Bulatkan Tekad Dan Bertawakallah
Saat Anda memiliki cita-cita yang tinggi, maka mulailah dengan bulatkan tekad dan bertawakallah. Tidak perlu risau dengan keterbatasan. Tidak perlu takut. Tidak perlu bingung.
Meski saat ini belum bisa bertindak. Meski saat ini belum mengetahui cara mencapainya. Namun dengan bertawakal kepada Allah, maka kita akan mendapatkan pertolongan dan arahan dari Allah dengan berbagai cara.
Dibawah ada sepenggal kisah yang mungkin akan menginspirasi kita tentang arti tawakal.
Sepenggal Kisah Kebulatan Tekad dan Berserah Diri
“Anakku harus sekolah tinggi. Saya akan menyekolahkan anak saya setinggi mungkin. Saya tidak mau, anak saya susah seperti saya.” tekad seorang bapak.
Tekad ini muncul saat melihat anak-anak sekolah di dekat tempat kerja beliau sebagai kuli bangunan.
Namun tekad ini tidaklah mendapatkan dukungan dari orang lain, termasuk dari saudara-saudaranya. Kenapa? Ya, impian menyekolahkan keempat anaknya tidak mungkin untuk ukuran seorang kuli bangunan, yang hasilnya hanya pas-pasan untuk makan. Banyak yang “menasihati” agar tidak muluk-muluk bermimpi. Katanya nanti kecewa, tidak usah memaksakan diri.
Namun tekad bapak ini sudah kuat. Tak peduli dengan kata orang lain yang melemahkan. Tak peduli dengan cibiran orang lain yang menganggapnya tidak akan berhasil. Bagaimana mungkin, banyak orang yang berpenghasilan lebih baik dan tetap, tetapi tidak mampu menyekolahkan anaknya.
Sementara, seorang kuli bangunan, dengan gaji pas-pasan dan tidak tetap pula, punya mimpi ingin menyekolahkan anaknya setinggi mungkin.
Apa kata bapak ini?
“Saya serahkan saja kepada Allah. Jika Allah mengijinkan anak saya untuk sekolah tinggi, meski itu terlihat sangat sulit dan tidak mungkin, maka apa yang bisa menghalangi?”
“Manusia hanya berusaha, Allah yang menentukan. Menurut ukuran manusia saya tidak mampu, tetapi jika Allah sudah mentakdirkan anak saya sekolah tinggi, maka semua akan menjadi mungkin.”
Memang, dalam perjalan menyekolahkan anak-anak beliau tidaklah mudah. Penuh perjuangan, penuh air mata. Rasa sakit dan malu tidak pernah dihiraukannya demi meraih tekadnya. Semua kesulitan dilaluinya. Cemooh orang tidak pernah menghentikannya untuk terus menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin.
Tekad yang kuat dan keyakinan akan pertolongan Allah bukan menjadikannya berpangku tangan, justru menjadikannya menjadi pribadi yang pantang menyerah. Saat kesulitan-kesulitan menghadang di depan mata, beliau selalu yakin akan ada jalan. Keyakinan inilah yang menjadikannya selalu berusaha, mencari jalan karena jalan itu ada hanya saja belum terlihat.
Dan, semuanya terbukti. Setiap masalah, sebesar apa pun masalah itu, selalu ada jalan untuk mengatasinya. Meski tidak mudah, meski berat, meski penuh dengan penderitaan, namun semua penghalang itu terbukti bisa diatasinya. Beliau tidak pernah berhenti dengan masalah, terus melaju didorong tekad yang kuat dan tawakal kepada Allah.
Apakah bapak ini berhasil? Ya, setelah puluhan tahun lewat apa yang menjadi impian bapak ini tercapai. Memang tidak mudah, namun sesuatu yang orang katakan tidak mungkin menjadi mungkin dengan tekad yang kuat dan tawakal. Tekad yang kuat menggerakan diri dan tawakal mempermudah mendapatkan pertolongan Allah.
Sungguh perjalanan bapak ini (kisah nyata) sesuai dengan 2 ayat Al Quran yang bisa memberikan inspirasi luar biasa kepada kita semua.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. (QS Ali Imaraan:159-160)
Tawakal Itu Sebelum DAN Setelah Bertindak
Ada yang menarik pada ayat diatas, yang saya lihat banyak dilupakan adalah ada tawakal setelah tekad. Saya sering mendengar bahwa berusahakan semampu kita kemudian hasilnya diserahkan kepada Allah. Saya sering melihat pemahaman bahwa tawakal diletakan setelah ikhtiar. Apa ini salah? Tidak, tentu saja benar karena hal ini pun ada dalilnya:
Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Iman Al-Hakim dari Ja’far bin Umaiyahdari ayahnya, ia berkata:”Seorang berkata kepada Nabi saw, Aku lepaskan untaku dan (lalu) akubertawakal?. Nabi Bersabda: Ikatlah, kemudian bertawakalah” Dalam hadist lain di sebutkan: “Amir bin Umaiyah ra berkata: ‘Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, Apakah aku ikat dahulu (tungganganku)lalu aku bertawakal kepada Allah, atau aku lepaskan begitu saja lalu aku bertawakal?”. Beliaumenjawab, ‘Ikatlah kendaraan (unta)mu lalu bertawakallah‘. Imam Hakim mengetengahkan sebuah riwayat, bahwa Rasulullah telah menegaskan: “Orang yang bertawakkal adalah orang yang menebar benih di ladang, kemudian berserah dirikepada Allah“.
Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, bahwa ada 2 waktu kita bertindak
- Berdasarkan QS Ali Imran: 159, tawakal setelah tekad. Artinya bisa saja sebelum bertindak.
- Sementara berdasarkan hadits Imam Ibnu Hibban diatas, tawakal diletakan setelah bertindak.
Dari dalil-dalil ini, saya lihat bahwa tawakal itu sebelum DAN setelah bertindak, bukan HANYA setelah bertindak. Perhatikan, kata kuncinya adalah DAN.
Tawakal sebelum bertindak agar Allah menolong, membantu, dan membimbing tindakan kita sehingga ini akan memudahkan kita untuk meraih apa yang sudah kita tekadkan. Sehingga dijelaskan pada ayat berikutnya, dimana jika Allah sudah menolong, siapa yang bisa menghalangi.
Dan, tawakal setelah bertindak, kita pun kembali menyerahkan diri kepada Allah. Allah yang berhak menentukan hasil dari ikhtiar kita. Meski pun menurut manusia tidak mungkin, tetapi semua mungkin bagi Allah.
Jangan Menjadi Orang Sok Tawakal
Manakala Umar bin Khathab Radhiyallahu Anhu melihat sekelompok orang duduk-duduk di masjid selepas shalat Jumat, sementara orang-orang sudah pada pulang, dia bertanya kepada mereka, “Siapa kalian?”
Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang yang bertawakal!”
Kata Umar lagi, “Justru kalian adalah orang-orang yang sok bertawakal! Jangan sampai salah seorang dari kalian cuma duduk-duduk saja tidak mau mencari rezeki, lalu berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah rezeki kepadaku,’ padahal dia tahu bahwa langit tidak akan menurunkan hujan emas dan perak! Sesungguhnya Allah Ta’ala mengaruniakan rezeki kepada mereka yang berusaha dan bekerja. Apa kalian tidak membaca firman Allah, ‘Apabila shalat (Jumat) telah selesai dilaksanakan, maka menyebarlah kalian di muka bumi dan carilah kemurahan (rezeki) dari Allah’.” (Al-Jumu’ah: 10).
Inilah logika sahabat dalam memahami makna rezeki; berusaha, menyebar ke bumi, dan mencari kemurahan Allah. Bukan cuma duduk-duduk dan pasrah saja dengan alasan tawakal, kemudian hanya diam mengandalkan rezeki yang sudah dibagi oleh Allah. Padahal, rezeki tidak akan datang dengan cara seperti ini.**/Dr. Yusuf Al Qaradhawi, dikutip dari bukunya Takdir.
Jangan Takut Punya Cita-cita Tinggi
Jadi, miliki cita-cita, impian, visi, tujuan atau apa pun namanya. Bulatkan tekad kemudian bertawakal. Meski kita belum mengatahui bagaimana cara meraihnya, jika kita benar-benar tawakal, Allah akan menunjukan jalannya. Bagaimana caranya? Banyak sekali kemungkinannya.
- Bisa jadi Anda ditakdirkan bertemu dengan orang-orang yang punya ilmunya, kemudian menasihati atau mengajari Anda.
- Bisa jadi Anda ditakdirkan bertemu dengan orang-orang yang mampu dan menjadi team Anda.
- Bisa jadi Allah mentakdirkan berbagai peristiwa yang menguntungkan Anda dan membuka jalan ikhtiar Anda.
- Bisa jadi Allah menanamkan ide atau gagasan ke dalam pikiran Anda.
- Bisa jadi Allah memberikan keberanian untuk melakukan hal yang selama ini ditakutkan.
- Dan berbagai “bisa jadi” lainnya yang jumlahnya tidak terbatas.
Saat Allah mengatakan “kun” maka terjadilah. Saat Allah menghendaki, tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Saat Anda tidak berani memiliki cita-cita yang besar, lalu dimana tawakal Anda?
Kesimpulan
Sekarang, bulatkan tekad Anda untuk meraih impian mulia Anda. Kemudian bertawakallah kepada Allah agar Allah menolong dan membantu langkah-langkah kita dalam menggapai impian itu. Setelah berusaha, maka serahkan kembali hasilnya kepada Allah. Dengan cara ini, Anda akan merasakan semangat yang menggelora, pantang menyerah, dan ketenangan jiwa.
Bulatkan Tekad Dan Bertawakallah
subhanalloh….
artikelnya sangatlah bermanfaat
Dalam bahasa uztadz Yusuf Mansur,
“Allah dulu, Allah lagi, Allah teruus”
Wallahu ‘alam 🙂
Betul, jangan takut bermimpi, kita punya Allah yang maha membuat segalanya terjadi.
Subhanalloh….allohuakbar