|

3 Fondasi Memulai Bisnis Yang Berkah Dan Sukses

Selamat datang di artikel ini, di mana kita akan membahas fondasi-fondasi yang kuat untuk memulai bisnis yang tidak hanya sukses secara finansial, tetapi juga berkah. Dalam perjalanan bisnis, terdapat tiga hal mendasar yang perlu diperhatikan dengan cermat untuk mencapai keberkahan dalam usaha Anda.

bisnis yang berkah

Apa Itu Bisnis Yang Berkah?

Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita bahas apa sebenarnya yang dimaksud dengan bisnis yang berkah. Sementara itu, menurut Imam Al-Ghazali, berkah (barokah) adalah bertambahnya kebaikan. Berkah adalah kebaikan yang bertambah juga diungkapkan oleh Abul Baqa’ Al-Kufi dalam kitabnya Al-Kulliyat Mu’jam Fi Al-Mushthalahat, berkah adalah sesuatu yang tumbuh berkembang dan bertambah, baik sesuatu yang Nampak maupun maknawi, sekaligus senantiasa tetapnya kebaikan ilahi pada sesuatu.

Dengan definisi ini, kita dapat memahami bahwa bisnis yang berkah tidak hanya sekadar mencari keuntungan finansial, tetapi juga mencari peningkatan dalam kebaikan. Ini mencakup pertumbuhan dan peningkatan, baik dari segi materi maupun makna. Berkah dalam bisnis adalah sesuatu yang tumbuh, berkembang, dan senantiasa mengandung kebaikan ilahi.

Mengapa Harus Bisnis Yang Berkah?

Pertanyaan ini mungkin muncul di benak banyak orang. Mengapa harus memilih bisnis yang berkah daripada sekadar mencari keuntungan finansial? Jawabannya melibatkan dimensi spiritual dan keberlanjutan.

Dimensi Spiritual:

Bisnis yang berkah menciptakan keseimbangan antara aspek material dan spiritual. Dengan menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-nilai Islam, kita tidak hanya meraih keberhasilan dunia, tetapi juga mendapatkan keberkahan dari Allah. Ini menciptakan kedamaian batin dan kepuasan spiritual yang tidak dapat ditemukan hanya dengan kesuksesan materi.

Keberlanjutan:

Bisnis yang berkah juga menciptakan keberlanjutan dalam jangka panjang. Dengan membangun fondasi bisnis yang kuat berdasarkan prinsip-prinsip moral, bisnis tersebut lebih mungkin bertahan dan berkembang dalam jangka panjang. Kesuksesan yang berkelanjutan menciptakan dampak positif tidak hanya bagi pemilik bisnis tetapi juga bagi karyawan, pelanggan, dan masyarakat secara keseluruhan.

Jadi, memilih bisnis yang berkah adalah pilihan yang bijak untuk mencapai keberhasilan yang lebih berarti dan berdampak positif dalam kehidupan kita dan lingkungan sekitar.

3 Fondasi Memulai Bisnis Yang Berkah

1. Niat yang Benar: Mencari Keridhaan dan Keberkahan dari Allah

Fondasi pertama yang harus kita letakkan dalam membangun bisnis yang berkah adalah niat yang benar. Bisnis tidak hanya tentang mencari keuntungan material, tetapi juga tentang memberikan manfaat kepada orang lain. Dalam konteks ini, Islam mengajarkan pentingnya menegakkan niat yang lurus dan jujur dalam berbisnis.

Niat yang benar dalam bisnis membawa dampak positif tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi masyarakat. Mengutip ayat Al-Qur’an yang menekankan tolong-menolong dalam kebajikan dan takwa, kita diajak untuk mempertimbangkan dampak sosial dari setiap langkah bisnis yang kita ambil.

Jadi, dalam memulai bisnis yang berkah, langkah pertama adalah memastikan bahwa niat kita murni untuk mencari keridhaan Allah dan memberikan manfaat kepada sesama. Ini adalah fondasi yang kuat untuk membangun bisnis yang tidak hanya sukses secara materi, tetapi juga memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar.

2. Meninggalkan Transaksi yang Dilarang: Menjauhi yang Haram dalam Berbisnis

Fondasi kedua yang tidak kalah penting adalah meninggalkan transaksi yang dilarang dalam Islam. Bisnis yang berkah harus menjauhi segala bentuk transaksi haram, seperti riba, penipuan, gharar, maysir, dan suap. Mengetahui dan memahami larangan-larangan ini menjadi kunci dalam menjaga keberkahan bisnis.

Riba, misalnya, merupakan transaksi yang diharamkan dalam Islam. Dalam konteks bisnis, ini mencakup praktik peminjaman uang dengan bunga. Meninggalkan transaksi riba adalah langkah penting dalam membangun fondasi bisnis yang berkah.

Selain itu, terus belajar dan mengupgrade diri dalam hal hukum bisnis Islam menjadi bagian integral dari fondasi ini. Dengan pengetahuan yang lebih baik tentang larangan-larangan dalam berbisnis, kita dapat menghindari jatuh ke dalam praktik yang dapat merugikan tidak hanya secara finansial tetapi juga spiritual.

3. Tawakal: Bergantung Sepenuhnya kepada Allah dalam Berbisnis

Fondasi ketiga yang tidak boleh diabaikan adalah tawakal atau bergantung sepenuhnya kepada Allah dalam berbisnis. Ini melibatkan keyakinan bahwa rezeki sudah dijamin oleh Allah, dan sebagai manusia, kita hanya perlu berusaha dengan sungguh-sungguh.

Tawakal Sejak Awal

Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal. (QS Ali Imron 159)

Dalam ayat yang mulia dari Surat Ali Imran ayat 159, Allah memberikan petunjuk yang sangat berharga tentang kebermaknaan tawakal atau bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Ayat ini menyampaikan pesan yang menegaskan bahwa tawakal bukanlah sesuatu yang hanya dilakukan setelah kita berusaha, tetapi sejak awal, sejak kita membulatkan tekad untuk melibatkan Allah dalam setiap langkah perjalanan hidup.

Berdasarkan ayat tersebut, tawakal menjadi sebuah sikap dan keyakinan yang mengawali segala langkah. Ini adalah bentuk kepatuhan kita kepada Allah, mempercayakan-Nya sebagai Pengatur dan Penyelenggara segala sesuatu. Sehingga, setiap usaha yang kita lakukan tidak hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri, melainkan juga kekuatan dari Allah.

Dengan memahami bahwa tawakal dimulai sejak membulatkan tekad, kita dapat membawa semangat ini ke dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam berbisnis. Hal ini menciptakan fondasi yang kuat dan penuh berkah, di mana setiap langkah yang diambil dilandaskan pada keyakinan bahwa Allah selalu menyertai dan membimbing perjalanan kita.

Kesuksesan Adalah Anugrah Allah

Penting untuk diingat bahwa meskipun kita perlu merencanakan dan bekerja keras dalam bisnis, hasil akhirnya ada di tangan Allah. Ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu khawatir terhadap hasil akhir dan tetap yakin bahwa apa pun yang terjadi adalah yang terbaik menurut kehendak Allah.

Dalam konteks bisnis, tawakal juga mencakup pemilihan strategi bisnis yang halal dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Meskipun kita bekerja keras, kita tetap mengakui bahwa kesuksesan akhirnya adalah anugerah dari Allah.

Kesimpulan

Dengan meletakkan fondasi niat yang benar, meninggalkan transaksi yang dilarang, dan tawakal, kita dapat membangun bisnis yang tidak hanya sukses secara materi tetapi juga berkah. Ini bukan hanya tentang mencari keuntungan pribadi, tetapi juga memberikan dampak positif pada masyarakat dan mencari keberkahan dari Allah.

Bisnis yang berkah membawa manfaat jangka panjang dan menciptakan lingkungan usaha yang positif. Dengan menjalankan bisnis berdasarkan nilai-nilai ini, kita dapat menjadi bagian dari perubahan positif dalam dunia bisnis dan masyarakat secara keseluruhan.

FAQs (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

  1. Apa yang dimaksud dengan bisnis yang berkah?
    • Bisnis yang berkah adalah bisnis yang tidak hanya sukses secara finansial tetapi juga mendapatkan keberkahan dari Allah. Ini melibatkan niat yang benar, meninggalkan transaksi yang dilarang, dan bergantung sepenuhnya kepada Allah dalam setiap langkah bisnis.
  2. Mengapa niat yang benar sangat penting dalam berbisnis?
    • Niat yang benar merupakan fondasi utama dalam membangun bisnis yang berkah. Ini menentukan tujuan bisnis, memastikan bahwa bisnis bukan hanya untuk keuntungan pribadi tetapi juga memberikan manfaat kepada orang lain.
  3. Apa saja transaksi yang dilarang dalam Islam?
    • Transaksi yang dilarang dalam Islam melibatkan praktik-praktik seperti riba, penipuan, gharar, maysir, suap, dan lainnya. Meninggalkan transaksi ini adalah langkah penting untuk menjaga keberkahan bisnis.
  4. Bagaimana cara meningkatkan tawakal dalam berbisnis?
    • Meningkatkan tawakal dapat dilakukan dengan merencanakan dengan baik, bekerja keras, dan pada saat yang sama, melepaskan kekhawatiran terhadap hasil akhir. Mengakui bahwa rezeki sudah dijamin oleh Allah membantu membangun fondasi tawakal yang kuat.
  5. Apakah kesuksesan bisnis selalu diukur dari segi finansial?
    • Tidak, kesuksesan bisnis tidak hanya diukur dari segi finansial. Kesuksesan sejati juga mencakup dampak positif pada masyarakat, keberkahan, dan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.

Kunjungi Juga:

Mau Umroh? Meski Anda Tidak Punya Uang dan Belum Siap?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WordPress Anti Spam by WP-SpamShield