Rahasia Sukses Sejati Lepaskan Kesombongan Raih Hidup Berkah
Kesombongan adalah musuh tersembunyi yang seringkali tanpa sadar menghambat jalan Anda menuju kesuksesan sejati yang berkelanjutan. Sifat ini tidak hanya merusak hubungan sosial dan menutup peluang belajar, tetapi juga menjauhkan kita dari keberkahan ilahi. Artikel ini akan mengupas tuntas dampak bahaya kesombongan serta membimbing Anda dengan tips praktis untuk melepaskannya, membuka pintu menuju kehidupan yang lebih rendah hati, bahagia, dan penuh berkah.
Kesombongan adalah salah satu hal yang dapat menghambat perjalanan menuju kesuksesan yang berkelanjutan dan bermakna. Ketika seseorang terlalu sombong, mereka cenderung menutup diri terhadap potensi perbaikan, pembelajaran, dan pertumbuhan, baik secara pribadi maupun profesional. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada hubungan sosial tetapi juga pada kapasitas individu untuk berinovasi dan beradaptasi.
Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan secara rinci dampak kesombongan terhadap kesuksesan dan memberikan beberapa tips melepaskan kesombongan untuk mencapai sukses sejati yang lebih besar. Kita akan menggali lebih dalam tentang bagaimana sifat ini dapat menjadi penghalang, serta bagaimana kerendahan hati dapat membuka pintu menuju pencapaian yang lebih holistik, melibatkan aspek duniawi dan spiritual.
Kesombongan: Bahaya yang Mengintai Kesuksesan Anda
Kesombongan adalah sifat yang berbahaya, tidak hanya untuk kesuksesan dunia tetapi juga untuk kebahagiaan akhirat. Secara sosial, tidak ada orang yang menyukai individu yang sombong. Sifat ini secara fundamental mengganggu interaksi sosial, merusak jalinan komunikasi, dan menyulitkan pembentukan kolaborasi yang efektif. Padahal, seringkali bantuan dan dukungan dari orang lain adalah kunci utama dalam meraih tujuan. Ketika kita bersikap sombong, kita secara tidak langsung membangun tembok yang menghalangi orang lain untuk mendekat atau menawarkan bantuan, yang pada akhirnya akan menyulitkan kita dalam meraih sukses yang diharapkan.
Lebih dari sekadar hambatan sosial, bahaya kesombongan juga terletak pada bagaimana ia memengaruhi persepsi diri dan hubungan kita dengan Yang Maha Kuasa. Kesombongan yang kita maksud di sini bukanlah hanya sekadar merasa lebih baik dari orang lain, tetapi juga kesombongan diri yang merasa tidak memerlukan bantuan Allah dalam meraih apa pun yang kita inginkan. Banyak program pengembangan diri atau kursus sukses mengajarkan kita cara menetapkan tujuan, membuat rencana, dan mengeksekusi rencana dengan disiplin tinggi, namun seringkali mereka lupa untuk secara konsisten melibatkan Allah dalam sukses.
Sikap lupa ini, yang sering kali tidak disadari, adalah sebuah bentuk kesombongan. Kita mungkin merasa bahwa dengan kecerdasan, strategi matang, dan kerja keras, kita pasti akan mencapai tujuan. Namun, perspektif ini mengabaikan kekuatan ilahi yang mengatur segala sesuatu di alam semesta. Sebagai manusia, kita adalah makhluk yang terbatas dengan pengetahuan dan kemampuan yang terbatas pula. Mengabaikan peran Tuhan dalam perjalanan hidup adalah penolakan terhadap kenyataan bahwa segala sesuatu berada di bawah kendali-Nya. Ini adalah inti dari akibat kesombongan yang mendalam, karena ia memutuskan koneksi spiritual yang esensial untuk ketenangan jiwa dan keberkahan dalam setiap usaha. Oleh karena itu, menghindari kesombongan adalah langkah pertama menuju keberhasilan yang sejati, yang tidak hanya menguntungkan di dunia tetapi juga di akhirat.
Salah Satu Bentuk Kesombongan: Melupakan Peran Ilahi dalam Perjalanan Anda
Saat kita lupa melibatkan Allah dalam sukses, ini adalah bentuk kesombongan yang sangat halus namun fundamental. Kita secara implisit merasa tidak memerlukan Allah, padahal tidak ada satu pun kejadian di alam semesta ini yang bisa terjadi tanpa kehendak-Nya. Sebuah daun yang jatuh dari pohon, sebuah pertemuan tak terduga, atau bahkan inspirasi yang tiba-tiba muncul di benak kita, semuanya adalah bagian dari ketetapan dan kehendak ilahi. Dalam Islam, konsep ini dikenal dengan takdir, di mana segala sesuatu telah ditentukan, namun manusia tetap memiliki kebebasan untuk berusaha dan memilih, dengan senantiasa berharap dan bertawakal kepada-Nya.
Ironisnya, banyak orang seringkali lupa akan kebenaran ini. Mereka hanya mengingat Allah saat mereka menemui kegagalan, menghadapi jalan buntu, atau merasa “mentok” dalam usaha meraih cita-cita. Mengapa tidak dari awal melibatkan-Nya, memohon petunjuk, dan meminta pertolongan Allah? Kesalahan ini terjadi karena kita terjebak dalam kesombongan diri; kita merasa bahwa hanya dengan rencana matang dan tindakan yang gigih, kita pasti akan meraih cita-cita kita. Anggapan ini, meskipun seringkali tidak disadari, sama sekali keliru. Konsep ini adalah manifestasi dari mengatasi ego yang berlebihan, yang membuat kita berpikir bahwa kita adalah pengatur tunggal atas nasib kita sendiri. Sebuah studi dari Universitas California, Berkeley, misalnya, menyoroti bagaimana rendah hati, yang merupakan kebalikan dari kesombongan, terbukti meningkatkan empati dan perilaku prososial, yang pada gilirannya memperkuat jejaring sosial dan dukungan Greater Good Magazine.
Perencanaan dan tindakan memang penting, bahkan dianjurkan dalam Islam, namun keduanya harus diiringi dengan doa dan tawakal. Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan berserah diri setelah melakukan usaha terbaik, meyakini bahwa hasil akhir adalah kehendak Allah. Melupakan aspek ini berarti kita telah jatuh ke dalam perangkap bahaya kesombongan yang sesungguhnya. Untuk mencapai sukses sejati, kita harus selalu menyadari bahwa kita adalah makhluk yang bergantung, dan setiap langkah kita harus diberkahi serta diizinkan oleh Sang Pencipta.
Dampak Kesombongan yang Merusak Kesuksesan dan Pertumbuhan Pribadi
Kesombongan memiliki serangkaian dampak negatif yang secara langsung menghambat seseorang mencapai kesuksesan yang langgeng dan pertumbuhan pribadi yang utuh. Mengenali dampak kesombongan ini adalah langkah pertama untuk menghindari kesombongan dan mengadopsi sikap yang lebih konstruktif.
1. Kesombongan Memecah Belah dan Menciptakan Angkuh
Ketika seseorang merasa terlalu percaya diri dan sombong, mereka cenderung meremehkan orang lain dan menganggap diri mereka sebagai yang paling hebat atau paling benar. Ini adalah salah satu ciri-ciri orang sombong yang paling jelas. Sikap angkuh seperti ini dapat menghambat kerja sama tim, memicu konflik antar individu, dan merusak lingkungan kerja yang seharusnya kolaboratif. Dalam sebuah organisasi atau tim, individu yang sombong seringkali sulit menerima ide-ide dari anggota lain, bahkan jika ide tersebut lebih baik. Mereka cenderung memaksakan kehendak dan mengabaikan masukan, yang pada akhirnya merugikan upaya kolektif untuk mencapai tujuan. Sebuah riset yang diterbitkan dalam Journal of Applied Psychology menemukan bahwa pemimpin yang sombong cenderung memiliki kinerja tim yang lebih rendah karena menghambat komunikasi dan motivasi anggota tim American Psychological Association. Ini jelas merupakan akibat kesombongan yang merusak potensi sukses bersama.
2. Kesombongan Menutup Pintu untuk Menerima Nasihat dan Kritik
Orang yang sombong seringkali sangat sulit menerima kritik atau masukan dari orang lain. Mereka merasa bahwa mereka sudah tahu segalanya dan tidak perlu belajar dari siapa pun. Keyakinan palsu ini adalah hambatan besar untuk pertumbuhan pribadi. Padahal, umpan balik, baik yang positif maupun yang konstruktif, adalah elemen vital dalam proses pembelajaran dan pengembangan. Tanpa kemampuan untuk mendengarkan dan menginternalisasi kritik, seseorang akan stagnan, melewatkan peluang untuk memperbaiki diri, dan tidak mampu beradaptasi dengan perubahan. Mereka akan terus mengulangi kesalahan yang sama dan gagal berkembang, yang secara langsung menghambat jalan menuju sukses sejati. Untuk meraih kesuksesan yang berkelanjutan, seseorang harus senantiasa membuka diri untuk belajar, dan ini hanya mungkin dengan rendah hati.
3. Kesombongan Melenyapkan Rasa Syukur atas Nikmat Ilahi
Kesombongan seringkali membuat seseorang lupa akan nikmat yang telah diberikan Allah, atau anugerah yang telah diterima dalam konteks universal. Mereka merasa bahwa segala sesuatu yang mereka capai adalah hasil murni dari usaha, kecerdasan, dan kemampuan mereka sendiri, tanpa mengakui peran kekuatan yang lebih besar dalam kesuksesan mereka. Ini adalah salah satu ciri-ciri orang sombong yang paling merugikan secara spiritual dan psikologis. Kurangnya rasa syukur dapat merusak kedamaian batin, mengurangi kebahagiaan, dan menciptakan perasaan hampa meskipun telah mencapai banyak hal materi. Bersyukur atas nikmat adalah fondasi dari kebahagiaan sejati dan penting dalam mencapai sukses sejati yang berkelanjutan, karena ia mengingatkan kita akan keterbatasan dan anugerah yang tak terhingga. Ketika kita lupa bersyukur, kita memutuskan hubungan dengan sumber keberkahan dan kebahagiaan, yang merupakan inti dari spiritual dan kesuksesan.
4. Kesombongan Menggiring ke Perbuatan Dosa dan Kerugian Moral
Kesombongan dapat membawa seseorang ke jalur yang salah, menjauh dari nilai-nilai moral dan etika. Mereka mungkin merasa bahwa mereka berada di atas hukum, tidak perlu mengikuti aturan, atau mengabaikan nilai-nilai moral yang berlaku dalam masyarakat atau agama. Perasaan superioritas ini dapat mengarah pada tindakan-tindakan tidak etis, kecurangan, penindasan, atau bahkan perbuatan dosa yang lebih besar. Akibat kesombongan semacam ini bukan hanya merusak citra diri seseorang dan reputasi, tetapi juga dapat menimbulkan kerugian jangka panjang yang fatal, baik di dunia maupun di akhirat. Sejarah telah mencatat banyak kisah kejatuhan individu dan bahkan peradaban yang berawal dari kesombongan dan keangkuhan. Untuk menghindari kesombongan ini, penting untuk selalu mawas diri dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan, serta selalu mengingat akan pertanggungjawaban di hadapan Tuhan.
Tips Jitu untuk Melepaskan Kesombongan: Kunci Menuju Sukses Sejati
Setelah memahami betapa berbahayanya kesombongan, kini saatnya kita fokus pada cara mengatasi kesombongan diri dan mengembangkan sifat-sifat yang lebih konstruktif. Proses melepaskan kesombongan adalah perjalanan spiritual dan pribadi yang membutuhkan kesadaran, niat tulus, dan tindakan nyata. Langkah-langkah ini akan membantu Anda tidak hanya meraih sukses sejati tetapi juga kebahagiaan batin dan kedamaian.
Mulailah dengan memohon ampunan, atas semua kesombongan kita di masa lalu. Mungkin kita banyak melakukan berbagai aktivitas dan usaha tanpa meminta pertolongan, bantuan, dan petunjuk dari Allah. Marilah kita memohon ampun kepada Allah dengan tulus. Beristigfarlah… Nasihat ini, tentu saja, termasuk untuk diri saya juga. Pengakuan atas kekurangan dan kesalahan adalah langkah pertama menuju ampunan Allah dan pembersihan hati. Langkah ini krusial untuk membuka diri terhadap perubahan positif. Sebuah penelitian yang diterbitkan di Personality and Social Psychology Review menunjukkan bahwa kesediaan untuk mengakui kesalahan dan mencari pengampunan merupakan indikator penting dari kerendahan hati dan kematangan emosional Personality and Social Psychology Review.
Setelah ini, usahakanlah setiap langkah kita selalu diiringi dengan doa dan tawakal. Doa dan tawakal bukan hanya terletak di akhir perjalanan (saat menghadapi kegagalan atau kesulitan), tetapi juga harus diletakkan di awal agar Allah memberi petunjuk, dan diletakkan sepanjang perjalanan agar langkah kita selalu dibimbing oleh-Nya. Meninggalkan kesombongan kita, insya Allah, akan membawa kita menuju sukses sejati. Berikut beberapa tips melepaskan kesombongan yang dapat Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Selalu Mengingat Bahwa Kita adalah Makhluk yang Lemah dan Penuh Kekurangan
Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Mengakui bahwa kita adalah makhluk yang lemah, fana, dan memiliki banyak kekurangan adalah langkah awal yang sangat penting untuk melepaskan kesombongan. Penyadaran ini akan membuka pintu bagi pertumbuhan pribadi dan perbaikan yang berkelanjutan. Ketika kita menyadari keterbatasan kita, kita menjadi lebih terbuka untuk belajar, mencari bantuan, dan menerima masukan dari orang lain. Ini adalah fondasi dari pentingnya rendah hati. Ingatlah bahwa setiap talenta, kekuatan, dan kesempatan yang kita miliki adalah karunia dari Allah. Dengan mengingat ini, kita akan lebih mudah mengatasi ego yang mendorong kita untuk merasa superior.
2. Membiasakan Diri untuk Rendah Hati dan Tidak Sombong
Rendah hati adalah kunci utama untuk melepaskan kesombongan. Cobalah untuk selalu membuka diri terhadap masukan, saran, dan kritik dari orang lain. Pahami bahwa tidak ada yang tahu segalanya, dan kita semua bisa belajar dari pengalaman dan pengetahuan orang lain, bahkan dari mereka yang mungkin kita anggap lebih rendah. Praktikkan mendengarkan aktif, akui kesalahan Anda tanpa rasa malu, dan berikan pujian tulus kepada orang lain atas pencapaian mereka. Membiasakan diri dengan sikap rendah hati akan secara alami mengurangi ciri-ciri orang sombong dalam diri Anda. Manfaat rendah hati ini akan terlihat dalam hubungan yang lebih baik, kemauan belajar yang lebih tinggi, dan kemampuan adaptasi yang lebih baik dalam berbagai situasi.
3. Bersyukur Atas Nikmat yang Telah Diberikan Allah
Setiap kesuksesan, setiap anugerah, dan setiap kemudahan yang kita capai adalah hasil dari nikmat Allah, bukan semata-mata karena usaha kita. Bersyukur atas nikmat adalah cara yang ampuh untuk memerangi kesombongan. Dengan sering bersyukur, kita akan terus diingatkan akan kebesaran Allah dan ketergantungan kita kepada-Nya. Ini akan memperkuat rasa syukur dalam hati kita dan mengingatkan bahwa kesuksesan kita tidak hanya bergantung pada usaha kita sendiri, melainkan juga pada rahmat dan izin-Nya. Praktikkan menulis jurnal syukur, mengucapkan alhamdulillah secara rutin, dan melihat setiap tantangan sebagai peluang untuk bertawakal. Ini adalah elemen penting dari spiritual dan kesuksesan yang berkesinambungan.
Sebagai makhluk yang terbatas, kita selalu membutuhkan bimbingan dan pertolongan, seperti yang ditekankan dalam ajaran https://www.motivasi-islami.com/kondisi-dasar-untuk-sukses/. Dengan melibatkan Allah, kita tidak hanya menguatkan fondasi spiritual kita tetapi juga membuka diri pada keberkahan yang tak terhingga.
4. Selalu Memohon Ampunan kepada Allah Atas Dosa-dosa yang Telah Diperbuat
Ketika kita merasa sombong atau menyadari bahwa kita telah terjebak dalam kesombongan, sangat penting untuk segera memohon ampunan Allah. Ini adalah cara untuk membersihkan hati, memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta, dan menghindari perbuatan dosa yang dapat merusak perjalanan menuju sukses sejati. Memohon ampun bukan hanya sekadar ucapan, tetapi harus disertai dengan penyesalan yang tulus, niat untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama, dan keinginan kuat untuk berubah menjadi lebih baik. Doa dan tawakal yang diiringi dengan istighfar (memohon ampun) akan menjadi perisai dari bahaya kesombongan dan membuka pintu rahmat-Nya. Ingatlah bahwa Allah Maha Pengampun, dan Dia menyukai hamba-Nya yang senantiasa bertaubat dan kembali kepada-Nya. Proses https://www.motivasi-islami.com/rahasia-sukses-dunia-dan-akhirat/ sangat erat kaitannya dengan kemauan kita untuk terus memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada-Nya.
5. Fokus pada Pembelajaran Berkelanjutan dan Pertumbuhan
Salah satu cara mengatasi kesombongan diri adalah dengan terus-menerus berinvestasi dalam pertumbuhan pribadi dan pembelajaran. Orang sombong seringkali merasa sudah tahu segalanya, sehingga menghentikan proses belajar mereka. Sebaliknya, orang yang rendah hati selalu haus akan ilmu dan pengalaman baru. Mereka melihat setiap interaksi, setiap buku, dan setiap tantangan sebagai kesempatan untuk tumbuh. Dengan berkomitmen pada pembelajaran seumur hidup, kita secara otomatis akan mengakui bahwa masih banyak hal yang belum kita ketahui, yang merupakan penawar mujarab bagi mengatasi ego dan arogansi. Jadikan kebiasaan untuk https://www.motivasi-islami.com/mulailah-bertindak-dari-yang-sudah-ada/ dan terus bergerak maju dalam pengembangan diri.
6. Praktikkan Empati dan Perspektif Orang Lain
Untuk menghindari kesombongan, cobalah untuk secara aktif melatih empati—kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang orang lain rasakan. Orang yang sombong seringkali hanya fokus pada diri sendiri dan pandangan mereka. Dengan mencoba melihat dunia dari sudut pandang orang lain, kita akan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang perjuangan, harapan, dan kontribusi mereka. Ini akan membantu kita menyadari bahwa setiap orang memiliki nilai dan perannya masing-masing, sehingga mengurangi kecenderungan untuk merasa superior. Mempraktikkan empati juga meningkatkan kemampuan kita untuk menerima kritik dengan lebih terbuka, karena kita dapat melihat niat baik di balik masukan tersebut.
7. Bersikap Proaktif dalam Melayani dan Membantu Orang Lain
Melayani orang lain adalah salah satu manfaat rendah hati yang paling nyata dan efektif dalam cara melepaskan kesombongan. Ketika kita secara sukarela membantu mereka yang membutuhkan, kita diingatkan akan keterbatasan kita sendiri dan peran kita sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar. Tindakan melayani ini menggeser fokus dari diri sendiri ke orang lain, secara bertahap mengurangi ego dan meningkatkan rasa syukur. Baik itu dengan menjadi mentor, sukarelawan, atau sekadar menawarkan bantuan kepada teman, setiap tindakan melayani adalah latihan dalam kerendahan hati dan pembangunan karakter yang kokoh.
Kesimpulan: Meraih Sukses Sejati dengan Kerendahan Hati
Melepaskan kesombongan adalah langkah fundamental dan penting menuju sukses sejati yang lebih besar dan bermakna. Kesombongan dapat menghambat pertumbuhan pribadi, merusak hubungan dengan orang lain, dan menyebabkan kerugian yang tidak perlu, baik di dunia maupun secara spiritual. Berbagai dampak kesombongan telah kita ulas, mulai dari isolasi sosial hingga terputusnya koneksi dengan Sang Pencipta. Sifat ini juga menutup pintu bagi menerima kritik dan bersyukur atas nikmat yang telah diberikan.
Dengan mengikuti tips melepaskan kesombongan di atas, dan senantiasa mengingat pentingnya rendah hati serta bersyukur atas nikmat Allah, kita dapat secara efektif cara mengatasi kesombongan diri. Mengakui kelemahan, melatih empati, memohon ampunan Allah, dan secara konsisten melibatkan Allah dalam sukses melalui doa dan tawakal akan membimbing kita. Ini bukan hanya tentang menghindari bahaya kesombongan, tetapi tentang membangun karakter yang kuat, jiwa yang tenang, dan kehidupan yang penuh keberkahan. Dengan rendah hati, kita membuka diri pada pembelajaran tak terbatas, kolaborasi yang bermakna, dan sebuah perjalanan menuju sukses sejati yang berkelanjutan dalam hidup kita, di dunia dan di akhirat.
FAQs (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Bagaimana cara mengenali kesombongan dalam diri kita?
Kesombongan dapat dikenali dengan beberapa ciri-ciri orang sombong seperti merasa lebih baik dari orang lain, sulit menerima kritik atau nasihat, selalu ingin menonjol dan dipuji, seringkali meremehkan pencapaian orang lain, dan kurangnya bersyukur atas nikmat yang dimiliki. Introspeksi diri secara jujur, meminta masukan dari orang-orang terdekat yang kita percaya, dan merenungkan respons kita terhadap keberhasilan atau kegagalan dapat membantu mengidentifikasi kesombongan yang mungkin tersembunyi dalam diri kita. Mengamati bagaimana kita bereaksi ketika orang lain sukses atau ketika kita melakukan kesalahan juga bisa menjadi indikator penting.
2. Apa dampak positif dari melepaskan kesombongan?
Melepaskan kesombongan dapat membawa dampak positif yang sangat besar, baik secara pribadi maupun profesional. Dampak positif ini meliputi pertumbuhan pribadi yang lebih pesat karena kita lebih terbuka untuk belajar dan berkembang, hubungan yang lebih baik dengan orang lain karena kita menjadi lebih empatik dan kolaboratif, serta perasaan lebih bahagia dan bersyukur atas nikmat. Selain itu, dengan rendah hati, kita menjadi lebih resilien terhadap kegagalan, lebih mudah beradaptasi dengan perubahan, dan lebih siap untuk menerima kritik sebagai peluang perbaikan. Ini semua berkontribusi pada sukses sejati yang lebih utuh.
3. Bagaimana cara memperkuat rasa syukur dalam hidup kita?
Untuk memperkuat bersyukur atas nikmat dalam hidup kita, ada beberapa kebiasaan yang bisa diadopsi. Pertama, mulailah dengan menyusun daftar hal-hal yang kita syukuri setiap hari, sekecil apa pun itu. Kedua, biasakan untuk mengucapkan terima kasih kepada orang lain atas bantuan atau kebaikan mereka. Ketiga, selalu mengingat bahwa semua nikmat dan pencapaian berasal dari Allah, bukan semata-mata usaha kita. Keempat, praktikkan doa dan tawakal secara rutin, mengakui bahwa setiap napas dan kesempatan adalah karunia. Terakhir, habiskan waktu untuk merenung dan mengapresiasi keindahan alam serta nikmat-nikmat tak terhingga di sekitar kita. Ini akan membantu dalam spiritual dan kesuksesan kita.
4. Mengapa rendah hati penting dalam mencapai kesuksesan?
Rendah hati sangat penting dalam mencapai kesuksesan karena membuka diri terhadap pembelajaran, pertumbuhan pribadi, dan kolaborasi. Ketika kita rendah hati, kita siap menerima kritik dan masukan yang konstruktif, memungkinkan kita untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Sikap ini juga membangun hubungan yang lebih kuat dengan orang lain, karena orang lebih cenderung bekerja sama dan mendukung individu yang tidak sombong. Pentingnya rendah hati juga terletak pada kemampuannya untuk mengatasi ego yang seringkali menjadi penghalang terbesar dalam menghadapi kegagalan atau mencari solusi kreatif. Dengan rendah hati, kita menjadi pemimpin yang lebih baik, rekan kerja yang lebih dihormati, dan manusia yang lebih bijaksana dalam berbagai aspek kehidupan.
5. Bagaimana cara meminta ampun kepada Allah?
Meminta ampunan Allah dapat dilakukan dengan tulus dan sungguh-sungguh. Caranya adalah dengan melakukan istighfar (mengucapkan astaghfirullah) secara lisan, disertai dengan penyesalan yang mendalam di dalam hati atas dosa-dosa atau kesombongan yang telah kita perbuat. Kita dapat berdoa secara spesifik, mengakui kesalahan, dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut di masa depan. Penting juga untuk melakukan tindakan korektif jika ada hak orang lain yang terlanggar. Allah Maha Pengampun dan akan menerima permohonan ampun kita jika kita sungguh-sungguh menyesal dan berusaha untuk berubah menjadi lebih baik. Proses ini adalah bagian integral dari spiritual dan kesuksesan, membantu membersihkan hati dan mengembalikan kita ke jalur yang benar.
Amin. Semoga kita dijauhkan dari sifat sombong baik tidak sengaja apalagi yang tersengaja.
Amin pak Danu.
Terima kasih komentarnya.
betul pak!!
Alhamdulillah, inilah peringatan bagi saya yang saya cari-cari dan saya minta izin untuk dikongsikan kepada semua pembaca blog saya.
Memang, kebesaran dalam diri kita mampu menyekat diri kita untuk lebih berjaya. Ia terbukti apabila manusia merasakan dirinya itu cukup dan lebih besar dari segala-galanya.
Apabila dalam jiwanya punya Tuhan yang lebih besar dari yang Maha Esa, maka, kehendak allah itu diketepikan dan kehendak duniawinya didahulukan. Teman saya sering mengingatkan bahawa; kehidupan seorang Muslim ini ialah sebagai menyembah, menurut perintah termasuk lah kehendak hati kita semuanya adalah atas kehendak dan kuasa Allah. Adakah kita mampu mengubahnya? Jawapannya tidak, melainkan dengan usaha dan tawakal kepada Allah, pasti Allah akan perkenankannya.
Pesanan Ibnu Mas’ud; 2 ciri manusia yang akan gagal ialah mereka yang cepat berputus asa dan mereka yang bangga diri.
http://iqclassmanagement.blogspot.com
@ Kamiyghebat
Terima kasih atas komentarnya.
Terima kasih,suatu peringan yang sederhana tapi sangat berharga karena kita manusia seing bersfat khilaf dan lupa.kalau kita mendapatkan keberhasilan kita menganggap bahwa keberhasilan kita itu karena kepintaran dan keahlian kita. kita lupa kepada Yang memberikan ilmu dan kemampuan kepada kita yakni Allah swt Yang Maha Berilmu dan Maha Pemurah.Semoga kita terhindar dari sikap sombong.Jazakallah khairan.
Fakta lain juga ada pak Rahmat, dimana mereka sangat konseptual, teoritis, strategis, great planning, control dan monitoring yang baik. Akhirnya segala goal dan target tercapai walaupun tanpa do’a pada sang Rabb.
Walaupun tanpa menyebut namaNYA, DIA memberikan semua yang mereka usahakan, mungkin begitulah hukum alam dan SunatullahNYA, namun semakin banyak yang mereka dapatkan, semakin juah pula mereka tersesat, hingga tiba pada satu titik balik yang tak akan mereka sangka-sangka.
Mungkin itu adalah gambaran bahwa hidup didunia yang hanya bersendau gurau, hidup yang berorientasi pada kebendaan semata, hidup yang berfocus pada kenikmatan duniawi, kerja keras, kesuksesan dan kebanggaan.
Dan akhirnya bereforia dalam pesta pora.
Dunia dan akhirat memang berbeda masa, yang satu real dan satu lagi imaginer. Namun dengan kekuatan iman, kita berani ber-investasi untuk akhirat atas segala sesuatu yang kita lakukan didunia bahkan tidak jarang harus kita tempuh dengan pengorbanan. Beriman itu memang perlu tanpa rasa takut.
Memang betul sekali pak Rahmat, perlu paradigma atau mindset yang tepat untuk dapat melepaskan kesombongan, karena dia lahir dari keinginan untuk memiliki dan menguasai hingga menutupi hadirnya sang Pencipta yang setiap saat melihatnya.
Terima kasih atas tulisannya yang mengingatkan saya untuk melepaskan kesombongan dan selalu menyertakan Allah dalam setiap rencana dan tindakan.
-peace-
Saya tahu dan saya setuju. Ada (bahkan banyak) kafir atau ateis yang bisa meraih sukses materi. Pada ujungnya tergantung pilihan kita, apakah kita mau meraih sukses dengan kesombongan karena tidak memerlukan Allah, atau kita sukses dengan bimbingan dan arahan Allah sehingga kita mendapatkan yang terbaik di sisi Allah.
Good comment, thanks pak Ace.
Terimakasih atas artikelnya! semoga bermanfaat dunia dan akhirat. amin…
Assalamu ‘alaikum wr wb
Jazzakumullohu khoiron katsiro atas artikelnya,Insya Alloh bermanfaat bagi kita semua.
Yang pantas sombong hanyalah Alloh SWT yang memiliki seluruh dunia dan isinya termasuk kita.Kita hanyalah makhluk yang lemah sekali,tidak makan sehari saja sudah lemas, tidak tidur semalam saja sudah lemas karena kantuk dan sebagainya. Sehingga bagi manusia yang mau berfikir akan berusaha untuk menghilangkan kesombongan.
Tidak ada satu manusiapun yang senang dengan orang yang sombong termasuk golongan orang-orang yang sombong sendiri.Sehingga bila ada orang yang belum berhasil, dia sudah sombong apa yang mau disombongkan atau bila ia sudah berhasil tetapi ada sifat sombong sebetulnya dia akan lebih berhasil apabila sifat sombongnya dihilangkan.
Semoga Alloh SWT menghilangkan sifat sombong yang ada pada diri kita.Amien
wadiyo
Terima kasih pak Wadiyo atas komentarnya di Motivasi Islami. Untuk kedepan, tolong untuk tidak memasang link pada body komentar karena akan dianggap SPAM oleh Askimet. Cukup di kotak isian website saja.
terima kasih atas nasihat yang diberikan…..
ass…terima kasih cerita nya bagus banget, jadi bikin tambah semangat dlam menjalani hidup ini…wass….
terima kasih pak sarannya,saya sadar saya melupakan dasar dari dari rencana dan tindakan yaitu doa dan tawakal serta lebih mendekat kan diri kepada Allah S.W.T agar tidak menyombongkan diri