Hemat Pangkal Kaya – Betulkah?
Pepatah Hemat Pangkal Kaya
Masih tentang pepatah yang sering kita dengar, yaitu hemat pangkal kaya. Berhemat adalah perbuatan yang mulia, tetapi betulkah akan membuat kita kaya? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu membahasnya lebih mendalam. Sebab dalam prakteknya, berhemat tidak otomatis menjadi kaya, bahkan jika salah kaprah, berhemat akan membuat kita miskin. Koq bisa?
Menghemat memang bisa membuat kita kaya, jika kita berhemat dengan cara yang benar. Ada juga berhemat tidak mengubah kehidupan seseorang. Bahkan ada juga berhemat yang akan menjadikan kita miskin. Jadi ada 3 macam berhemat, Anda melakukan yang mana saat ini? Jangan-jangan, Anda melakukan berhemat yang malah menjadikan miskin.
Salah Kaprah Hemat Pangkal Kaya
Ada empat kesalahan dalam berhemat. Bukan berhematnya yang salah, tetapi kesalahan terletak pada menempatkannya dan bagaimana cara kita menyikapinya. Keempat kesalahan ini akan membuat kita miskin.
Pertama: Saking berhematnya, banyak orang yang tidak mau shadaqah atau infaq dijalan Allah. Padahal bershadaqah akan melipatgandakan rezeki kita. Itu janji Allah, banyak hadits dan Al Quran yang menjelaskan hal ini. Yang penting kita ikhlash beshadaqah hanya kepada Allah, dan Allah telah berjanji akan mengganti dan melipatgandakan harta kita. Jika tidak mau bershadaqah bukankah berkesan kita tidak mau digandakan rezeki kita?
Kedua: Karena berhemat, hidup jadi sengsara. Makan ngirit, pakaian ngirit, rumah ngirit, segala ngirit sehingga hidup terasa sengsara jauh dibawah kemampuan kita. Artinya hemat yang berlebihan. Kenapa sikap seperti ini akan membuat kita miskin? Sebab mindset kita akan mengatakan bahwa kita adalah orang yang serba kekurangan, mindset kita akan mengatakan bahwa kita miskin, sehingga pikiran dan tindakan kita pun akan seperti orang miskin.
Artinya kita boleh berhemat, tetapi jangan berlebihan dalam berhemat. Tahan pengeluaran untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu, namun menikmati rezeki dari Allah, agar keluarga bisa tersenyum, selama tidak berlebihan dan didalam batas kemampuan, bukanlah pemborosan. Ini bisa menjadi bentuk syukur dan nafkah batin bagi keluarga. Rekreasi, jalan-jalan, dan makan di luar sesekali itu boleh-boleh saja. Yang tidak boleh adalah: terus-menerus sehingga bukan hanya menghabiskan uang, bahkan justru malah tekor.
Ketiga: tidak mau berinvestasi. Jika Anda memiliki penghasilan Rp 5.000.000 per bulan, berapa penghematan yang bisa Anda lakukan? Rp 3.000.000? Atau Rp 2.000.000? Atau Rp 1.000.000? Atau Rp 500.000? Atau Rp 100.000? Jika jawaban terakhir yang benar, artinya Anda belum bisa berhemat sama sekali. Penghematan paling besar yang bisa Anda dapatkan adalah Rp 5.000.000 per bulan, itu pun jika Anda makan gratis, transportasi gratis, telepon gratis, listrik gratis, dan serba gratis. Kayaknya tidak mungkin dech.
Yang ingin saya tekankan disini adalah jika kita fokus pada penghematan maka peluang keberhasilan kita tidak akan lebih dari penghasilan yang kita miliki. Namun jika kita membuka mata untuk berinvestasi baik dalam bisnis sendiri, emas, properti, saham, dan sebagainya, maka kita memiliki peluang yang jauh lebih besar, bahkan tidak ada batas. Gaji Anda boleh Rp 5.000.000, tetapi peluang penghasilan dari bisnis/investasi bisa jauh lebih besar, puluhan bahwa ratusan kali lipat.
Intinya ialah jangan fokus pada berhemat saja, sisihkan sebagian hasil penghematan Anda untuk investasi.
Keempat: melupakan pendidikan. Saking berhematnya, banyak orang yang enggan mengeluarkan uang untuk membeli buku, ebook, video, mengikuti seminar, dan sebagainya. Dia pikir pendidikan bukan kebutuhan primer sehingga mendapatkan alokasi terakhir (jika ada sisa) bahkan tidak dialokasikan sama sekali.
Melupakan pendidikan sebenarnya sama dengan membatasi realitas Anda agar tidak berkembang. Padahal keberhasilan Anda akan berbanding lurus dengan besarnya realitas dalam diri Anda. Pikiran Anda ibarat wadah. Cara memperbesar pikiran ialah dengan belajar atau pendidikan. Hanya orang yang berpikiran besar yang akan meraih pencapaian besar. Pikiran mempengaruhi tindakan Anda dan tindakan menentukan hasil.
Berhemat dan Menjadi Kaya
Sekarang Anda sudah tahu salah kaprah dalam berhemat. Agar penghematan Anda menjadi berkah bagi Anda, maka hindari kesalahan diatas.
- Gunakan hasil penghematan Anda untuk shadaqah (tentu saja selain zakat Anda). Insya Allah ini akan menambah keberkahan dan rezeki kita akan ditambah. Tentu saja kita niatkan shadaqah hanya karena Allah, bukan karena ingin ditambah harta. Penambahan harta itu adalah bonus dari Allah sesuai janji-Nya seperti tertulis di Al Quran dan hadits.
- Nikmati hidup, jangan menjadi orang yang sesangsara sementara Anda sebenarnya mampu hidup lebih baik. Yang penting jangan boros sehingga uang Anda habis malah tekor untuk bersenang-senang.
- Investasikan sebagian hasil penghematan Anda. Bisa membangun bisnis sendiri, investasi pada aset seperti emas, properti, tanah, atau saham, dan sebagainya. Silahkan konsultasikan dengan penasihat keuangan Anda. Investasi memang beresiko, tetapi tidak berinvestasi juga beresiko.
- Investasikan pada pendidikan Anda. Tetaplah belajar agar pikiran Anda berkembang. Pohon akan menjadi besar jika pohon itu tumbuh. Begitu juga dengan Anda, bertumbuhlah.
Insya Allah dengan cara seperti ini kehidupan finansial Anda akan lebih baik dibandingkan dengan sekedar berhemat. Hemat pangkal kaya memang benar jika kita menjalankannya dengan benar.
Terimakasih Pelajaran yang sangat berguna amin
Sama-sama, terima kasih telah membaca artikel dan memberikan komentar.
terimakasih artikelnya ๐
Sama-sama pak, terima kasih telah membaca artikel dan memberikan komentar.
subhanalloh……….dua jempol deh
Sama-sama, jempol lagi dech. Terima kasih telah membaca artikel dan memberikan komentar.
Terima kasih, artikelnya bagus, hemat pangkal kaya, mhn maaf kalau boleh saya tambahkan adalagi istilah orang tua kita dulu jangan sampai pasak besar dari pada tiang. yang penting bisa meminate diri, nafsu jg dilepas selera jangan ditahan.
Wow! kata-kata yang bagus pak Ikhsan.
“nafsu jg dilepas selera jangan ditahan”
Terima kasih telah membaca artikel dan memberikan komentar.
Terimakasih Artikelnya dan memang benar untuk Point semua di atas, InsyaAlloh saya masih bisa melaksanakan semua Point di atas hingga Akhir Hayat. Memang jika Memikirkan Gaji hidup akan Minim namun jika Point Pertama (Sodakoh dijalankan dengan niat LilahiTaala) Point ke dua dan selanjutnya akan berGulir.
Mau tanya nih Pak Rahmat, selama ini saya melaksanakan Point Pertama tanpa sepengetahuan Istri sebenarnya Boleh atau tidak ya ??? Tapi ya itu dia karena Niatnya Lilahitaala Point 2,3,dan 4 ada Aja Pertolongan Alloh (Subhanalloh).
Semoga Kita tetap Istiqomah.
Kenapa sampai istri tidak dikasih tahu? Itu utamanya.
Dari segi fiqh saya belum pernah menemukan keharusan ijin istri saat mau shadaqah.
Namun, yang menjadi masalah adalah kenapa harus sembunyi. Tugas bapak sekarang ialah bagaimana kedepannya agar tidak perlu sembunyi-sembunyi dengan cara memperbaiki hubungan dengan istri dan komunikasi dengan baik.
Jika istri belum sanggup untuk memberikan sebagian hartanya, itu pun tugas Anda agar memiliki kekuatan untuk berbagi.
Berhubung bapak menyebut investasi Saham, saya ingin bertanya
menurut bapak, bagaimana kah status kehalalan dari berinvestasi di saham,
ada kah dalil/hadist yg menguatkan nya?
bisa dibaca di
http://www.syariahonline.com/v2/muamalat/hukum-bursa-saham
Website ini diasuh oleh rang-orang yang kompeten dibidangnya.
Saya percaya mereka.
terima kasih pak, betul-betul mmbuka imajenasi saya untuk lebih berfikir berhemat dan tidak lupa sodaqoh…. sip pak. rahmat.
pelajaran yang sangat berharga nh..mksh
terima kasih atas sharingnya,saya coba bagikan untuk orang lain agar ilmu dapat terus berkembang.salam semangat untuk terus maju..
Terima kasih pak sebelumnya.
Cara berbagi:
– undang teman bapak agar meihat blog ini
– share di Facebook atau Twitter
Mudah sekali.
asyik ketemu lagi nich dengan orang2 pinter hebat,…..cocok nih ertkelnya p.rahmat,apalagi tuk sprti saya,.. dulu wkt kul G ada mapel ginian,T>elektro bahas generator melu2….
Law istiqomah apakh tambah banyak pahalanya???
artikelnya mempunyai masukan yang bagus sekaligus mengingatkan kaum muslim untuk mensyukuri rejeki sekaligus menabung dunia akherat..
Kekuatan “Hemat Pangkal Kaya” terletak pada mindset yang benar tentang perilaku hemat dan mimpi menjadi kaya. Jadi, perkara hemat tidak harus dibenturkan dengan mimpi untuk menjadi kaya.
Berhemat bukan berarti berperilaku minimalis, budayakan shadaqah.. ๐
Tulisan yang sangat bermamfaat…
Memang sepertinya makna sebenarnya sudah bergeser perlahan untuk Slogan “hemat pangkal kaya”. Saya lebih suka dengan slogan “Rajin pangkal Kaya”, mungkin yang pas makna hemat adalah memaksimalkan daya konsumtif dan daya guna secara efektif dan efisien.
Assalamu’alaikum…
kren artikelnya mas…snagt bermanf’t..
ijin share ya mas…^_^
Pak, saya pernah dapat nasehat, jangan berhemat dengan memperkecil pengeluaran tetapi perbesar pendapatan sehingga ada sisa untuk disisihkan.
Karena semakin banyak pengeluaran semakin banyak pula pendapatan, dan sodakoh termasuk pengeluaran. Bagaimana menurut bapak.
Bagus artikelnya
terimakasih ilmunya pa’
Thanks
Sangat membantu & bermanfaat
Sangat inspiratif min hehehe