Menjadi Lebih Baik: Satu Keterampilan Satu Waktu
Banyak orang yang menginginkan menjadi lebih baik dalam berbagai bidang. Terlepas apakah Anda seorang karyawan atau pebisnis, jika ingin sukses, Anda harus terus menempa diri agar menjadi lebih baik. Alasannya tuntutan semakin tinggi dan persaingan semakin tempat.
Bagaimana caranya? Banyak yang berpikir, untuk menjadi lebih ahli harus menguasai banyak hal. Mungkin saja karena banyak profesi yang merupakan multi skill. Pemahaman ini menimbulkan 2 kemungkinan yang justru akan menghambat pengembangan diri.
- Karena terlihat banyak, orang jadi enggan dan menyerah.
- Belajar segalanya sekaligus.
Jika Anda mau sedikit mengubah pandangan, maka dua masalah ini bisa diatasi. Memang banyak yang harus dipelajari, namun tidak harus sekaligus. Anda cukup mempelajari satu keterampilan satu waktu.
Kenapa ini lebih efektif?
Memanfaatkan Kekuatan Fokus
Metode satu keterampilan satu waktu begitu efektif karena kita fokus. Saat kita fokus, semua energi dan sumber daya yang kita miliki digunakan hanya untuk menguasai satu keterampilan itu. Manfaatnya: apa yang kita pelajari akan benar-benar kita kuasai, sampai masuk ke dalam hati, dan mendarah daging dengan tindakan kita.
Kita juga bisa belajar kepada para atlet. Konon, pemain sepak bola bisa berlatih menendang bola saja sampai ribuan kali. Terus menerus, bahkan setelah tendangannya tepat sasaran. Mereka tidak langsung puas setelah mampu membidik dengan jitu, tetapi mereka juga menjadikan bidikan jitu itu menjadi sebuah kebiasaan.
Mengerjakan banyak hal sekaligus tidak akan memberikan hasil yang maksimal. Bahkan banyak yang mengatakan, mengerjakan banyak hal sama saja tidak mengerjakan apa pun. Anda ingin memiliki banyak keterampilan sekaligus, maka Anda tidak akan pernah memiliki satu pun keterampilan yang memadai.
Fokus saja pada satu keterampilan. Bukan berarti hanya mempelajari satu keterampilan saja, tetapi satu dulu. Setelah Anda cukup menguasai satu keterampilan, kemudian bisa mempelajari keterampilan yang lain. Anda harus memiliki target keahlian yang akan dicapai.
Tanpa target Anda akan terjebak di satu keterampilan terus-menerus. Atau sebaliknya, tanpa target Anda akan mudah beranjak dari mempelajari satu keterampilan menuju keterampilannya.
Tidak semuanya harus dikuasai sampai menjadi pakar. Bisa saja, untuk sebagian keterampilan hanya cukup dasarnya saja atau menengah saja. Jika dasar saja sudah cukup, artinya belajar Anda sudah “selesai” dan bisa mempelajari yang lainnya.
Terapkan Dalam Bidang Anda
Jika Anda ingin menjadi seseorang yang unggul di bidang Anda, maka tingkatkan keterampilan Anda, satu demi satu. Jika kita melihat secara kesuruhan, maka kita bisa menyerah sebelum memulai. Akan terlihat begitu banyak yang harus ditingkatkan atau dikuasai.
Misalnya, pemain sepak bola harus memiliki banyak keterampilan: menendang bola, menggiring bola, daya tahan tubuh, kecepatan berlari, cara mengumpan, cara melepaskan diri dari hadangan lawan, dan masih banyak lagi.
Mereka bisa menguasainya dan menjadi pesebak bola yang tangguh saat mereka benar-benar menguasai semuanya dengan baik. Caranya, mereka mau melatih satu keterampilan dalam satu waktu dengan tekun. Setelah cukup, baru beralih ke keterampilan lain, dan seterusnya.
Banyak orang yang bisa bermain sepak bola. Seminggu dua kali mereka bermain sepak bola, sejak kecil sampai dewasa, tetapi tetap saja tidak menjadi pesebak bola tangguh. Itu karena, mereka tidak benar-benar melatih keterampilan dengan benar.
Mereka langsung bermain, 11 lawan 11, tanpa pernah atau jarang sekali melatih keterampilan-keterampilan pendukungnya. Bisanya hanya untuk olah raga atau kesenangan saja. Tapi, tidak untuk menjadi pesebak bola unggul.
Begitu juga, jika Anda seorang karyawan yang ingin sukses, Anda akan sulit meraih karir yang bagus jika Anda tidak berusaha meningkatkan kemampuan Anda dalam bekerja. Mungkin Anda bekerja, setiap hari.
Anda menggunakan komputer, tetapi tidak mahir. Asal bisa saja. Maka wajar jika atasan Anda tidak memberikan perhatian positif terhadap Anda. Jika ingin mendapatkan perhatian, Anda harus menjadi pekerja yang unggul.
Spesialisasi
Coba perhatikan, pemasin sepak bola biasanya memiliki satu spesialisasi. Minimal posisinya. Ada yang memiliki spesialisasi sebagai penjaga gawang, sebagai pemain belakang, sebagai gelandang, sebagai pemain sayap, atau pemain depan. Jarang yang bisa semua posisi.
Namun bukan berarti seorang pemain sepak bola tidak bisa menempati posisi yang berbeda dengan spesialisasinya, mereka bisa tetapi tidak seahli satu keterampilan khususnya.
Salah satu penghambat kenapa banyak karyawan yang tidak mau melatih keterampilannya, ialah karena bingung. Mau melatih apa? Sementara pekerjaan banyak, keterampilan yang diperlukan pun banyak. “Mau keterampilan yang mana?”
Tentu saja, ada strateginya. Kita tidak harus menjadi unggul di setiap keterampilan atau setiap bidang sekaligus. Pilihlah bidang yang terbaik, yang paling memberikan nilai atau dampak positif bagi karir Anda. Kemudian keterampilan itu dipecah-pecah lagi menjadi sub keterampilan yang lebih kecil lagi.
Misalnya, keterampilan menjual disusun dari keterampilan berbicara, membangun jaringan, presentasi, penguasaan produk, dan sebagainya. Sekarang pilih sub keterampilan mana yang paling lemah, maka latihlah keterampilan itu sampai mahir.
Setelah mahir, cari lagi sub keterampilan yang perlu diperbaiki lagi, dan seterusnya. Selengkapnya bisa Anda pelajari di salah satu video The Confidence Secret.
Jadi, untuk menjadi pribadi yang unggul, Anda tidak perlu melatih semua keterampilan sekaligus. Latihlah satu keterampilan dalam satu waktu, kemudian beralih ke keterampilan lainnya. Kemudian pilih satu keterampilan yang akan menjadi spesialisasi Anda.
Abdurrahman bin ‘Auf ahli dalam bisnis, Salman Al Farisi ahli dalam aristektur, Khalid bin Walid ahli dalam strategi perang, dan sebagainya. Para sahabat pun mencontohkan bahwa beliau-beliau tidak sama, masing-masing memiliki satu keunggulan.
Jadi, tidak usah berpikir untuk menguasai segalanya. Anda bisa saja menguasai berbagai keterampilan hanya sampai dasarnya saja, namun fokus pada satu keterampilan yang akan menjadi spesialisasi Anda.
Contoh saja dalam pemasaran. Ada banyak teknik pemasaran. Anda tidak perlu ahli di semua teknik. Mempelajari untuk bisa dasar-dasarnya bagus, kemudian pilih salah satu teknik pemasaran yang paling tepat untuk Anda dan jadikan itu spesialisasi Anda.
Dan ingat, pelajari satu teknik satu waktu. Tidak usah terburu-buru ingin menguasai banyak hal. Bahkan boleh saja, Anda memiliki wawasan berbagai teknik, tetapi spesialisasi pada 1 teknik saja.
Kalaulah Anda mau menguasai dua teknik sampai mahir, itu tidak masalah, yang penting fokus satu per satu dan berikan waktu yang cukup. Yang salah adalah membelajar banyak keterampilan sekaligus.
Jadi jika ingin menjadi lebih baik, manfaatkan kekuatan fokus, satu keterampilan satu waktu.
Kunjungi Juga:

Belajar harus dilakukan seiring dengan bertambahnya waktu..
maaf ini bukan saran tapi saya malah mau tanya ….. mengapa ya saya ini kok punya cita cita yang berubah ubah . jadinya gak bisa maksimal………………
pengalaman adalah guru yang terbaik,kita bisa belajar dari pengalaman yang perna kita alami.
Q mu tanya, q adalah calon guru tapi q masi gerogi saat berada d dpan kls tolong kasi tau solusinya …!! Tanks…, artiklnya bnr2 mbrikan motivasi !
Mental baik dan kuasai materi yg anda bawa, klo anda tdk menguasai materi yg anda bawa bagaimana mau menjawab setiap pertannyaan yg diajukan murid?… mental dan profesional…
intinya kita tak boleh lelah untuk selalu belajar dan mengembangkan diri..
salut buat penulis, tulisan yg bermanfaat..
Semua akan bisa karena terbiasa