Agar Tidak Membatasi Diri Untuk Melejitkan Potensi

Banyak orang yang tidak berkembang, karena mereka membatasi diri sendiri.

Mungkin mereka itu memiliki potensi hebat.

Ada bakat terpendam.

Hanya saja semuanya tidak keluar untuk kebaikan diri sendiri atau orang lain.

Sayang, bukan karena tidak ada kemampuan, tetapi kebanyakan orang menutupnya.

Bagaimana cara agar kita tidak membatasi diri dan bisa melepaskan potensi diri kita?

Tidak Membatasi Diri Meski Memiliki Keterbatasan

membatasi diri

Saya sangat suka membaca cerita-cerita yang memberikan inspirasi dalam hidup. Cerita-cerita yang cukup melekat dalam benak saya ialah saat membaca cerita seseorang yang cacat tetapi memiliki keterampilan luar biasa. Seorang yang cacat tetapi mencapai prestasi yang mengagumkan.

Salah satunya ini: Nick Vujivic

Kunci sukses mereka ialah mereka tidak menganggap cacat mereka sebagai hambatan meraih sukses. Mereka beranggapan bahwa mereka adalah sama dengan orang pada umumnya (dan memang benar).

Mereka tidak beranggapan kekurangan pada dirinya sebagai alasan mereka untuk bersantai ria dan mengandalkan belas kasih orang lain.

Keterbatasan itu tidak harus membatasi diri. Setiap kita memiliki keterbatasan, adalah pilihan kita apakah keterbatasan itu menjadikan kita membatasi diri atau tidak.

Saya menjadi sedih saat melihat orang yang justru orang yang segar bugar tetapi telah memvonis dirinya tidak mampu sejak awal. Ketidak mampuan mungkin ada, saya memang melihat ada faktor bakat pada kesuksesan manusia. Tetapi faktor bakat memberikan kontribusi yang sedikit.

Bakat tanpa usaha keras akan percuma saja. Para atlet piala Uber dan Thomas memang kumpulan orang berbakat tetapi mereka berlatih seharian dan hampir tiap hari, dan masih kalah.

Cacat atau kekurangan lainnya memang akan membatasi kebebasan kita di suatu sisi. Namun kebebasan itu banyak dan bermacam- macam, jika salah satu kebebasan kita terpenjara, kita masih bisa mencari kebebasan yang lainnya.

Sebagai contoh beberapa orang cacat yang tidak memiliki tangan kemudian bisa menulis dan melukis dengan mulutnya. Kebebasan tangan memiliki batasan tetapi dia masih memiliki kebebasan di mulutnya.

Apakah Anda tidak memiliki kebebasan di semua tubuh dan potensi Anda? Ya, Allah telah memberikan banyak kenikmatan kepada kita, bahkan tidak terhitung. Tetapi mengapa saat sebagian nikmat tidak ada harus mengeluh dan dijadikan alasan untuk tidak berbuat apa-apa? Bukankah itu sama dengan mendustakan nikmat Allah?

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS An Nahl:18)

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS.Ar Rahmaan:13)

Jangan Pernah Membatasi Diri Sendiri Untuk Hal Positif

Yang dimaksud membatasi diri adalah membatasi kemampuan dan potensi diri sendiri. Tidak ada yang membatasi diri Anda kecuali Anda sendiri. Pikiran Andalah yang membatasi diri, bukan orang lain, bukan kondisi, bukan politik.

Contoh orang yang membatasi diri sendiri adalah mereka yang selalu mengatakan saya tidak bisa, saya tidak akan mampu, atau saya tidak akan berhasil. Dia sudah memvonis diri bahwa dia tidak mampu.

Membatasi diri juga cirinya adalah selalu melakukan hal-hal yang mudah saja, tindakan yang bisa dan biasa dilakukan. Padahal, tidak akan mendapatkan kemajuan jika kita tidak mau melakukan hal baru yang diluar jangkauan kita.

Ya … membatasi diri sama dengan membatasi kemajuan, membatasi pencapaian. Kita menyia-nyiakan potensi yang sebenarnya sangat besar dalam diri kita.

Jadi arti membatasi diri disini adalah berkaitan dengan kemampuan dan potensi kita. Anda hanya melakukan dibatas kemampuan Anda, padahal jika Anda mau membukan batas itu, kemampuan yang Anda miliki jauh lebih baik dibandingkan apa yang Anda pikirkan saat ini.

Keyakinan Yang Membatasi Diri Sendiri

Kenapa kita bisa membatasi diri sendiri untuk meraih pencapaian yang belum pernah kita capai sebelumnya? Karena ada keyakinan yang membatasi. Keyakinan yang membuahkan asumsi bahwa kita tidak bisa, tidak mampu, atau tidak mungkin mencapai apa yang kita inginkan.

Berikut adalah beberapa contoh keyakinan yang membatasi diri:

  • Merasa tidak bisa
  • Merasa tidak pantas atau layak
  • Merasa tidak perlu lebih baik
  • Takut gagal
  • Takut komentar atau penilaian orang lain
  • Merasa lebih rendah dibanding orang lain
  • Merasa tidak berbakat
  • Tidak punya waktu
  • Sudah nasib, nasib tidak bisa berubah
  • Dan sebagainya yang membuat kita tertahan.

Cara Menghilangkan Keyakinan Yang Membatasi

Lalu bagaimana caranya untuk menghapus keyakinan-keyakinan itu?

  1. Langkah pertama adalah pemahaman, bahwa apa yang ada dalam pikiran itu tidak benar. Misalnya saat Anda merasakan tidak layak, kata siapa? Siapa yang memutuskan layak atau tidak? Yang benar adalah semua orang layak untuk sukses, termasuk Anda. Carilah berbagai referensi bahwa keyakinan-keyakinan Anda itu salah. Banyak baca buku-buku orang sukses yang bisa dijadikan pelajaran untuk kita.
  2. Langkah kedua memahami keyakinan-keyakinan yang memberdayakan. Dengan belajar Anda akan menemukan berbagai keyakinan yang justru memberdayakan potensi diri.
  3. Langkah ketiga resapkan keyakinan-keyakinan baru dalam hati kita atau dalam pikiran bawah sadar dengan cara afirmasi dan visualisasi.
  4. Langkah keempat mulai melakukan apa yang selama ini Anda anggap tidak bisa. Perlebar jangkauan Anda secara bertahap.

Jika Anda sudah berhasil menghilangkan berbagai keyakinan yang membatasi, maka potensi Anda akan lebih terbuka dan teroptimalkan. Saat potensi sudah optimal dan tergali, Anda akan lebih banyak menemukan peluang yang terbuka.

Bahkan, yang sebelumnya Anda pikir tidak mungkin menjadi mungkin. Yang sebelumnya Anda tidak percaya diri melakukan sesuatu menjadi lebih percaya diri.

Ada 2 panduan yang bisa Anda pelajari lebih jauh untuk menghilangkan keyakinan yang membatasi diri, yaitu:

Silahkan miliki salah satu atau keduanya lebih baik.

Penutup

Yakinlah bahwa yang membatasi diri Anda sendiri adalah Anda sendiri dan yakinlah bahwa Andalah yang bisa membuka batasan itu dan menjadikan potensi Anda lebih melejit.


Kunjungi Juga:

Mau Umroh? Meski Anda Tidak Punya Uang dan Belum Siap?

4 Comments

  1. Memang begitulah kadang manusia selalu lupa dengan apa yang telah Allah anugerahkan kepada dirinya, manusia itu selalu bersifat keluh kesah.
    Padahal telah aku ciptakan manusia dengan sesempurnanya kata Allah dan Aku tiupkan Ruhku kepada manusia dan aku persembahkan bumi ini untuk dikelola oleh manusia sebagai khalifah fil ard.

  2. Boss…..!!! membatasi diri gak banget……untuk hal-hal yang positif seharusnya membuka diri…..karena sebagai makluk allah swt….tentunya kita harus mendakwahkan syariatnya yang penuh kebesaran dan kemuliaan ….semoga kita termasuk orang yang dilindungi allah swt

  3. Saya saat ini memang sedang SANGAT MEMBUTUHKAN MOTIVASI dalam hidup saya. Kebetulan cari di google dan ketemulah web yang SANGAT BAGUS ini!

    Saya SANGAT BERTERIMAKASIH atas artikel anda ini. Insha allah, kita semua menjadi manusia yang BAIK & BERMANFAAT bagi sekitarnya. Aamiin..

    Salam,
    Indra Wahid

  4. Sejauh ini sy sangat suka membaca Artikel Artikel yg di post di Wab ini, terimakasih semoga Wab ini selalu memberikan manfaat wawasan bagi para pembacanya dan langkah langkah yg lebih terarah dalam menghadapi masalah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WordPress Anti Spam by WP-SpamShield