Transaksi dengan Allah – Perniagaan yang Tidak Akan Merugi

Selamat datang di blog kami! Hari ini, kita akan membahas topik yang sangat menarik dan penting, yaitu “Transaksi dengan Allah – Perniagaan yang Tidak Akan Merugi”. Topik ini adalah konsep penting dalam agama Islam yang merujuk kepada ide bahwa umat beriman “menjual” diri dan harta mereka kepada Allah dengan harapan mendapatkan surga.

Dalam konteks ini, “menjual” berarti rela mengorbankan harta dan jiwa mereka dalam ketaatan kepada Allah. Jadi, mari kita mulai petualangan pengetahuan kita tentang “Transaksi dengan Allah”!

Transaksi dengan Allah - Perniagaan yang Tidak Akan Merugi

Memahami Transaksi dengan Allah

Definisi Transaksi dengan Allah

“Transaksi dengan Allah” adalah konsep yang mungkin terdengar asing bagi beberapa orang, tetapi sebenarnya sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Konsep ini merujuk kepada ide bahwa umat beriman “menjual” diri dan harta mereka kepada Allah dengan harapan mendapatkan surga.

Dalam konteks ini, “menjual” berarti rela mengorbankan harta dan jiwa mereka dalam ketaatan kepada Allah. Allah dalam hal ini diposisikan sebagai “pembeli”, dan kita sebagai “penjual” yang memiliki kebebasan untuk memilih apakah kita mau “menjual” diri dan harta kita untuk mendapatkan surga atau tidak. Jika kita memilih untuk “menjual”, maka kita kehilangan kebebasan terhadap diri dan harta kita, dan harus mengikuti apa yang dikehendaki oleh Allah.

Dasar-dasar Transaksi dengan Allah

Konsep “Transaksi dengan Allah” ini bukanlah sebuah konsep yang dibuat-buat, melainkan memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam. Ada banyak ayat dalam Al-Qur’an yang berbicara tentang konsep ini.

Misalnya, dalam Surah Al-Baqarah (2):195, Allah berfirman: “Berinfaklah di jalan Allah, janganlah jerumuskan dirimu ke dalam kebinasaan, dan berbuatbaiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”

Ayat ini mengajarkan kita untuk menginfakkan harta kita di jalan Allah, yang merupakan salah satu bentuk “Transaksi dengan Allah”.

Selain itu, ada juga banyak hadits yang berbicara tentang konsep ini. Misalnya, Rasulullah SAW bersabda:

Siapa yang begitu gila dengan dunianya, maka itu akan memudaratkan akhiratnya. Siapa yang begitu cinta akhiratnya, maka itu akan mengurangi kecintaannya pada dunia. Dahulukanlah negeri yang akan kekal abadi (akhirat) dari negeri yang akan fana (dunia).” (HR. Ahmad, 4:412. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan lighairihi.)

Hadits ini mengajarkan kita untuk memilih akhirat (melalui “Transaksi dengan Allah”) daripada dunia.

Perniagaan yang Tidak Akan Merugi

Memahami Perniagaan yang Tidak Akan Merugi

“Perniagaan yang Tidak Akan Merugi” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan amalan-amalan yang mendatangkan pahala dan kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Istilah ini merujuk kepada ide bahwa ketika kita “menjual” diri dan harta kita kepada Allah dalam bentuk ketaatan dan ibadah, kita akan mendapatkan “keuntungan” yang abadi dan tidak akan pernah hilang, yaitu surga.

Surah Al-Fathir (35):29 dalam Al-Qur’an berbunyi:

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.”

Berikut adalah beberapa tafsiran dari ayat tersebut:

  1. Menurut Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia, ayat ini menjelaskan tentang orang-orang yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya, menjaga shalat pada waktunya, menafkahkan dari apa yang Allah rizkikan kepada mereka dengan berbagai bentuk nafkah, baik yang wajib maupun yang dianjurkan, secara rahasia dan terang-terangan. Mereka mengharapkan dengan itu sebuah perniagaan yang tidak merugi dan tidak binasa, yaitu ridha Allah kepada mereka, keberuntungan meraih pahalaNya yang agung1.
  2. Menurut Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta’dzhim al-Qur’an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, ayat ini menjelaskan tentang orang-orang yang senantiasa membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya, melaksanakan salat secara benar dan menginfakkan sebagian rezeki yang Allah berikan secara diam-diam maupun terang-terangan, mereka itulah orang-orang yang mengharapkan perniagaan kepada Allah yang tak pernah merugi1.
  3. Menurut Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, ayat ini menjelaskan tentang orang-orang yang membaca kitab yang Allah turunkan kepada utusan-Nya dan mengamalkan kandungannya, lalu hamba tersebut menegakkan salat, menginfakkan sebagian rezeki yang telah Allah karuniakan pada hal-hal yang disyari’atkan baik di waktu malam maupun siang, dan baik secara diam-diam maupun terang-terangan, bahwa hamba tersebut sungguh telah mengharapkan perniagaan yang tidak akan pernah rugi1.

Untuk lebih lanjut, Anda bisa membaca tafsir lengkapnya di sini.

Contoh-contoh Perniagaan yang Tidak Akan Merugi

Berikut adalah beberapa contoh “Perniagaan yang Tidak Akan Merugi”:

  1. Membaca Al-Qur’an: Membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya adalah salah satu bentuk “perniagaan” yang tidak akan merugi. Setiap huruf yang dibaca dari Al-Qur’an akan mendapatkan pahala.
  2. Menegakkan Shalat: Melaksanakan shalat dengan benar dan pada waktunya adalah bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ini adalah salah satu cara kita “bertransaksi” dengan Allah.
  3. Berinfak atau Bersedekah: Menginfakkan sebagian rezeki yang dianugerahkan Allah, baik secara diam-diam maupun terang-terangan, adalah bentuk “perniagaan” yang tidak akan merugi. Infak dapat berupa zakat, sedekah, wakaf, dan lainnya.
  4. Berperilaku Jujur dan Amanah dalam Berdagang: Rasulullah SAW bersabda bahwa peniaga-peniaga yang jujur dan amanah akan ditempatkan beserta dengan para nabi, siddiqin dan para syuhada.

Semua bentuk “perniagaan” ini tidak hanya mendatangkan keuntungan materi, tetapi juga kebaikan dan pahala di akhirat. Oleh karena itu, mereka disebut “perniagaan yang tidak akan merugi”.

Manfaat dan Keuntungan Transaksi dengan Allah

Melakukan “Transaksi dengan Allah” bukanlah hal yang sia-sia. Ada banyak manfaat dan keuntungan yang bisa kita peroleh, baik di dunia maupun di akhirat. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  1. Mendapatkan Pahala: Salah satu keuntungan terbesar dari “Transaksi dengan Allah” adalah mendapatkan pahala. Setiap amal baik yang kita lakukan sebagai bagian dari “Transaksi dengan Allah” akan mendapatkan pahala dari Allah.
  2. Mendekatkan Diri kepada Allah: Melakukan “Transaksi dengan Allah” juga bisa membantu kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan membaca Al-Qur’an, menegakkan shalat, berinfak, dan berperilaku jujur dalam berdagang, kita bisa merasakan kedekatan dengan Allah.
  3. Mendapatkan Ketenangan Hati: “Transaksi dengan Allah” juga bisa memberikan kita ketenangan hati. Ketika kita tahu bahwa kita telah “menjual” diri dan harta kita kepada Allah dan melakukan yang terbaik untuk mematuhi perintah-Nya, kita bisa merasa tenang dan damai.
  4. Mendapatkan Surga: Ini adalah keuntungan terbesar dari “Transaksi dengan Allah”. Jika kita berhasil dalam “Transaksi” ini, kita akan mendapatkan surga, tempat yang penuh dengan kebahagiaan dan kenikmatan yang tidak pernah berakhir.

Berikut adalah kisah inspiratif tentang orang-orang yang telah berhasil dalam “Transaksi dengan Allah”:

  • Kisah Bilal bin Rabah, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan keikhlasannya dalam beribadah. Meski pernah menjadi budak, Bilal tidak pernah goyah dalam imannya dan selalu menjaga shalatnya. Ia bahkan rela disiksa oleh majikannya demi menjaga keimanan dan ketaatannya kepada Allah. Akhirnya, Bilal dibebaskan oleh Abu Bakar dan menjadi muadzin pertama dalam sejarah Islam.
  • Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat Nabi Muhammad SAW yang sangat dikenal dengan kebaikannya. Abu Bakar adalah orang pertama yang memeluk Islam dan selalu mendukung Nabi Muhammad SAW, baik secara moral maupun materi. Ia bahkan rela menghabiskan seluruh hartanya untuk membantu Islam. Karena kebaikannya, Abu Bakar mendapatkan julukan “Ash-Shiddiq” yang berarti “orang yang sangat jujur”.

Demikianlah beberapa manfaat dan keuntungan dari “Transaksi dengan Allah”, serta beberapa kisah inspiratif tentang orang-orang yang telah berhasil dalam “Transaksi” ini. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari mereka dan berusaha untuk melakukan “Transaksi dengan Allah” dengan sebaik-baiknya.

Kesimpulan

“Transaksi dengan Allah – Perniagaan yang Tidak Akan Merugi” adalah konsep yang sangat penting dalam Islam. Dengan “menjual” diri dan harta kita kepada Allah dalam bentuk ketaatan dan ibadah, kita bisa mendapatkan “keuntungan” yang abadi dan tidak akan pernah hilang, yaitu surga. Semoga artikel ini bisa membantu kita untuk lebih memahami konsep ini dan mendorong kita untuk melakukan “Transaksi dengan Allah” dengan sebaik-baiknya.

Referensi

Untuk pengetahuan lebih lanjut tentang “Transaksi dengan Allah – Perniagaan yang Tidak Akan Merugi”, Anda bisa merujuk ke sumber-sumber berikut:

  1. Al-Qur’an dan Terjemahannya
  2. Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW
  3. Buku-buku Tafsir Al-Qur’an
  4. Buku-buku Sejarah Islam

Terima kasih telah membaca artikel ini. Semoga bermanfaat! ?


One Comment

  1. Dari posting pak Rahmat yang sudah lama ini saya coba sharing sesuatu yang tentunya sesuai dengan subject diatas, Deal with God.
    Allah mempunyai sifat wujud, lalu bagaimana rasanya atas keberadaan DIA disisi kita ? dan adakah wujud objective dari keberadaan DIA diatas setiap keinginan dan target hidup kita ?

    Pernahkah rekan-rekan melakukan deal dengan Allah untuk suatu tujuan tertentu, atas sesuatu keinginan yang melintas dalam pikiran, kemudian memulai membuat planning, processing hingga mencapai target dalam rentang waktu tertentu persis seperti apa yang diinginkan ?
    Bagaimana methodology hingga bisa mencapai keberhasilan tersbut ?

    Saya coba sharing berdasarkan methodology yang pernah saya alami dengan tujuan mudah-mudahan ada hikmah yang bisa diambil demi iman dan taqwa kepada Allah.

    Methodology :
    1. Planning, membuat suatu perencanaan yang didasari oleh IMAN (ada 6 pilar yang kita yakini), dan point2 ini merupakan basic environment kehidupan dan menjadi spirit dalam memulai suatu perencanaan.
    Hal yang paling mendasar dari keyakinan ini adalah Allah is EXIST, sehingga kita dapat merasakan “suatu system” yang terus meng-influence setiap langkah dan tindakan kita.

    2. Processing, adalah process actualisai dari setiap perencanan dengan berpedoman pada guideline book, S.O.P dan role of the game, yaitu Al Qur’an. Dengan demikian baik movement ataupun respone yang muncul selalu bersumber pada suatu kebenaran. Setiap moment2 yang terjadi disini sebenarnya merupakan refleksi KETAQWAAN kita atas aturan2 yang telah ditentukanNYA.
    Ada semacan Key Success Factor (KSF) yang harus kita respone dan kita lalui dengan baik didalam setiap business yang kita lakukan, KSF ini biasanya mengusik daerah EGO yang mungkin bisa dilakukan oleh orang yang sangat bisa kita abaikan, namun pernah juga saya terkondisi dalam suatu moment yang HARUS saya lakukan, sesuatu yang tidak bisa saya abaikan. Existensi kita diuji !
    Jika KSF fail, maka bisa dipastikan kegagalan atas rencana tersebut, kecuali kita menyadarinya.

    Biasanya proses KSF ini tidak cukup hanya dilawan dengan sabar, namun kita harus bersiap untuk mengorbankan sesuatu, namun yang saya alami, range dari sesuatu yang harus kita korbankan ini masih dalam range yang sangat mampu kita lakukan, jadi sudah pasti kita mampu, yang sulit adalah bagaimana memulainya.

    “Bersegeralah dalam kebaikan”, harus menjadi tools yang selalu kita bawa kemana-mana dalam mencapai suatu tujuan, maka setelah itu Allah akan menepati semua janjinya, sesuai dengan apa yang pernah kita pikirkan dangan jalan dan cara yang tidak pernah kita sangka-sangka bahkan hal itu bisa datang dengan tiba-tiba.

    Begitulah sharing atas beberapa experience yang pernah saya alami dan dari moment ini pula saya semakin meyakini akan substansi dari kalimat Bismillahirrohman nirrohim, yaitu “Atas existensi Allah, kami siap memberikan yang terbaik dan juga siap menerima yang terburuk”.

    Begitulah methodology yang pernah saya alami untuk deal dengan Allah, dan semuanya tidak lain merupakan actualisasi IMAN dan TAQWA kita kepadaNYA.

    Mungkin ada rekan lain yang punya experience, pls share…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *