| | |

Merenungi Lebih Dalam Apa Itu Sukses dan Pengertian Sukses Menurut Islam

Apa Itu SuksesApa Itu Sukses?

Apa itu sukses? Adalah pertanyaan terpenting yang harus kita jawab jika kita ingin sukses. Kiat sukses yang pertama adalah kita harus mampu menjawab dengan tepat, tanpa bias, tanpa kerumitan, dan tanpa melemahkan, apa itu sukses.

Apa itu sukses bisa menjadi bias, karena banyak orang yang mendefinisikan sesuai dengan persepsi dan kondisi pada dirinya. Ada orang yang merumitkan apa itu sukses, sehingga begitu sulit untuk dicapai. Ada juga orang yang melemahkan makna sukses, sebagai pembelaan diri, yaitu dengan memaknai sukses seperti apa dirinya saat ini.

Bahaya Salah Menjawab Apa Itu Sukses

Jika Anda salah mendefinisikan sesuatu, maka Anda tidak akan pernah mendapatkannya. Jika Anda tidak tahu dimana Jakarta, Anda tidak akan pernah menemukan Jakarta, bahkan saat Anda sudah di Jakarta sekali pun. Nah, Anda tidak akan pernah meraih sukses jika Anda tidak mengetahui apa itu sukses.

Jawaban Rumit dari Apa Itu Sukses

Jika Anda menemukan definisi yang rumit tentang apa itu sukses, jelas akan menjadi penghambat mental bagi Anda untuk meraih sukses. Dalam hati Anda akan mengatakan, “Ternyata untuk sukses itu berat. Ya sudahlah, saya apa adanya saja. Saya mensyukuri apa yang ada saja. Saya mengalir saja seperti air.” Akhirnya Anda tidak akan pernah berusaha, tidak akan pernah meningkatkan kualitas diri, dan tidak ada prestasi yang Anda dapatkan.

Ada Juga Jawaban Yang Melemahkan

Disisi lain, ada juga yang melemahkan makna sukses. Ada yang mengatakan sukses adalah perjalanan. Bagi yang memaknainya dengan cara yang salah, maka dia tidak akan pernah mendapatkan yang terbaik. Silahkan lihat artikel Sukses Bukan Sekedar Perjalanan.

Menurut saya, tidak pantas orang yang melakukan perjalanan disebut sukses tanpa meraih sesuatu. Jika sukses adalah perjalanan, maka semua orang bisa disebut sukses karena melalui pasti perjalanan hidup. Apakah orang yang masuk nerakan bisa dikatakan sukses, padahal dia sama-sama melakukan perjalanan hidup sebagai mana orang yang meraih syurga-Nya.

Jelas, definisi sukses yang mengatakan sekedar perjalanan, adalah definisi yang akan melemahkan Anda. Ini jawaban yang tidak tepat dari pertanyaan apa itu sukses.

Ini Definisi Sukses Yang Singkat dan Memberdayakan

Sukses adalah pencapaian dari sebuah tujuan.

Wah, singkat bener. Memang singkat koq, tetapi makna ini memberdayakan Anda dan dalam.

Unsur pertama, Anda harus memiliki tujuan. Apa tujuan hidup Anda? Ini juga pertanyaan penting. Yang disebut tujuan itu bisa tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah, dan tujuan jangka panjang. Saat Anda masuk ke sebuah sekolah, tujuannya adalah lulus dari sekolah tersebut. Sekarang Anda sudah lulus, artinya Anda sudah sukses.

Apa tujuan Anda membangun bisnis? Untuk mendapatkan profit. Ya, Anda sukses saat Anda mendapatkan profit dari bisnis Anda. Sederhana bukan? Dan, definisi sederhana ini akan memberdayakan Anda, sebab Anda akan meraih pencapai dan prestasi tertentu.

Semakin besar tujuan Anda, akan semakin besar sukses Anda. Ini juga logika yang sederhana, jika Anda ingin sukses besar, maka buatlah tujuan yang besar pula. Bahkan, buatlah tujuan yang menantang. Takut tidak bisa mencapainya? Tenang…

Pertama Anda tetap sukses meski Anda tidak sukses 100%. Kedua, saya sudah membuat artikel tentang Cara Mencapai Tujuan Yang Menantang.

Tentu saja, sebagai orang beriman, semua tujuan jangka pendek dan tujuan di dunia sebagai landasan atau anak tangga mencapai tujuan hidup kita yang hakiki, yaitu mendapatkan ridla Allah dan mendapatkan syurga-Nya.

Unsur kedua dari sukses adalah pencapaian. Pencapaian itu adalah upaya atau ikhtiar Anda.Bukan disebut sukses jika seseorang mendapatkan sesuatu tanpa upaya. Lalu bagaimana orang kaya karena mendapatkan warisan, pantaskah disebut kaya? Menurut Anda?

Ya, dia kaya bukan karena sukses. Tetapi dia bisa menjadi orang sukses, jika dia berhasil mengembangkan kekayaan atau setidaknya mempertahankannya. Mempertahankan dan mengembangkan kekayaan adalah sebuah tujuan dan memerlukan upaya. Sukses itu adil, siapa pun perlu mengusahakannya dan siapa pun bisa mencapainya.

Sukses juga tidak dilihat dari kondisinya saat ini. Jika ada orang yang tidak punya apa-apa, tidak punya rumah, tidak punya mobil, tidak punya gadget yang bagus, apakah dia pantas disebut sukses? Ya, kita perlu melihat pencapainya. Bisa saja dia memang tidak punya apa-apa tetapi dia sudah berhasil mencapai keinginannya yaitu bebas dari utang. Dia sukses membebaskan diri dari utang, meski dia tidak (atau belum) punya apa-apa saat ini.

Sukses bukan proses, tetapi memerlukan proses. Anda memang perlu berproses untuk mencapai sukses, tetapi prosesnya sendiri bukan sukses. Banyak yang mengatakan hal ini, sukses adalah proses. Jika Anda berproses terus tanpa hasil, tidak pantas disebut orang yang berhasil.

Pengertian Sukses Menurut Islam

Setelah kita memahami apa itu sukses, lalu bagaimana pengertian sukses dalam Islam? Saya kira, definisi suksesnya sama. Yang membedakan kita sebagai orang Islam adalah tujuannya. Kita yang beriman hari akhirat, maka tujuan sukses kita bukan hanya di dunia saja, tetapi juga di akhirat.

Saya mencoba mencari berbagai sumber tentang definisi sukses menurut Islam, yang saya temukan adalah para ulama atau para ustadz menjelaskan cara mencapainya. Bukan definisinya. Mudah-mudahan tulisan ini bisa melengkapi pembahasan mengenai sisi definisi agar semakin jelas.

Menarik, saya menemukan video dari ustadz Adi Hidayat tentang sukses. Di video tersebut, pengertian jannah itu sebenarnya sukses yang belum nampak. Syurga adalah puncak kesuksesan manusia. Semua orang beriman pastinya menginginkan syurga, dan siapa yang mendapatkan syurga, jelas dia adalah orang yang sukses.

Ada juga para ulama saat membahas sukses menampilkan merujuk ke kata orang yang beruntung (muflihuun). Tentu saja, siapa orang yang paling bertuntung? Mereka yang menapat syurga.

Al Quran adalah panduan hidup manusia agar kita sukses, yaitu meraih syurga Allah. Jika ajaran Al Quran bisa menjadikan kita meraih puncak kesuksesan (syurga), maka untuk meraih sukses-sukses kecil (di dunia) adalah mudah. Jadi, jika mau sukses di dunia pun, gunakan saja konsep atau jaran dari Al Quran.

Raihlah Akhiratmu Tanpa Melupakan Dunia

Bagi seorang Muslim, tujuan kita adalah meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Jika harus mana yang dipilih, maka akhirat menjadi utama. Tapi kita tidak disuruh memilih salah satu, kita memang mengutamakan akhirat, tetapi tidak melupakan dunia.

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qashshash: 77).

Ibnu Katsir mengatakan mengenai ayat tersebut, “Gunakanlah yang telah Allah anugerahkan untukmu dari harta dan nikmat yang besar untuk taat pada Rabbmu dan membuat dirimu semakin dekat pada Allah dengan berbagai macam ketaatan. Dengan ini semua, engkau dapat menggapai pahala di kehidupan akhirat.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 37).

Imam Ibnu Katsir -semoga Allah merahmati beliau- menyebutkan dalam kitab tafsirnya,

“Janganlah engkau melupakan nasibmu dari kehidupan dunia yaitu dari yang Allah bolehkan berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan menikah. Rabbmu masih memiliki hak darimu. Dirimu juga memiliki hak. Keluargamu juga memiliki hak. Istrimu pun memiliki hak. Maka tunaikanlah hak-hak setiap yang memiliki hak.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 37).

Adalah dibolehkan kita memiliki tujuan yang bersifat duniawi, selama tidak menghalangi kita meraih tujuan kita di akhirat. Bahkan sebaiknya meraih tujuan dunia itu dalam rangka untuk meraih tujuan akhirat.

Dalam Tafsir Al Jalalain (hal. 405) disebutkan maksud dari ayat tersebut, “Janganlah engkau tinggalkan nasibmu di dunia yaitu hendaklah di dunia ini engkau beramal untuk akhiratmu.”

Bolehkah Kita Kaya?

Dalam Islam, kemiskinan tidak mengurangi kemuliaan. Hadist-hadist yang memuliakan orang miskin, menurut saya untuk menunjukan bahwa kaya atau miskin dalam Islam tidak mempengaruhi kemuliaan. Namun tidak ada larangan untuk kaya. Terbukti banyak para sahabat Rasulullah SAW yang kaya raya, Abdurrahman bin ‘Auf ra, Utsman bin Affan ra, dan lainnya adalah sahabat-sahabat kaya dan tidak disuruh miskin. Tetap kaya.

Yang membedakan para sahabat salih dengan yang lainnya adalah memanfaatkan hartanya untuk akhirat. Dalam berbagai riwayat kita membaca bagaimana para sahabat berkontribusi dengan harta mereka selain dengan jiwa mereka. Perang memperjuangan agama Allah tetap memerlukan biaya.

Meski saat ini di Indonesia tidak ada perang, namun perjuangan dakwah tetap berlanjut dan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Maka kekayaan kita, bisa membantu untuk menunjang dakwah. Ya, kita tetap bisa berdakwah tanpa modal, namun jika ada harta, itu sangat membantu.

Sedekah Jariah

Cendekiawan Muslim asal Mesir, Dr Syaikh Yusuf Qardhawy, dalam bukunya “Fiqh Prioritas, Sebuah Kajian Baru Berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah”, berpendapat kalau manfaat suatu pekerjaan lebih luas jangkauannya, maka hal itu lebih dikehendaki dan diutamakan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

Disebutkan dalam sebuah hadits: “Sedekah yang paling utama ialah memberikan tenda, atau memberikan seorang pembantu, atau seekor unta untuk perjuangan di jalan Allah SWT.” (HR Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Umamah; dan juga diriwayatkan oleh Tirmidzi dari ‘Adiy bin Hatim, dan dihasankan olehnya dalam Shahih al-Jami’ as-Shaghir (1109).

Hadis lainnya juga menyatakan: “Empat puluh sifat, yang paling tinggi tingkatannya ialah memberikan kambing. Tidak ada seorang hambapun yang melalaikannya, untuk mengharapkan pahala yang dijanjikan kepadanya kecuali dia akan dimasukkan oleh Allah SWT ke dalam surga.” (HR Bukhari, dan Abu Dawud dari Abdullah bin ‘Amr, 791).

Salah satu cara kita memanfaatkan kesuksesan dunia dari segi harta untuk akhirat adalah dengan memanfaatkan harta kita untuk akhirat. Kita bisa beramal dimana kita bisa terus mendapatkan pahalanya.

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang saleh” (HR. Muslim no. 1631)

“Sesunggguhnya amalan dan perbuatan baik yang akan menyusul seorang mu’min setelah dia meninggal dunia kelak ialah ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan, anak saleh yang dia tinggalkan, mushaf al-Qur’an yang dia wariskan, masjid yang dia bangun, rumah tempat singgah musafir yang dia bangun, sungai yang dia alirkan, dan sedekah yang dia keluarkan ketika dia sehat dan masih hidup. Semua ini akan menyusul dirinya ketika dia meninggal dunia kelak.”

(al-Hafizh al-Mundiri berkata, “Hadits ini diriwayatkan oleh Ibn Majah dan Baihaqi dengan isnad hasan; dan juga diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah di dalam Shahih-nya seperti itu).

Anda Sudah Sukses, Raihlah Sukses Yang Lain

Sekarang, Anda sudah memahami apa itu sukses. Dari pemahaman ini Anda akan sadar bahwa Anda sudah sukses dengan berbagai pencapaian yang sudah Anda alami saat ini. Anda terbukti bisa!

Namun tidak berhenti sampai disini, raihlah sukses-sukses lainnya. Bisa mencapai hal lain yang belum pernah atau yang lebih baik atau lebih besar dari yang sudah-sudah. Sukses itu seperti naik tangga, manfaatkan kesuksesan saat ini untuk meraih yang lebih tingginya lagi.

Untuk meraih yang lebih baik dan lebih besar, artinya Anda harus terus meningkatkan kualitas diri, sebab pencapaian akan sesuai dengan kapasitas diri Anda, baik kapasitas fisik, pikiran, dan ruhiah Anda.

Inilah jawaban yang memberdayakan dari pertanyaan apa itu sukses.


Kunjungi Juga:

Mau Umroh? Meski Anda Tidak Punya Uang dan Belum Siap?

4 Comments

  1. Kta gak sjawaban ni min
    Klo mnurut saya
    Sukses itu ada 4 definisi
    1 cukup
    2 waktu
    3 keluarga
    4 bahagia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WordPress Anti Spam by WP-SpamShield