kemudian buat rencana aksi untuk langkah selanjutnya. Hindari menyalahkan diri sendiri secara berlebihan, melainkan fokus pada solusi dan bagaimana Anda dapat memperbaiki situasi di masa depan. Ini adalah inti dari proses belajar dari kegagalan.


28 Comments

  1. di stu sisi bisnis saya gagal akhir tahun lalu, tapi disisi lain karir saya menanjak, bgaiman sy hrs menyikapinya?

  2. Untuk Pak Munip, sikapi saja keduanya dengan ikhlas. Kegagalan tahun lalu harus dievaluasi dan terus diperbaiki, kesuksesan karir terus dijaga….

    semogabermanfaat.webs.com

  3. sy tdk tau knp skrg jd tdk prnh shalat,ngaji,puasa pdhl dl sy rajin.sy smp skrg tdk bs mnemukan pybbnya.tp,dhati sy sllu mnyalahkan org yg mjd suami sy skrg krn dia wkt sy tsita shg lp n tlena “mjd kekasih Allah”.bgmn crnya spy sy bs kmbali spt dl sbg wnta muslimah sbnrnya?

  4. Salam Hormat.

    Kegagalan??? he he… saya memang telah dan sedang mengalaminnya. Namun perlu diketahui bahwa, kegagalan yg saya alami lebih ke pd faktor luar(bkn dari diri). Ex. saya merintis sebuah usaha dan memang didalamnnya saya melibatkan beberapa staff. Nah staff marketing saya cheated me, dlm artian dia memanipulasi data yg ada,tried to recover, bt it’s too late,, sehingga saya merugi dan lost lof of money…. hingga saya bisa di katakan bangkrut. Nah kalau memang kita yg harus disalahkan dari setiap kegagalan kita, sya mhn pencerahan, dari segimana saya harus menyalahkan diri saya sendiri? Karena semua usaha untuk memninimalisasi error dlm perusahaan telah kami maksimalkan. Terima Kasih.

    1. Kesalahan seperti itu sering terjadi, Anda bukan yang pertama. Ini adalah kesalahan pertama Anda, kurang wawasan tentang kemungkinan kesalahan seperti ini.

      Kesalahan kedua: tidak ada sistem yang bisa membendung cheating di perusahaan Anda. Saya pernah bekerja di sebuah perusahaan yang memiliki sistem sehingga sulit seorang karyawan untuk cheating.

      Kesalahan ketiga: Anda lepas kontrol, sehingga kendali keuangan ada di orang lain. Sehingga Anda terlambat untuk memperbaikinya.

      Catatan:
      Apa yang saya katakan tidak dijamin benar, tetapi Anda jangan sampai melakukan kesalahan keempat, yaitu langsung menolak/membantah masukan dari orang lain.

      Yang terpenting saat ini adalah bangkit dan menjadikan kegagalan ini sebagai bekal untuk lengkah selanjutnya. Bukan sibuk menyalahkan orang lain.

      Jika Anda tidak mau bangkit, inilah kesalahan paling vital.

      1. Tulisan yang sangat bermanfaat pak.

        Yess…. selalu review setiap apa yang dilakukan serta berusaha semaksimal mungkin meraih impian atau tujuan.

        Sukses… sukses… sukses…!!!

      2. Dear Mr. Power…
        Pertama2 saya usapkan terima kasih atas pencerahannya. Penjelasan yg singkat, namun terus terang ini sangat berarti bagi saya. Alhamdulilaah pencerahan dari Anda men-stiumulus dan memotifasi saya untuk bangkit.
        Beberapa kali saya coba untuk consult; dari mulai financial cunsultant sampai kepada phsykolog telah saya lakukan, namun hasilnnya saya rasakan kurang maksimal.
        Dan Alhamdulillaah sekarang sudah mendapatkan Power untuk melangkah….
        Mohon do’anya juga, isyaAlloh kami mau mencoba untuk mendirikan lagi sebuah usaha, yang mana usaha ini lebih mengarah kepada jasa dan services… Dan sekarang sudah masuk kedalam tahap pengambilan keputusan, karena kami di kejar target tender.
        Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak, dan mudah2n anda semakin sukses, selalu menjadi orang yang memiliki ide2 briliant… Mudah2n rahmat dan hidayah-Nya selalu terlipah kepada Anda+keluarga. Aamiin….

        1. Sama-sama pak Cecep.
          Saya yakin, dengan kualitas diri seperti pak Cecep, akan segera menemukan keberhasilan itu.

          Tetap semangat.

  5. saya setuju dng articel anda kesalah ada pada kita bukan di luar kita . . Tapi yang sering saya brhnti untuk brtindak krn rasa malas ,, gmn buat menghilangkan sifat buruk tuh. .

  6. bagimana sikap kita klau kita baru masuk ke lingkungan kerja yg dimana pimp kita hanya terus membanggakan dirinya sendiri, artinya dia sekarang jd pimpinan dengan kerja keras dan disiplin tinggi.tp skrg dia punya bawahan yang mungkin cara memotivasi mereka disamakan dengan cara dia sendiri waktu jd bawahan….sedangkan bawahan dia sekarang mengeluh karena apa yang dia sampaikan dengan kondisi sekarang sudah lain….

  7. assalamualaikum… wr.wb
    Saya sangat resah akan prestasi sya (nilai ulangan saya yang terus menurun)
    orang yang da disamping saya mampu melebihi saya, padahal saya ingin mempertahankan prestasi saya untuk tetap ranking satu lagi… tapi saya takut, cemas, bingung, apa yang harus saya lakukan untuk bisa meningkatkan nilai ulangan saya. say takut klo saya gagal meraih hal itu. apa yang harus saya lakukan?
    terimakasih dan salam kenal 🙂
    wassalamualaikum wr.wb

  8. Assalamualaikum…kegagalan saya yang pertama adalah membuang kesempatan yg telah datang baik itu saya uda masuk ke suatu perusahaan tmpt saya bekerja atau belum karena faktor dari saya sndr dan luar yang uda ada saya tempati kerja.
    saran seperti apa yang bisa saya lakukan buat setiap kesempatan itu bisa datang lagi dan saya tidak membuang nya lagi??
    trima kasih.

  9. Ya kadang orang tidak sadar dan selalu menyalahkan lingkungan sebagai penyebab kegagalan, materi ini membuat kita sadar untuk evaluasi siiiiiiiiiip pak makasih.

  10. Permasalahan saya adalah bagaimana memupuk diri sendiri agar tidak mempunyai mental yg lemah, sbg contoh, saya lulusan sarjana tp ktk disuruh berjualan di pasar saya merasa malu, nah bagaimana mengatasi itu pak? Jazakomullohu khoreon katsiro

  11. betul sekali, hilangkan ego dalam menilai kegagalan, jujurlah pada hatimu…dan pada diri… banyak berbenah diri… Alloh tidak membebani seseorang sesuai kesanggupannya… kata pak Mario makin banyak gagal makin mendekati kesuksesan…

  12. Mlm boz,saya pemuda 26 tahun. Skrg sxa bkerja d persahaan leasing,jujur saya kurang menikmati..karena saya lebih suka berdagang. Saya pernah mengambil keputsan untk wirausaha di bidang besi tua. Tapi tapi gagal, dan sekarang saya ingin kembali berbisnis lagi. Tapi yang saya takutkan adalah kegagalan karena dari pihak keluarga sudah gak percaya dengan saya. Mereka inginy saya jadi PNS. Gimana solusi yang terbaik.

  13. assalamualaikum ya akhi, saat ini aku selalu dirundung kesusahan. aku selalu mudah patah semangat, bagaimana cara mengatasinya?
    please help me.thanks for all.!!

  14. Ya benar sekali, kegagalan terbesar adalah ketika kita tidak mau menyadari letak kesalahan kita sendiri. Nice Artikel, Nice motivasi. Good Luck. 🙂

  15. Assalamua’alaikum,, saya pengen minta solusi..
    Saya seorang agen pulsa, tapi banyak member-member saya yang hutang alias kasbon dulu, bayarnya nanti setelah terjual,
    kalo saya tidak memberikan, kemungkinan besar, usaha saya tidak akan berjalan, kalo saya teruskan seperti itu, member-member pada seenaknya sendiri, (nggampangke istilah jawane)
    Terus munta solusi kedua :
    bagaimana agar kita tetep semangat mencapai tujuan kita, jika ada penyebab untuk tidak semangat.
    1. perasaan yang lagi gak enak (putus asa)
    2. tidak mod
    3. malas.. dll.

  16. Gagal adalah momok bagi semua orang. Planing sudah dijalankan, perencanaan matang, proses baik, semua aspek sudah mendukung, tapi toh juga tetap gagal. Pasti kita tidak terima dengan keadaan ini. Kenapa gagal juga. Sembari merenung, Apakah pernah kita sadari ada sebuah kekuatan yang lebih Maha Kuat. Kita lupa, dengan Tuhan. Apa pernah kita libatkan dalam kita berusaha……, Mudah mudahan kita termasuk kedalam orang2 yang pandai bersyukur..amin….

  17. Assalamualaikum. Mohon kasih solusi, saat ini saya sedang kesulitan dan tidak tahu harus bagaimana. Saya sudah beberapa kali daftar polri tapi slalu gagal di pantaukhir, dan saya beralih daftar TNI saya juga Gagal di pantaukhir dan akhirnya saya daftar pilot di salah satu sekolah penerbangan di jawa barat, selesai pendidikan saya masih tetap nganggur saya sudah daftar di maskapai tapi saya di minta uang pelicin sekian puluh juta. Tpi saya tidak sanggup karena uang saya dan harta orang tua sudah habis buat membayar uang pendidikan pilot. Apakah saya harus mencari pekerjaan lain mohon solusinya. Tks

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *