Mengatasi Malas Menurut Islam Kunci Hidup Produktif dan Penuh Berkah
Sering merasa malas dan kehilangan semangat beraktivitas? Ternyata dalam Islam, kemalasan bukan sekadar masalah mental, melainkan memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Artikel ini akan membongkar akar penyebab malas menurut perspektif Islam serta menghadirkan panduan komprehensif dan solusi praktis dari Al-Qur’an dan Sunnah untuk mengusir kemalasan, membangkitkan produktivitas, dan menjalani hidup penuh berkah.
Malas adalah musuh alami produktivitas dan penghalang utama dalam mencapai potensi penuh diri kita. Seringkali, kemalasan muncul tanpa sebab yang jelas, membuat kita merasa lesu dan enggan untuk beraktivitas. Dalam ajaran Islam, fenomena kemalasan ini tidak hanya dipandang sebagai masalah perilaku semata, melainkan juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Memahami akar penyebab malas menurut Islam adalah langkah pertama untuk menemukan solusi yang tepat dan efektif, sehingga kita dapat kembali bersemangat dan produktif dalam menjalani kehidupan.
Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana Islam memberikan panduan komprehensif untuk mengatasi rasa malas. Bukan hanya sekadar teori, tetapi ajaran Islam menawarkan serangkaian praktik nyata yang telah terbukti secara spiritual dan mental mampu membangkitkan gairah hidup. Kita akan menelusuri berbagai hikmah dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang tidak hanya mengidentifikasi penyebab kemalasan tetapi juga memberikan peta jalan yang jelas menuju semangat dan produktivitas yang berkelanjutan. Mari kita selami lebih dalam bagaimana spiritualitas dapat menjadi kunci untuk mengatasi malas dan menjalani hari dengan penuh keberkahan.
Penyebab Malas Menurut Islam: Melawan Bisikan Setan dan Godaan Hawa Nafsu
Untuk bisa mengatasi malas secara tuntas, kita harus terlebih dahulu memahami penyebabnya. Dalam perspektif Islam, kemalasan tidak selalu berasal dari kelemahan karakter semata, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang seringkali luput dari perhatian kita. Salah satu penyebab malas beraktifitas yang paling mendasar dan sering disebut dalam ajaran Islam ialah karena adanya godaan setan.
Setan adalah musuh abadi manusia, yang selalu berusaha menyesatkan dan menghalangi kita dari kebaikan. Salah satu taktik utamanya adalah dengan menanamkan rasa malas, menunda-nunda, dan membuat aktivitas kebaikan terasa berat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan fenomena ini secara gamblang, terutama godaan setan saat tidur.
Sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari menjelaskan bagaimana setan beraksi ketika seseorang tidur. Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setan mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia tidur dengan tiga tali ikatan dan syaitan mengikatkannya sedemikian rupa sehingga setiap ikatan diletakkan pada tempatnya lalu (dikatakan) kamu akan melewati malam yang sangat panjang maka tidurlah dengan nyenyak.” (HR. Bukhari no. 1142).
Hadits ikatan setan ini menunjukkan bahwa setan secara fisik (atau dalam gambaran yang metaforis) berusaha menahan seseorang agar tetap dalam kondisi malas dan berat untuk bangun. Ikatan-ikatan ini melambangkan belenggu kemalasan dan kelalaian yang ditanamkan setan dalam diri seseorang, menjadikannya enggan untuk bangkit dan memulai aktivitas yang bermanfaat, terutama ibadah. Jika kita tidak mampu melepaskan ikatan tengkuk tersebut, maka seharian kita akan merasa tidak segar dan menjadi malas beraktifitas, sebagaimana disebutkan dalam akhir hadits tersebut.
Selain godaan setan, penyebab malas menurut Islam juga bisa berasal dari bisikan hawa nafsu yang cenderung mengajak pada kesenangan sesaat dan menghindari kesulitan. Hawa nafsu yang tidak terkendali akan membuat seseorang lebih memilih istirahat berlebihan, menunda pekerjaan, atau menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Kurangnya motivasi internal dan tujuan yang jelas dalam hidup juga dapat menjadi faktor pendorong kemalasan. Tanpa visi yang kuat, seseorang cenderung kehilangan arah dan semangat, sehingga aktivitas sehari-hari terasa hambar dan membosankan.
Bahaya malas dalam Islam sangat ditekankan. Kemalasan tidak hanya menghambat kemajuan individu di dunia, tetapi juga merugikan di akhirat. Orang yang malas cenderung lalai dalam ibadah, menunda shalat, atau bahkan meninggalkannya. Ini adalah kerugian besar yang bisa mengancam keimanan seseorang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri sangat membenci kemalasan dan senantiasa berlindung kepada Allah darinya, menunjukkan betapa seriusnya dampak kemalasan terhadap kehidupan seorang Muslim.
Cara Mengatasi Malas Menurut Islam: Membangun Semangat Pagi yang Berkah
Beruntunglah bagi seorang Muslim, sebab obatnya ternyata ada pada ibadah-ibadah yang biasa dilakukan. Jika kita melakukan ibadah seperti biasa, sebenarnya kita bisa terlepas dari malas yang disebabkan oleh setan ini. Kunci untuk mengatasi rasa malas dan membangun semangat pagi yang berkah terletak pada tiga amalan utama yang diuraikan dalam hadits di atas. Ini adalah solusi malas dalam Islam yang sangat efektif dan telah terbukti secara spiritual.
Mengingat Allah dan Zikir Pagi: Fondasi Kekuatan Jiwa
Langkah pertama untuk melepaskan ikatan setan adalah dengan “bangun dan mengingat Allah”. Saat seseorang terbangun dari tidur dan langsung mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, ikatan pertama setan akan terlepas. Mengingat Allah di pagi hari berarti menyadari bahwa hidup ini adalah anugerah dari-Nya, dan setiap hari adalah kesempatan untuk beribadah dan berbuat kebaikan. Ini adalah fondasi spiritualitas mengatasi malas.
Zikir pagi agar semangat adalah amalan yang sangat dianjurkan. Dengan membaca zikir-zikir ma’tsurat (yang diajarkan Rasulullah) setelah bangun tidur, seorang Muslim akan mengawali harinya dengan koneksi yang kuat kepada Penciptanya. Zikir-zikir ini tidak hanya membasahi lidah dengan pujian kepada Allah, tetapi juga menenangkan hati dan pikiran, membersihkan jiwa dari sisa-sisa bisikan setan yang mungkin masih melekat. Contoh zikir sederhana yang bisa diamalkan adalah membaca “Alhamdulillahilladzi ahyaana ba’da maa amaatana wa ilaihin nusyur” (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nyalah kami kembali).
Selain zikir khusus, mengingat Allah juga bisa dalam bentuk merenungkan kebesaran-Nya, bersyukur atas nikmat kehidupan, dan meniatkan segala aktivitas hari itu sebagai ibadah. Niat yang tulus dan mengingat Allah di setiap langkah adalah kiat rajin menurut Islam yang paling fundamental. Ini akan mengisi hati dengan energi positif dan menghilangkan perasaan hampa yang sering menjadi pemicu kemalasan.
Berwudhu Pagi Hari: Kesucian Lahir dan Batin
Setelah mengingat Allah, langkah berikutnya untuk memutuskan ikatan setan yang kedua adalah dengan berwudhu’. Jika kemudian dia berwudhu’, maka lepaslah tali yang lainnya. Wudhu pagi hari tidak hanya membersihkan tubuh secara fisik dari hadats kecil, tetapi juga memiliki efek spiritual yang mendalam. Air wudhu yang menyentuh anggota tubuh terasa menyegarkan dan membangkitkan indra. Ini adalah ibadah pengusir malas yang sangat efektif.
Secara fisik, percikan air pada wajah dan anggota tubuh dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan membuat kita merasa lebih terjaga. Secara spiritual, wudhu adalah simbol penyucian diri dari dosa-dosa kecil, yang membuat jiwa terasa lebih ringan dan bersih. Setiap tetes air wudhu yang mengalir seolah membasuh kemalasan dan keletihan dari diri kita. Sebuah hadits lain menyebutkan bahwa dosa-dosa keluar dari ujung kuku saat berwudhu, menunjukkan betapa dahsyatnya efek pembersihan wudhu.
Dengan berwudhu, seorang Muslim mempersiapkan diri tidak hanya untuk shalat, tetapi juga untuk memulai hari dengan kondisi suci dan fitrah. Ini merupakan bagian penting dari tips semangat pagi islami, karena wudhu secara langsung mempengaruhi kondisi mental dan spiritual, menjadikan seseorang lebih siap dan berenergi untuk menghadapi tantangan hari itu. Wudhu juga merupakan pra-syarat untuk shalat, sehingga secara otomatis mendorong seseorang menuju ibadah yang lebih besar.
Mendirikan Shalat: Puncak Perjuangan Melawan Kemalasan
Amalan terakhir dan paling vital untuk melepaskan seluruh ikatan setan adalah dengan mendirikan shalat. “Dan bila ia mendirikan shalat lepaslah seluruh tali ikatan dan pada pagi harinya ia akan merasakan semangat dan kesegaran yang menenteramkan jiwa.” Mendirikan shalat, terutama shalat Subuh berjamaah di masjid bagi laki-laki, adalah puncak dari perjuangan melawan kemalasan.
Keutamaan shalat Subuh sangat besar dalam Islam. Shalat Subuh adalah barometer keimanan seseorang. Barangsiapa yang mampu menunaikan shalat Subuh dengan tepat waktu, apalagi berjamaah, menunjukkan kekuatan imannya dan tekadnya untuk mendahulukan perintah Allah di atas bisikan kemalasan. Shalat Subuh juga merupakan momen di mana Allah menurunkan keberkahan dan melapangkan rezeki bagi hamba-Nya yang bergegas memenuhi panggilan-Nya. Sebuah hadits menyatakan bahwa dua rakaat shalat sunah fajar (sebelum Subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya, apalagi shalat fardhu Subuh itu sendiri.
Dengan menunaikan shalat, seorang Muslim tidak hanya melepaskan diri dari ikatan setan tetapi juga menguatkan hubungannya dengan Allah. Shalat adalah mi’raj (perjalanan spiritual) seorang mukmin, di mana ia berbicara langsung dengan Tuhannya. Ketenangan yang didapat dari shalat, ditambah dengan kekuatan spiritual yang dibangun melalui zikir dan wudhu, akan membuat seseorang merasakan semangat dan kesegaran yang menenteramkan jiwa sepanjang hari. Ini adalah cara menghilangkan malas yang paling fundamental dan berkelanjutan dalam ajaran Islam.
Jadi, jika Anda ingin semangat dipagi hari dan terhindar dari rasa malas, tiga langkah ini adalah kunci utamanya:
- Ingatlah Allah (dengan zikir dan niat yang tulus).
- Berwudhu (membersihkan diri secara lahir dan batin).
- Mendirikan shalat (terutama shalat Subuh tepat waktu).
Bukankah itu pekerjaan kita sehari-hari? Mengintegrasikan ibadah-ibadah ini secara konsisten dalam rutinitas pagi akan membentuk kebiasaan positif yang mengusir kemalasan dan membangun jiwa yang tangguh.
Doa Agar Tidak Malas: Senjata Spiritual Seorang Muslim
Selain amalan fisik dan spiritual di pagi hari, Islam juga mengajarkan kita untuk selalu memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui doa. Doa adalah senjata spiritual seorang Muslim, termasuk dalam menghadapi kemalasan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri senantiasa berlindung dari berbagai bentuk kelemahan dan kemalasan, menunjukkan pentingnya doa agar tidak malas.
Telah bercerita kepada kami Musaddad telah bercerita kepada kami Mu’tamir berkata aku mendengar bapakku berkata aku mendengar Anas bin Malik radliallahu ‘anhu berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa berdo’a:
“ALLAAHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MINAL ‘AJZI WAL KASALI WAL JUBNI WAL HAROMI WA A’UUDZU BIKA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT WA A’UUDZU BIKA MIN ‘ADZAABIL QOBRI”
(Yang artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sikap lemah, malas, pengecut dan kepikunan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur”). (HR. Bukhari no. 6369).
Doa ini merupakan contoh sempurna dari kesadaran Rasulullah tentang bahaya malas dan kelemahan lainnya. Melalui doa ini, kita memohon perlindungan dari ‘ajz (kelemahan atau ketidakmampuan), kasal (kemalasan), jubn (pengecut), dan haram (kepikunan). Keempat hal ini adalah penghalang utama bagi produktivitas dan keberkahan dalam hidup. Kelemahan membuat seseorang tidak mampu melakukan hal yang diinginkan, kemalasan membuatnya tidak mau, pengecut membuatnya takut mencoba, dan kepikunan membuatnya kehilangan kemampuan. Dengan berlindung dari semua ini, seorang Muslim memohon kekuatan dan keteguhan dari Allah untuk selalu berada dalam kondisi terbaik.
Mengamalkan doa ini secara rutin, terutama di pagi hari atau setelah shalat, akan menumbuhkan kesadaran diri dan ketergantungan kepada Allah. Ini adalah doa terhindar dari malas yang sangat ampuh, karena dengan memanjatkannya, kita mengakui keterbatasan diri dan memohon pertolongan dari Zat Yang Maha Kuasa. Doa ini juga mencakup perlindungan dari fitnah kehidupan dan kematian, serta siksa kubur, yang menunjukkan cakupan perlindungan yang komprehensif yang dicari oleh seorang Muslim.
Kiat Rajin Menurut Islam: Merajut Kehidupan Produktif
Selain ibadah ritual dan doa, Islam juga mendorong umatnya untuk memiliki etos kerja yang tinggi dan produktif. Kemalasan adalah sifat yang tidak disukai, sementara kerajinan dan kegigihan sangat ditekankan. Berikut adalah beberapa kiat rajin menurut Islam untuk merajut kehidupan yang lebih produktif dan terhindar dari belenggu kemalasan.
1. Menetapkan Niat yang Jelas dan Ikhlas
Setiap perbuatan dalam Islam dimulai dengan niat. Menetapkan niat yang jelas dan ikhlas bahwa setiap aktivitas yang kita lakukan adalah semata-mata untuk mencari ridha Allah akan mengubah pekerjaan yang biasa menjadi ibadah. Niat yang kuat akan memberikan motivasi internal yang tak tergoyahkan, bahkan ketika menghadapi tantangan atau godaan malas. Ketika seseorang menyadari bahwa usahanya bukan hanya untuk kepentingan duniawi, tetapi juga untuk bekal akhirat, semangatnya akan berlipat ganda.
2. Disiplin dan Konsistensi
Disiplin adalah kunci untuk mengatasi rasa malas. Islam mengajarkan disiplin melalui ibadah-ibadah wajib seperti shalat lima waktu yang memiliki jadwal ketat. Berlatih disiplin dalam menunaikan shalat tepat waktu dapat diterapkan pada aspek kehidupan lainnya. Konsistensi dalam melakukan kebaikan, sekecil apapun, akan membangun kebiasaan positif dan mengikis kemalasan. Rasulullah bersabda, “Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara konsisten, meskipun sedikit.”
3. Mengatur Waktu dengan Baik (Manajemen Waktu Islami)
Waktu adalah anugerah yang sangat berharga. Islam mendorong umatnya untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin dan tidak menyia-nyiakannya. Konsep manajemen waktu Islami melibatkan pembagian waktu untuk ibadah, bekerja, belajar, istirahat, dan bersosialisasi. Dengan jadwal yang terstruktur, seseorang dapat menghindari penundaan dan memastikan bahwa setiap bagian harinya diisi dengan aktivitas yang bermanfaat. Membuat to-do list atau rencana harian dapat sangat membantu dalam menjaga fokus dan produktivitas.
4. Mencari Ilmu dan Pengetahuan
Kemalasan seringkali muncul karena ketidaktahuan atau kurangnya pemahaman akan pentingnya suatu aktivitas. Dengan terus mencari ilmu dan pengetahuan, seorang Muslim akan memahami hikmah di balik setiap perintah Allah dan urgensi untuk menjadi hamba yang produktif. Pengetahuan juga membuka wawasan baru dan memicu inspirasi, yang dapat menjadi penangkal ampuh terhadap kemalasan mental. Membaca Al-Qur’an dan hadits, serta mempelajari kisah para ulama dan sahabat, dapat menumbuhkan motivasi yang kuat.
5. Lingkungan yang Mendukung
Lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap perilaku seseorang. Bergaul dengan orang-orang yang produktif, bersemangat, dan beriman akan menularkan energi positif. Sebaliknya, lingkungan yang malas dan suka menunda-nunda dapat dengan mudah menyeret seseorang ke dalam kebiasaan buruk. Mencari komunitas yang mendukung, seperti majelis ilmu atau kelompok pengajian, dapat memberikan dorongan moral dan motivasi untuk selalu berbuat kebaikan.
6. Muhasabah (Introspeksi Diri)
Secara berkala, seorang Muslim dianjurkan untuk melakukan muhasabah, yaitu mengevaluasi diri sendiri. Dengan merenungkan apakah hari-hari yang telah berlalu diisi dengan hal-hal yang bermanfaat atau justru banyak terbuang percuma, seseorang dapat mengidentifikasi pemicu kemalasan dan merumuskan strategi untuk memperbaikinya. Muhasabah juga mengingatkan kita akan tujuan hidup yang hakiki dan memperbaharui tekad untuk menjadi hamba yang lebih baik.
7. Pola Hidup Sehat
Kesehatan fisik juga berperan penting dalam mengatasi kemalasan. Tubuh yang bugar dan pikiran yang jernih lebih mudah untuk bersemangat dan produktif. Islam mendorong umatnya untuk menjaga kesehatan melalui pola makan yang halal dan baik, istirahat yang cukup, dan olahraga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah contoh terbaik dalam menjaga kesehatan dan kebugaran.
Hadits Tentang Malas: Peringatan dan Solusi dari Rasulullah SAW
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah teladan terbaik bagi umat manusia. Beliau tidak hanya mengajarkan tentang pentingnya menjauhi kemalasan, tetapi juga memberikan peringatan dan solusi praktis melalui sunnahnya. Dua hadits tentang malas yang telah kita bahas di awal artikel adalah inti dari panduan ini. Hadits tentang ikatan setan saat tidur (HR. Bukhari no. 1142) tidak hanya mengungkap penyebab malas menurut Islam yang bersifat spiritual, tetapi juga memberikan solusi malas dalam Islam yang terperinci: zikir, wudhu, dan shalat.
Peringatan lain datang dari hadits-hadits yang mengaitkan kemalasan dengan ciri-ciri orang munafik. Meskipun tidak secara langsung menyebutkan “malas”, hadits yang menjelaskan ciri-ciri munafik dalam shalat seperti menunaikan shalat dalam keadaan malas dan riya menunjukkan betapa seriusnya sifat ini dalam pandangan Islam. Ini adalah bahaya malas dalam Islam yang patut diwaspadai, karena dapat mengikis keimanan secara perlahan.
Selain itu, Rasulullah juga mengajarkan pentingnya memanfaatkan waktu dan bekerja keras. Beliau bersabda, “Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik dari hasil kerja tangannya sendiri.” (HR. Bukhari). Hadits ini memotivasi umat Muslim untuk mandiri, berikhtiar, dan tidak bergantung pada orang lain atau menyerah pada kemalasan. Ini adalah bagian dari kiat rajin menurut Islam yang holistik.
Kisah-kisah para sahabat juga penuh dengan teladan dalam memerangi kemalasan. Mereka adalah generasi yang sangat produktif, berani, dan gigih dalam beribadah maupun berjuang di jalan Allah. Meneladani semangat mereka dapat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk cara menghilangkan malas dan membangun diri menjadi pribadi yang lebih baik.
Mengatasi Rasa Malas: Pendekatan Holistik dalam Islam
Dari pembahasan di atas, jelas bahwa Islam menawarkan pendekatan yang sangat holistik dalam mengatasi rasa malas. Ini bukan hanya tentang melakukan satu atau dua hal, tetapi merupakan integrasi dari berbagai aspek kehidupan seorang Muslim.
Pertama, aspek spiritualitas mengatasi malas ditekankan melalui kesadaran akan godaan setan dan pentingnya zikir pagi agar semangat. Ini adalah pertahanan pertama yang dibangun dari dalam diri.
Kedua, aspek fisik dan kebersihan melalui wudhu pagi hari, yang tidak hanya menyegarkan tubuh tetapi juga membersihkan jiwa. Ini merupakan bagian integral dari ibadah pengusir malas.
Ketiga, aspek disiplin dan koneksi dengan Allah melalui mendirikan shalat, terutama keutamaan shalat Subuh. Shalat menjadi tiang agama yang mengokohkan tekad dan memberikan energi positif sepanjang hari.
Keempat, aspek perlindungan melalui doa agar tidak malas, di mana seorang Muslim secara sadar memohon kekuatan dan perlindungan dari Allah dari segala bentuk kelemahan. Ini adalah doa terhindar dari malas yang diajarkan langsung oleh Rasulullah.
Kelima, aspek perilaku dan etos kerja melalui kiat rajin menurut Islam seperti niat yang lurus, disiplin, manajemen waktu, mencari ilmu, memilih lingkungan yang baik, muhasabah, dan menjaga kesehatan. Semua ini adalah langkah praktis untuk mengimplementasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari guna membangun pribadi yang produktif dan bermanfaat.
Dengan memadukan semua elemen ini, seorang Muslim tidak hanya akan mampu mengatasi rasa malas yang datang sesekali, tetapi juga membangun benteng pertahanan spiritual dan mental yang kuat terhadap kemalasan jangka panjang. Ini adalah jalan menuju kehidupan yang penuh berkah, semangat, dan produktivitas, di dunia maupun di akhirat.
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
Bagaimana cara mengatasi rasa malas menurut ajaran Islam?
Untuk mengatasi rasa malas menurut ajaran Islam, fokuslah pada tiga amalan utama di pagi hari yang disebutkan dalam hadits: pertama, mengingat Allah (dengan zikir dan niat tulus) segera setelah bangun tidur; kedua, berwudhu untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual; dan ketiga, mendirikan shalat (terutama shalat Subuh tepat waktu). Selain itu, penting juga untuk berdoa agar terhindar dari malas, menetapkan niat yang jelas, disiplin, mengatur waktu, mencari ilmu, menjaga lingkungan positif, melakukan introspeksi diri (muhasabah), dan menjaga kesehatan fisik.
Apa penyebab malas menurut Islam?
Penyebab malas menurut Islam utamanya adalah godaan setan yang berusaha mengikat tengkuk kepala manusia saat tidur dengan tiga tali ikatan, membuat seseorang enggan bangun dan beraktivitas. Selain itu, kemalasan juga bisa disebabkan oleh bisikan hawa nafsu yang mengajak pada kesenangan sesaat, kurangnya motivasi internal, tidak adanya tujuan hidup yang jelas, serta kelalaian dalam mengingat Allah dan menjalankan perintah-Nya.
Doa apa yang bisa dibaca untuk menghilangkan rasa malas?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa berdo’a untuk berlindung dari kemalasan dan kelemahan lainnya. Doa yang dapat dibaca adalah: “ALLAAHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MINAL ‘AJZI WAL KASALI WAL JUBNI WAL HAROMI WA A’UUDZU BIKA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT WA A’UUDZU BIKA MIN ‘ADZAABIL QOBRI”. Yang artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sikap lemah, malas, pengecut dan kepikunan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur.” (HR. Bukhari no. 6369).
Bagaimana setan memengaruhi seseorang menjadi malas saat tidur?
Menurut sebuah hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (HR. Bukhari no. 1142), setan memengaruhi seseorang menjadi malas saat tidur dengan mengikat tengkuk kepala mereka dengan tiga tali ikatan. Setiap ikatan diletakkan pada tempatnya sambil membisikkan, “Kamu akan melewati malam yang sangat panjang, maka tidurlah dengan nyenyak.” Jika ikatan-ikatan ini tidak dilepaskan melalui amalan mengingat Allah, berwudhu, dan shalat, maka seseorang akan merasa tidak segar dan malas beraktifitas seharian.
Amalan apa saja yang dianjurkan dalam Islam agar terhindar dari kemalasan?
Amalan yang dianjurkan dalam Islam agar terhindar dari kemalasan meliputi: mengingat Allah dan berzikir setelah bangun tidur, berwudhu pagi hari, mendirikan shalat (terutama shalat Subuh) tepat waktu, membaca doa perlindungan dari kemalasan, meniatkan setiap perbuatan untuk ridha Allah, membangun disiplin dan konsistensi, mengatur waktu dengan baik, senantiasa mencari ilmu, memilih lingkungan pergaulan yang positif, melakukan muhasabah (introspeksi diri), dan menjaga pola hidup sehat.
Saya juga susah bangun pagi..!!!
Saran yang sangat sesuai untuk seorang muslim dan muslimah. Terimakasih. semoga qta tetap istiqomah dijalanNya
Tetaplah bersikap optimis dan selalu ada kemauan untuk berubah agar setan bisa jauh dari kita.
Terima kasih atas ilmunya.
semoga kbaikan penulis di balas oleh Allah Subhanahuwata’ala
Ilmu ini akan sangat bermanfaat bila diamalkan …….
Semoga kita termasuk orang-orang yang di rahmati oleh Allah Subhanahuwata’ala
Sukron akhi atas artikelnya.sangat bermanfaat sekali
bismillahirrohmannirrahim
diawali dengan namamu maka ingatkanlah aku untuk merubah cara hidup dan pandang mulai ini…alhamdulillah
terima kasih, bung rahmat atas searing nya, sangat bermanfaat sekali, AlhamduLiLLah
Syukron akhie..tp mslhnya ana msh susah khusyu klw qiyamu lail pngnx cpt slesai aza..hiks
Berlatihlah, nikmati, sampai nanti terbaik: tidak mau cepat selesai. 🙂
apa yg di sabdakan rasul tiada keraguan di dalamnya..tugas kita menyampaikan ke semua manusia…sukron mr. Rahmat
aku sendiri dewanya pemalas. tapi pengen berusaha jadi dewannya rajin
Terima kasih atas sarannya semoga dengan ini umAT ISLAM AKAN KEMBALI SEMANGAT MELAWAN kejelekan
Amin
Subhanallah aq bangga menjadi generasi islam sungguh agama yg so perfect
memang susah mengatasi malas, itu penyakit terberat dan terparah dalam hidupku, ya Allah… mudah2an ini obatnya
Assalaamu’alikum.wr.wb
subhanaALLAH..Nice note ya akhy,mhon ijin share..jazakallahu khoir.
Terima kasih atas tipsnya, semoga kita menjadi umat yang selalu bersemangat