Keseimbangan Itu Penting

1219272_clock_illustrationSetiap manusia memiliki aktivitas yang berbeda-beda dalam jangka waktu yang sama, 24 jam sehari semalam. Ada yang biasa-biasa saja, agak sibuk, sibuk, bahkan ada yang sangat sibuk dan padat. Namun yang diperlukan tidak hanya kuantitas aktivitas kita, tetapi diperlukan juga kualitas yang baik. Karena tidak ada manfaatnya jika kita sibuk dengan berbagai acara tetapi tidak berkualitas dan tidak menjadi bagian dari tujuan hidup.

Beberapa aktivitas kita misalnya adalah yang berhubungan dengan pekerjaan, kegiatan kemasyarakatan, hobi, keluarga, ibadah khusus kepada Allah, belajar, dan lain sebagainya. Yang dimaksud ibadah khusus kepada Allah adalah shalat, berdo’a, berdzikir, mengaji, berpuasa, dll. Sedangkan selain itu segala aktivitas kita sebenarnya juga merupakan ibadah jika diniatkan karena-Nya.

Hal yang harus kita perhatikan adalah keseimbangan di antara semua aktivitas yang dijalankan. Tetapi ini memang tidak mudah untuk dilakukan, karena ketika kita sedang bersemangat dengan suatu aktivitas tertentu, biasanya akan menabrak kebutuhan akan aktivitas yang lain. Dan ini bukanlah hal yang baik. Misalkan ketika kita begitu bersemangat menjalankan hobi baru yang menyenangkan, terkadang kita melupakan waktu. Siang dan malam pikiran dan fokus kita hanya pada hobi tsb. Ini tentunya baik untuk kemudian mengembangkan hobi tsb. Akan tetapi pada akhirnya akan melahirkan sebuah ‘kepincangan’ dalam hidup kita.

Misalnya, hobi ini membuat kita melalaikan pekerjaan kantor, menabrak waktu-waktu ibadah khusus (misalnya shalat), melupakan keluarga. Walaupun mungkin kita memang akan menjadi sukses dengan menekuninya, tetapi tetap hasil akhirnya akan buruk, karena ibadah dan keluarga adalah pondasi yang penting. Tanpa pondasi yang kuat setinggi apapun gedung akan runtuh.

Begitu juga sebaliknya, jika kita adalah orang yang sangat ‘shaleh’. Segala aktivitas kita hanyalah ibadah ritual khusus kepada Allah, tetapi tidak memperhatikan pekerjaan, keluarga, masyarakat sekitar. Tetap saja ini merupakan sebuah kepincangan pribadi. Rasulullah saw sendiri pernah melarang sahabat yang ingin shalat tahajud sepanjang malam, sampai-sampai istrinya mengadu kepada rasulullah karena jarang diperhatikan oleh suaminya tsb.

Melatih diri untuk bersikap adil dan seimbang itu berat, tetapi kita harus berusaha melakukannya. Jadi, bagi siapa saja yang beraktivitas, mari kita perhatikan sudah seimbangkah aktivitas yang saya lakukan? Apakah ada kewajiban lain yang terabaikan karena aktivitas kita tsb? Adakah hak orang lain yang terabaikan? Atau hak diri sendiri yang terabaikan karena begitu sibuknya, tubuh menjadi lemah dan sakit. Tentunya ini menjadi instrospeksi diri penulis dan mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca, terima kasih.


Kunjungi Juga:

Mau Umroh? Meski Anda Tidak Punya Uang dan Belum Siap?

5 Comments

  1. benar Keseimbangan itu sangat urgent …..seimbang dalam memenuhi hajat badan dan hajat spritual …dengan waktu yang Alloh berikan sama yaitu 24 jam ….namun hasil yang di dapat oleh setiap insan tidak sama … dan satu hal yang perlu di ingat, gunakan setiap waktu dengan niat Ibadah saja baik dalam beraktifitas maupun dalan hal menjalankan ibadah khusus sehingga waktu akan benar benar memeberikan buah yang bervitamin. ok selamat ya mas rahmat salam

  2. Rosulullah SAW pernah bersabda yang kalau tidak salah berbunyi seperti ini “Kejarlah duniamu seakan engkau akan hidup seribu tahun lagi, dan kejarlah akhiratmu seakan engkau akan mati esok hari.”

    Dari sabda beliau Kanjeng Nabi sudah bisa kita simpulkan betapa Rosulullah SAW -pun telah memberikan tauladan akan sebuah keseimbangan dalam kita menjalankan hidup ini.

    Tulisan anda sangat memberikan sebuah motivasi untuk pembaca.

    Sukses selalu

  3. Assalamualaikum. Saya teringat pepatah Arab yang berbunyi “Waktu itu umpama mata pedang, jika kamu tidak memotongnya maka ia akan memotong kamu.” Pengurusan masa amat penting untuk memberi keseimbangan kepada kehidupan dunia dan akhirat.

  4. Saya sepakat…keseimbangan dalam hidup memang harus dimulai dan dilakukan…dan hal itu dilakukan secara bertahap dan harus terus menerus…semakin banyak kegiatan kita, maka kita harus segerra kembali menata manajemen diri kita…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *