Cara Kaya Islami Teladan Rasulullah: Doa & Rahasia Rezeki Berkah
Seringkali kekayaan dianggap tabu, padahal Islam memandang harta sebagai anugerah dan amanah. Pelajari mindset kaya islami ala Rasulullah SAW, mulai dari mengubah pandangan negatif tentang uang hingga rahasia doa dan amalan pembuka pintu rezeki yang berkah. Temukan bagaimana kekayaan bisa menjadi jembatan menuju ketaqwaan dan kemaslahatan umat.

Dalam perjalanan menuju kemapanan finansial, seringkali kita menemukan nasihat dari para milyarder barat yang menekankan pentingnya mengubah mindset terhadap kekayaan. Mereka sepakat bahwa langkah krusial pertama untuk mencapai kekayaan adalah dengan menghilangkan segala bentuk ‘alergi’ atau penolakan terhadapnya. Jangan pernah membiarkan pikiran bahwa kekayaan itu jahat, orang kaya itu egois, atau segala sesuatu yang berkaitan dengan materi adalah buruk, bersarang di hati kita. Selama prasangka negatif ini menguasai pikiran, pintu menuju kemakmuran finansial akan tetap tertutup rapat. Konsep ini sangat relevan dengan ajaran Islam, yang juga mengajarkan bahwa kekayaan yang halal dan digunakan dengan benar adalah sebuah anugerah, bukan kutukan.
Seperti ungkapan bijak yang sering dikutip, termasuk oleh tokoh pengembangan diri Bob Proctor, uang seharusnya menjadi pelayan kita, bukan sebaliknya kita yang menjadi budak uang. Ini adalah esensi dari mindset orang kaya Islam yang sejati: kekayaan adalah alat untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu ketaatan kepada Allah SWT dan kemaslahatan umat. Lalu, bagaimana Islam, khususnya melalui teladan Rasulullah SAW, memandang kekayaan? Apakah doa agar cepat kaya itu sesuatu yang diperbolehkan? Mari kita selami lebih dalam.
Kekayaan dalam Islam: Sebuah Amanah dan Sarana Kebaikan
Seringkali, ada persepsi keliru di masyarakat bahwa Islam menganjurkan kemiskinan atau bahwa kekayaan adalah sesuatu yang harus dihindari. Padahal, pandangan Islam tentang kekayaan jauh lebih nuansa dan mendalam. Islam tidak melarang umatnya untuk menjadi kaya, bahkan sebaliknya, menganjurkan umatnya untuk mencari rezeki yang halal dan luas. Kekayaan dalam Islam bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah amanah dan sarana untuk beribadah serta memberikan manfaat kepada sesama.
Jangan Alergi Kekayaan: Menghilangkan Hambatan Mental
Klaim bahwa kita tidak akan pernah kaya jika memiliki jangan alergi kekayaan sangat tepat dan memiliki akar dalam ajaran Islam. Pikiran adalah medan perang pertama. Jika kita terus-menerus memupuk asumsi bahwa uang adalah akar segala kejahatan, atau bahwa orang kaya pasti sombong dan jahat, maka secara tidak sadar kita telah membangun tembok tebal yang menghalangi rezeki. Islam mengajarkan kita untuk selalu berprasangka baik (husnuzan) terhadap segala nikmat Allah, termasuk rezeki. Rezeki, termasuk kekayaan, adalah karunia dari-Nya yang bisa menjadi kebaikan jika digunakan pada jalan yang benar, dan bisa menjadi ujian jika disalahgunakan. Oleh karena itu, langkah pertama untuk membuka pintu rezeki adalah dengan membersihkan hati dan pikiran dari segala prasangka negatif terhadap kekayaan.
Uang Sebagai Pelayan: Mengelola Kekayaan dengan Bijak
Prinsip uang sebagai pelayan, bukan tuan, adalah inti dari etika keuangan dalam Islam. Kekayaan yang hakiki bukanlah seberapa banyak yang kita miliki, melainkan seberapa besar manfaat yang bisa kita berikan melalui kekayaan itu. Seorang Muslim yang kaya adalah ia yang menjadikan hartanya sebagai jembatan menuju surga, menggunakannya untuk menafkahi keluarga, bersedekah, berzakat, membantu dakwah, membangun fasilitas umum, dan berbagai amal kebajikan lainnya. Sebaliknya, jika seseorang dikuasai oleh uang, menjadi serakah, kikir, atau melupakan Tuhannya karena harta, maka uang tersebut telah menjadi tuannya yang menjerumuskan. Konsep ini mengajarkan kita untuk memiliki kendali penuh atas harta, bukan dikendalikan olehnya, sehingga harta tersebut benar-benar menjadi pelayan yang setia dalam meraih ridha Ilahi.
Bahaya Kemiskinan dalam Islam: Mengapa Mencari Rezeki itu Penting
Meskipun kesederhanaan adalah nilai yang terpuji, Islam juga secara tegas mengingatkan tentang bahaya kemiskinan dalam Islam yang ekstrem. Kemiskinan yang mencekik bisa mendekatkan seseorang pada kekufuran, seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, “Hampir saja kefakiran itu menjadi kekufuran.” Maksudnya, kemiskinan yang sangat parah dapat membuat seseorang putus asa, kehilangan iman, bahkan terjerumus pada perbuatan dosa demi bertahan hidup. Oleh karena itu, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bekerja keras mencari nafkah yang halal demi menjaga martabat diri, mencukupi kebutuhan keluarga, dan memiliki kemampuan untuk beribadah serta berbagi. Mencari rezeki adalah bagian dari ibadah, dan menjadi kaya dengan cara yang halal serta menggunakannya untuk kebaikan adalah salah satu bentuk ketaatan tertinggi.
Doa Rasulullah Minta Kaya dan Berlindung dari Kemiskinan
Salah satu bukti paling nyata bahwa Islam tidak anti-kekayaan adalah teladan dari Nabi Muhammad SAW sendiri. Beliau, sebagai teladan sempurna bagi umat manusia, pernah mengajarkan dan melafazkan doa rasulullah minta kaya, serta doa terhindar dari kemiskinan. Ini menunjukkan bahwa memohon kelapangan rezeki dan kekayaan yang berkah kepada Allah adalah hal yang disyariatkan dan terpuji, asalkan niatnya benar dan penggunaannya sesuai syariat.
Doa Agar Cepat Kaya dan Berkah: Petunjuk Nabi Muhammad SAW
Rasulullah SAW adalah manusia paling mulia yang hidupnya penuh kesederhanaan dan kezuhudan, namun beliau juga mengajarkan umatnya untuk memohon hal-hal duniawi yang bermanfaat. Kekayaan yang halal dan berkah dapat menjadi sarana untuk beramal shalih. Berikut adalah beberapa doa yang dicontohkan oleh beliau yang secara eksplisit atau implisit memohon kekayaan dan perlindungan dari kefakiran:
-
Doa Memohon Petunjuk, Ketaqwaan, Kesucian Diri, dan Kekayaan
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, kesucian diri, dan kekayaan.”
(Diriwayatkan oleh Muslim no. 2721, Tirmidzi no. 3489, dan Ibn Majah no. 3832 dari Abdullah bin Mas’ud. Hadits ini shahih.)
Doa ini adalah salah satu doa yang sangat komprehensif. Kata “kekayaan” (al-Ghina) dalam konteks ini sering diartikan sebagai kekayaan hati (tidak bergantung kepada selain Allah), namun juga mencakup kekayaan materi yang membuat seseorang mandiri dan tidak meminta-minta. Ketaqwaan dan kekayaan adalah kombinasi sempurna, di mana kekayaan menjadi sarana untuk meningkatkan ketaqwaan, bukan malah melalaikan. Dengan memohon kesucian diri (al-'Afaf), kita meminta agar rezeki yang datang adalah rezeki yang halal dan bersih, serta terlindungi dari perbuatan dosa.
-
Doa Berlindung dari Kemiskinan, Kepapaan, dan Kehinaan
“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kemiskinan, kepapaan, dan kehinaan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kezaliman orang dan menzalimi orang.”
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 1544, An-Nasa’i no. 5462, dan Ibn Majah no. 3842 dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Hadits ini juga shahih.)
Doa ini secara eksplisit merupakan doa dijauhkan dari kemiskinan yang ekstrem (al-faqr), kepapaan (al-qillah) yang berarti kekurangan segala sesuatu, dan kehinaan (adz-dzillah) yang timbul dari ketergantungan pada orang lain. Rasulullah SAW memahami betul bahwa kemiskinan yang parah bisa mengikis harga diri dan martabat seseorang, bahkan bisa mendorong pada perbuatan buruk. Oleh karena itu, memohon perlindungan dari kondisi semacam ini adalah hal yang sangat manusiawi dan dibenarkan dalam Islam.
-
Doa Berlindung dari Kemiskinan yang Berujung Kekufuran
“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kemiskinan, kekufuran, kefasikan, perpecahan, dan kemunafiqan.”
(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya, An-Nasa’i no. 5463, dan Hakim dari Anas bin Malik. Hadits ini dinilai hasan.)
Doa ini mengaitkan kemiskinan dengan kekufuran, sebagaimana yang disinggung sebelumnya mengenai bahaya kemiskinan dalam Islam. Ini bukan berarti setiap orang miskin adalah kafir, melainkan kemiskinan yang sangat parah bisa membuat seseorang menjadi kufur nikmat, ingkar kepada takdir Allah, atau bahkan terjerumus ke dalam perbuatan yang mengeluarkan dari iman. Melalui doa ini, Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk memohon perlindungan dari kondisi finansial yang dapat mengancam iman kita.
-
Doa Berlindung dari Kelaparan
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelaparan, karena sesungguhnya ia adalah seburuk-buruk sahabat.”
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 1545, An-Nasa’i no. 5468, dan Ibn Majah no. 3354 dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Hadits ini hasan sahih.)
Kelaparan adalah bentuk kemiskinan yang paling mendasar dan memilukan. Doa ini menunjukkan betapa Rasulullah SAW sangat memahami penderitaan akibat kelaparan dan betapa buruknya kondisi tersebut. Seorang yang kelaparan akan sulit untuk fokus beribadah, bekerja, atau bahkan berpikir jernih. Oleh karena itu, memohon perlindungan dari kelaparan adalah permohonan untuk kelangsungan hidup yang layak dan kemampuan untuk menjalankan tugas-tugas kekhalifahan di bumi.
Doa Agar Lapang Rezeki: Pentingnya Keyakinan dan Husnuzan
Setelah melafazkan doa agar lapang rezeki dan berbagai doa perlindungan dari kemiskinan, hal terpenting adalah keyakinan penuh bahwa Allah SWT akan mengabulkannya. Sebagaimana firman Allah dalam hadits qudsi, “Aku adalah sesuai persangkaan hamba-Ku kepada-Ku.” Ini menegaskan pentingnya husnuzan atau prasangka baik kepada Allah. Jangan pernah berprasangka bahwa doa kita tidak akan didengar atau dikabulkan. Keyakinan yang kuat adalah salah satu kunci utama terkabulnya doa.
Seharusnya, setelah memahami doa-doa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW ini, hidup kita menjadi lebih cerah, penuh harapan, dan optimis. Mengapa tidak? Kita akan kaya, entah lambat atau laun, karena kita telah berusaha, berdo’a, dan yakin dengan do’a kita. Keyakinan ini bukan hanya sekadar harapan kosong, melainkan sebuah bentuk tawakkal kepada Allah setelah melakukan ikhtiar semaksimal mungkin.
Rasulullah SAW: Sang Motivator Kekayaan yang Bertaqwa
Seringkali muncul pertanyaan, “Apakah Rasulullah SAW itu miskin?” Ada pandangan yang kuat bahwa beliau adalah seorang yang sangat sederhana, bahkan fakir. Namun, sejarah dan beberapa riwayat menunjukkan gambaran yang lebih kompleks. Sebenarnya, rasulullah orang kaya, meskipun beliau memilih untuk hidup sederhana tapi kaya dalam konteks penggunaan hartanya.
Bagaimana Rasulullah Kaya? Membongkar Fakta Sejarah
Untuk memahami bagaimana Rasulullah kaya, kita perlu menengok kembali perjalanan hidup beliau. Sebelum kenabian, Rasulullah SAW dikenal sebagai seorang pedagang yang jujur dan sukses. Beliau pernah bekerja untuk Khadijah binti Khuwailid, seorang saudagar kaya raya di Mekkah, dan mengelola perdagangannya dengan sangat baik. Setelah menikah dengan Khadijah, beliau juga menjadi seorang yang memiliki harta kekayaan yang signifikan. Khadijah sendiri adalah seorang wanita pengusaha yang sangat sukses dan mewariskan kekayaannya kepada Rasulullah SAW.
Selain itu, setelah hijrah ke Madinah dan terbentuknya negara Islam, Rasulullah SAW juga memperoleh bagian dari ghanimah (harta rampasan perang) yang diperoleh dalam berbagai peperangan. Meskipun begitu, beliau tidak pernah menyimpan harta tersebut untuk dirinya sendiri atau keluarganya. Seluruh kekayaan yang beliau miliki atau peroleh selalu didistribusikan untuk kepentingan dakwah Islam, membantu kaum fakir miskin, membebaskan budak, dan berbagai kebutuhan umat lainnya. Ini adalah sebuah pilihan, bukan karena beliau tidak memiliki kekayaan, tetapi karena beliau mendahulukan kepentingan akhirat di atas dunia.
Ini menunjukkan bahwa kekayaan bukanlah hal yang asing bagi Rasulullah SAW. Beliau tahu bagaimana cara memperolehnya secara halal dan bagaimana mengelolanya dengan bijak. Yang membedakan beliau adalah bagaimana beliau menggunakan kekayaan tersebut: seluruhnya diinfakkan di jalan Allah, sehingga beliau hidup dalam kesederhanaan, meskipun secara kepemilikan beliau adalah orang yang mampu.
Kelebihan Orang Kaya Menurut Islam: Potensi Amal Jariyah
Rasulullah SAW memang pernah menyebutkan kebaikan orang-orang miskin, namun beliau juga menegaskan kelebihan orang kaya menurut Islam yang bertaqwa. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, dan disahihkan oleh Hakim serta Ibn Hibban dari Amr bin Ash, menyatakan:
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba-Nya yang bertaqwa, kaya (ghaniyy), dan tidak menonjolkan dirinya (khafiyy).”
Hadits ini adalah landasan penting yang menunjukkan bahwa Allah mencintai hamba-Nya yang kaya, asalkan memenuhi dua syarat: bertaqwa dan tidak menonjolkan diri. Kekayaan yang disertai ketaqwaan membuka banyak pintu kebaikan. Seorang kaya yang bertaqwa memiliki kemampuan lebih untuk menunaikan zakat, bersedekah jariah, membantu pembangunan masjid dan sekolah, membiayai anak yatim, bahkan menunaikan haji berkali-kali. Bandingkan dengan orang yang miskin, meskipun ia memiliki niat yang sama, ia terbatas dalam kemampuannya untuk beramal secara materi. Oleh karena itu, kekayaan yang diiringi dengan ketaqwaan adalah karunia besar yang sangat dihargai dalam Islam.
Cara Kaya Islami: Ketaqwaan, Ikhtiar, dan Amalan Cepat Kaya
Setelah memahami bahwa hadits tentang kekayaan menunjukkan adanya nilai positif bagi seorang Muslim yang kaya dan bertaqwa, lantas bagaimana cara kaya Islami yang benar? Islam tidak hanya mengajarkan doa, tetapi juga mendorong ikhtiar (usaha), ketaqwaan, dan berbagai amalan yang dapat memperlancar rezeki.
Ketaqwaan dan Kekayaan: Kunci Utama Keberkahan Rezeki
Dua hal yang disebutkan dalam hadits di atas, yaitu bertaqwa dan tidak menonjolkan diri, adalah kunci bagi seorang Muslim yang ingin kaya secara Islami. Ketaqwaan dan kekayaan tidak hanya berarti memiliki harta yang banyak, tetapi juga memiliki harta yang berkah. Taqwa adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ketika seseorang bertaqwa, Allah akan membukakan pintu rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, sebagaimana firman-Nya dalam Surah At-Talaq ayat 2-3: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” Ini adalah janji Allah yang pasti. Ketaqwaan akan membimbing kita untuk mencari rezeki yang halal, mengelola harta dengan benar, dan menggunakannya untuk kebaikan, sehingga kekayaan tersebut menjadi berkah dan membawa kebahagiaan dunia akhirat.
Amalan Cepat Kaya Selain Doa: Ikhtiar Maksimal
Meskipun doa adalah senjata utama seorang mukmin, Islam juga menekankan pentingnya amalan cepat kaya melalui ikhtiar atau usaha maksimal. Allah SWT tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Beberapa amalan dan tips yang diajarkan Islam untuk mempercepat datangnya rezeki dan kekayaan antara lain:
-
Bekerja Keras dan Profesional: Nabi Muhammad SAW sendiri adalah seorang pekerja keras yang profesional dalam berdagang. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bekerja dengan tekun, jujur, dan memberikan yang terbaik dalam setiap usaha. Jangan pernah bermalas-malasan atau mengharapkan rezeki jatuh dari langit tanpa usaha.
-
Menjaga Silaturahmi: Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Silaturahmi membuka banyak pintu rezeki, baik melalui hubungan bisnis, peluang kerja, atau bantuan dari kerabat dan teman.
-
Memperbanyak Sedekah dan Zakat: Sedekah tidak akan mengurangi harta, justru akan melipatgandakannya. Allah berfirman, “Apa saja harta yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39). Zakat adalah kewajiban bagi yang mampu dan merupakan bentuk penyucian harta. Menunaikan zakat dengan benar akan membuat harta menjadi berkah dan terus bertumbuh.
-
Memperbanyak Istighfar dan Taubat: Nabi Nuh AS pernah berkata kepada kaumnya, “Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat kepadamu, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12). Istighfar membuka pintu rezeki dan keberkahan.
-
Bertawakal kepada Allah: Setelah berusaha dan berdoa, pasrahkan hasilnya kepada Allah. Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan berserah diri setelah melakukan usaha terbaik. Yakinlah bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya.
-
Bersyukur: Dengan bersyukur, Allah akan menambah nikmat-Nya. “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim: 7). Rasa syukur membuat kita menghargai setiap rezeki, sekecil apapun, dan memancing datangnya rezeki yang lebih besar.
Tips Kaya Menurut Islam: Kombinasi Dunia dan Akhirat
Tips kaya menurut Islam selalu mengintegrasikan antara tujuan duniawi dan ukhrawi. Ini bukan hanya tentang akumulasi kekayaan, tetapi bagaimana kekayaan itu diperoleh, dikelola, dan dibelanjakan. Beberapa tips tambahan yang bisa dipertimbangkan:
- Pendidikan Finansial Islami: Pelajari cara mengelola uang, berinvestasi secara syariah, dan menghindari riba.
- Inovasi dan Produktivitas: Islam mendorong umatnya untuk menjadi produktif dan inovatif dalam mencari rezeki. Manfaatkan peluang dan teknologi untuk mengembangkan usaha.
- Hindari Riya’ (Pamer) dan Israf (Berlebihan): Sebagaimana hadits yang menyebutkan ‘tidak menonjolkan diri’, Islam mengajarkan kerendahan hati dan menghindari pemborosan. Kekayaan seharusnya menjadi jembatan menuju ketenangan, bukan sumber kesombongan.
- Niat yang Lurus: Niatkan kekayaan untuk membantu agama Allah, keluarga, dan masyarakat, bukan semata-mata untuk kemewahan pribadi. Niat yang lurus akan mengubah aktivitas mencari nafkah menjadi ibadah.
Dari pembahasan ini, menjadi jelas bahwa motivasi menjadi kaya bukanlah hal yang tercela dalam Islam, asalkan kekayaan tersebut diperoleh secara halal dan digunakan di jalan Allah. Rasulullah SAW sendiri adalah teladan sempurna yang menunjukkan bahwa seseorang bisa menjadi kaya secara materi namun tetap hidup sederhana, bertaqwa, dan menginfakkan seluruh hartanya untuk kemaslahatan umat. Doa agar cepat kaya bukanlah sekadar permintaan tanpa usaha, melainkan bagian dari ikhtiar spiritual yang harus diiringi dengan kerja keras, ketaqwaan, dan keyakinan penuh kepada Allah SWT. Dengan husnuzan, hati yang bersih dari sifat “alergi” kekayaan, serta komitmen untuk menjadikan uang sebagai pelayan, bukan tuan, Insya Allah pintu-pintu rezeki akan terbuka lebar bagi kita. Marilah kita terus berdo’a untuk kaya yang berkah, untuk dapat memberi manfaat sebesar-besarnya bagi agama dan sesama.
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
Apakah boleh meminta kaya dalam Islam?
Ya, sangat boleh. Islam tidak melarang umatnya untuk meminta kekayaan kepada Allah SWT, asalkan kekayaan tersebut diniatkan untuk kebaikan, diperoleh secara halal, dan digunakan di jalan Allah. Rasulullah SAW sendiri telah mengajarkan beberapa doa yang memohon kekayaan atau perlindungan dari kemiskinan, menunjukkan bahwa hal ini adalah sesuatu yang dibenarkan dan bahkan dianjurkan. Kekayaan dapat menjadi sarana untuk beribadah lebih banyak, seperti menunaikan zakat, bersedekah, membantu dakwah, dan menafkahi keluarga dengan baik.
Doa apa agar cepat kaya dan berkah?
Salah satu doa agar cepat kaya yang diajarkan Rasulullah SAW adalah: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, kesucian diri, dan kekayaan.” (Allahumma inni as’aluka al-huda wa at-tuqa wa al-'afafa wa al-ghina.) Selain itu, penting juga untuk memperbanyak doa doa agar lapang rezeki seperti meminta keberkahan dalam setiap usaha, memohon perlindungan dari utang dan kefakiran. Yang terpenting adalah keyakinan penuh kepada Allah dan diiringi dengan usaha yang maksimal serta ketaqwaan.
Bagaimana pandangan Islam tentang kekayaan?
Pandangan Islam tentang kekayaan adalah bahwa kekayaan bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah amanah dan sarana untuk mencapai ridha Allah SWT. Islam tidak mengutuk kekayaan, melainkan cara mendapatkannya dan cara menggunakannya. Kekayaan yang halal dan digunakan untuk kebaikan (misalnya untuk menafkahi keluarga, berzakat, bersedekah, dan mendukung dakwah) adalah hal yang sangat dihargai. Namun, kekayaan yang diperoleh dengan cara haram, atau yang membuat seseorang sombong, kikir, dan melalaikan kewajibannya kepada Allah, adalah tercela. Intinya, kekayaan dalam Islam adalah ujian dan potensi kebaikan.
Apakah Rasulullah SAW seorang yang kaya?
Ya, secara substansi, Rasulullah orang kaya. Sebelum kenabian, beliau adalah seorang pedagang yang sukses dan setelah menikah dengan Khadijah, beliau mengelola kekayaan yang signifikan. Setelah hijrah ke Madinah, beliau juga memperoleh bagian dari ghanimah (harta rampasan perang). Namun, beliau memilih untuk hidup sederhana tapi kaya dalam penggunaan hartanya. Seluruh kekayaannya diinfakkan di jalan Allah untuk dakwah dan membantu umat, sehingga kehidupan sehari-harinya terlihat sangat bersahaja. Pilihan ini menunjukkan kezuhudan beliau, bukan karena beliau tidak memiliki kekayaan.
Apa saja doa yang dibaca Rasulullah SAW untuk rezeki?
Selain doa memohon kekayaan yang disebutkan di atas, Rasulullah SAW juga banyak membaca doa rasulullah minta kaya dan perlindungan dari kemiskinan. Di antaranya:
- “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kemiskinan, kepapaan, dan kehinaan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kezaliman orang dan menzalimi orang.”
- “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kemiskinan, kekufuran, kefasikan, perpecahan, dan kemunafiqan.”
- “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelaparan, karena sesungguhnya ia adalah seburuk-buruk sahabat.”
Doa-doa ini menunjukkan keinginan beliau agar umatnya dijauhkan dari penderitaan finansial yang ekstrem, yang bisa mengikis iman dan martabat.


Alhamdulillah Mas email yang saya terima mencerahkan kembali ingatan saya. Memang kadang-kadang saya sendiri kurang berdo’a untuk menjadi kaya. Karena biasanya saya hanya mengandalkan do’a sapu jagat. Ya semoga tulisan Mas yang mengingatkan kita semua untuk berdoa’a agar kaya akan menjadikan kita semua ingat akan kekekuatan do’a. Dan pada akhirnya kita semua akan menjadi orang yang kaya dan bertaqwa. Amiin.
Terima kasih pak Agfianto.
Mari kita berdo’a bersama untuk menjadi kaya harta dan kaya hati.
belum banyak buku atau artikel yang mengupas mengenai “the secret” dalam Islam, mulai dari al quran, al hadits sampai peri kehidupan Rasulullah SAW…
saya lihat kebanyakan buku2 islam yang mengupas masalah kekayaan, the secret, dll yang sejenis terkesan ikut2an…
hanya satu dua saja yang memang punya cita rasa islam asli tanpa ikut2an…
salah satunya artikel yang ditulis pak Rahmat ini..
Jazakalloh khairon katsiro…. amin…
Berdo’a dan berusaha itu wajib hukumnya bagi setiap muslim, karena tangan diatas lebih baik daripada tangan di bawah. Tapi ingat bila kita belum juga kaya sementara usaha masih terus berjalan dan do’a tetap di panjatkan itu berarti ALLAh masih sayang dengan do’a kita, ALLAH masih suka mendengar rintihan do’a kita. Jangan berputus asa karena ALLAH maha tau yang terbaik bagi kita mahluknya.
Semoga bermanfaat.
Assalamu ‘alaikum wr wb
Bapak Rahmat yang dirahmati Alloh..
Jazakumullohu khoiron katsiro atas artikel-artikelnya yang dikirimkan lewat Email ana,semoga menjadi amal baik Bapak Rahmat yang Insya Alloh akan dibalas oleh Alloh dengan balasan pahala yang berlipat ganda. Amien
Mari kita saling mendoakan supaya kita bisa sukses,sehingga dengan kesuksesan tersebut kita bisa ikut berjihad menegakkan Agama Alloh lewat dunia maya. Tolong bantu saya dalam segala hal kususnya yang berhubungan dengan dunia Internet karena ana pendatang
baru yang masih harus banyak belajar saat ini.
Wassalamu ‘alaikum wr wb
Sama-sama pak Wadio. Alhamdulillah, apa yang saya lakukan bermanfaat untuk bapak.
Doa yg kita ucapkan selalu didengar oleh Allah SWT.Cuman kita tidak pernah tau kapan doa itu akan terkabulkan.Tapi yg jelas yakinkanlah pada hati apapun yg diberikan oleh Allah kepada kita patut untuk disyukuri.karna Allah maha mengetahui dan maha bijaksana apa yg terbaik untuk kita.
hebat mas.artikel ginian yang TOP BGT!!!
Pak Rahmat,
Apakah yang doanya dikabulkan hanya orang Islam ?
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa) nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka?” (QS 46:5)
do’a agar cepat sembuh dari penyakit?
Asslm,wrwb, setelah banyak membaca artikel akhi rahmat, sangat bermamfaat, jazakumullah akhi, smg allah slalu memberikan ilmu slalu bermamfaat, ilmu memang tidak ada habisx. wasslm. kalau ada bisnis yg baik ajaklah ana akhi.
bantu aku dong supaya websiteku menghasikan uang…