Kiat Sukses: Disiplin Prasangka Positif
Kiat sukses yang akan dibahas pada kali ini adalah tentang disiplin prasangka positif. Prasangka akan membentuk persepsi dan tindakan kita akan mengikuti persepsi kita. Jika prasangka negatif, maka akan membentuk persepsi negatif dan akan mengarahkan kita pada tindakan negatif seperti malas dan putus asa.
Dalam agama kita dilarang untuk berprasangka negatif atau buruk, baik kepada Allah, manusia, kejadian dan kondisi. Selain berdosa, prasangka negatif memberikan efek buruk bagi kesuksesan. Prasangka negatif akan membuat emosi dan pikiran negatif sehingga hidup kita pun akan negatif.
Mulai sekarang, belajarlah dengan mendisiplinkan diri untuk selalu berprasangka positif.
Bagaimana caranya? Simak terus artikel ini.
Perintah Berprasangka Baik
Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kita untuk berprasangka baik. Dibawah ada beberapa dalil yang menjelaskan perintah tersebut.
Berprasangka Baik Kepada Allah
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Allah Ta’ala berfirman, “Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berbaik sangka, maka ia akan mendapatkan kebaikan. Jika berprasangka buruk, maka ia mendapatkan keburukan.” (HR. Ahmad).
Inilah fondasi prasangka kita. Selalulah berprasangka positif kepada Allah. Jika ini tidak bisa kita disiplinkan, maka rusaklah hidup kita. Segalanya, yang Allah tadkirkan, kehendaki, perintahkan, dan larang adalah semuanya untuk kebaikan kita, semuanya dalam rangka kasih sayang Allah kepada kita.
Prasangka Baik Pada Manusia
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.” (Al-Hujurat : 12)
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari hadits no. 6064 dan Muslim hadits no. 2563)
Jika tidak nyata-nyata keburukan dan kejahatan orang lain kepada kita, maka tahanlah prasangka buruk itu. Prasangka buruk kepada orang malah akan membuat kita capek sendiri, sementara belum tentu yang kita sangkakan itu benar.
Apa lagi sesuatu yang abu-abu, akan lebih baik kita fokuskan pikiran kita kepada hal yang positif. Saat ada seseorang yang mengatakan keburukan kita, daripada kita berprasangka buruk bahwa orang tersebut itu menghina atau merendahkan, akan lebih baik ubah prasangka kita menjadi positif, yaitu orang itu sedang menasihati untuk kebaikan kita.
Terlepas apakah apa tujuan orang itu, fokus kita pada prasangka baik saja.
Memang ada prasangka buruk yang dibolehkan yang berkaitan dengan kewaspadaan terhadap musuh dan penjahat. Namun selama belum nyata orang itu musuh atau penjahat, tetap berprasangka baik sambil menjaga kewaspadaan.
Kadang, yang sering terjadi adalah, orang yang sebenarnya sayang kepada kita, memberikan nasihat yang sangat baik untuk kita, hanya karena kita tidak suka, kita malah berprasangka negatif.
Prasangka Baik Pada Kejadian dan Kondisi
Mungkin kita menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan, bahkan membencinya, padahal bisa jadi, itu sudah skenario Allah dalam rangka memberikan kebaikan kepada kita. Hanya saja kita tidak mengetahuinya, sementara Allah Maha Mengetahui.
“Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al Baqarah: 216)
Apa pun kejadian atau kondisi yang terjadi pada diri kita, suka atau tidak suka, yakinlah bahwa itu yang terbaik bagi kita, akan memberikan kebaikan bagi kita, dan akan memberikan hikmah bagi kita.
Sering kali, kita menemukan hikmah itu setelah lama melaluinya. Maka tetaplah jaga prasangka positif kita, meski kita belum menemukan hikmah tersebut.
Prasangka Baik Terhadap Diri Sendiri
Keuntungan yang akan kita dapatkan apabila memiliki prasangka baik pada diri sendiri ialah pemikiran menjadi lebih jernih sehingga memunculkan semangat untuk memperjuangkan cita – cita dan menambah rasa percaya diri terhadap kemampuan sendiri serta meminimalisir sifat minder dengan orang lain.
“dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir”. (QS Yusuf ayat 87)
Meski saat ini kita merasa tidak mampu, merasa tidak bisa berubah, merasa tidak berdaya dan sebagainya, miliki prasangka baik bahwa kita akan mampu, kita akan bisa berubah, kita akan berdaya dan hal-hal positif lainnya. Jangan pernah memvonis diri yang negatif.
Cara Meraih Sukses Prasangka Positif
Tentu saja, karena ini perintah Allah dan Rasul-Nya, kita akan mendapatkan pahala dari Allah. Namun tidak semata-mata Allah memerintah sesuatu, kecuali ada kebaikan bagi kita.
Dan kebaikan prasangka positif itu sangat besar bagi kita selain pahala dari Allah. Untuk mewujudkan apa yang kita inginkan. Untuk meraih sukses dalam karir, bisnis, kesehatan, dan juga relasi. Prasangka baik sangat bermanfaat.
Cara Mewujudkan Keinginan Dengan Prasangka Positif
Banyak yang mengatakan, jika kita menginginkan sesuatu, maka kita berdo’a, kemudian berikhtiar secara maksimal, dan tawakal. Ini benar sekali. Memang seperti itu.
Namun yang sering lupa dibahas adalah kita berprasangka baik kepada Allah. Bukankah Allah akan sesuai dengan prasangka kita? Kita buat prasangka bawah Allah mengabulkan apa yang kita inginkan.
Prasangka ini harus ada dalam pikiran dan hati kita. Kemudian pertahankan secara disiplin. Jangan sampai muncul prasangka sebaliknya.
Yang banyak terjadi adalah banyak orang yang tidak memiliki prasangka ini. Atau setidaknya tidak 100%. Atau kadang berubah antara prasangka positif atau negatif. Jika kita berprasangka Allah tidak akan mengabulkan, maka itulah yang terjadi.
Jika kita, berprasangka positif, bahwa Allah akan mengabulkan apa yang kita inginkan atau menggantinya dengan yang lebih baik, maka tidak ada kehawatiran dalam diri kita. Ini kuncinya: tidak lagi khawatir. Tidak ada takut.
Anda akan optimis meraihnya. Seolah apa yang Anda inginkan sudah ada dalam genggaman Anda. Anda sudah bahagia.
Pertahankan Prasangka Positif
Evaluasi setiap hari, apakah masih ada perasaan negatif? Biasanya perasaan negatif itu akan berimbas ke perilaku kita. Akan negatif juga. Berbeda jika kita memiliki prasangka positif, emosi kita akan negatif, dan perilaku kita akan positif.
Perilaku kita akan tergambar dari sikap, raut wajah, senyum, perkataan, tindakan, kebiasaan, dan tindakan otomatis. Semuanya positif, mengarah ke arah yang Anda inginkan.
Jika terjadi sesuatu yang kita tidak fahami, seolah bertentangan atau menjauh dari tujuan. Misalkan kesalahan dan kegagalan. Kita tetap berprasangka positif bawah itu adalah bagian dari jalan kita mendapatkan tujuan kita.
Kita berprasangka positif bahwa Allah sedang memberikan pelajaran kepada kita. Kita yakin dari setiap kesulitan, kesalahan, dan kegagalan, ada hikmah yang sangat berarti bagi kita.
Sehingga pikiran kita fokus pada apa yang kita inginkan, perasaan, perkataan, dan tindakan yang selaras, dan memiliki keyakinan yang pasti. Tidak ada keraguan dan ketakutan. Perasaan dan perkataan selalu positif. Dan tindakan selalu semangat.
Disiplinkan Diri Untuk Tetap Berprasangka Positif
Mengetahui saja masih belum cukup. Banyak orang yang sudah mengetahui tentang prasangka positif, namun nyatanya masih sering berprasangka negatif. Perlu upaya, mendisiplinkan diri untuk biasa berprasangka positif. Kita harus melatih diri.
Caranya upayakan setiap hari, setiap pikiran, perkataan, dan tindakan kita dievaluasi. Apa dasarnya? Apakah berdasarkan prsangka positif atau negatif?
Lakukan evaluasi setiap hari. Patokan evaluasi adalah kondisi emosi kita. Orang yang berprasangka positif akan bahagia. Jika Anda tidak bahagia, artinya masih ada prasangka yang belum positif.
Akan Ada Selalu Tantangan
Tantangannya adalah pembenaran. Manusia cendrung melakukan pembenaran atas apa yang dilakukannya.
Misalnya kita melakukan prasangka buruk terhadap seseorang atau terhadap kondisi, kemudian kita mencari-cari dalih pembenaran terhadap prasangka buruk tersebut. Selama Anda menyukai pembenaran, Anda akan jauh jari kebenaran.
Tantangan lainnya bisa datang dari lingkungan. Akan masuk banyak informasi, perkataan, dan sikap orang lain yang menentang prasangka positif kita. Kita perlu melawannya. Tetap disiplin prasangka positif.
Cara menghadapi berbagai tantangan adalah dengan berprasangka positif terhadap tantangan itu. Misalnya kita beprasangka positif bahwa tantangan hadir sebagai ujian dan akan memperkuat mental kita.
Semoga, Disiplin Prasangka Positif akan menjadi bagian kehidupan kita sehari-hari.