Janganlah Kamu Bersedih – Allah Bersama Kita

Dalam perjalanan hidup ini, seringkali kita dihadapkan pada momen-momen sulit yang membuat hati terasa terbebani oleh kesedihan. Namun, seperti yang diajarkan dalam ajaran agama, terdapat kebijaksanaan dan petunjuk yang berharga untuk mengatasi beban tersebut.

Saya ingin mengajak Anda untuk menjelajahi dua pendekatan utama yang bisa membantu kita melewati kesedihan ini dengan penuh ketenangan dan keyakinan. Mari kita bersama-sama menapaki jalan kebahagiaan yang Allah berikan.

Janganlah Kamu Bersedih - Allah Bersama Kita

Janganlah Kamu Bersedih Allah Bersama Kita

Mungkin Anda pernah membaca ayat ini: “Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita.” (At-Taubah:40). Lalu, bagaimana jika kita tetap merasa bersedih? Ini artinya ada sesuatu yang salah dalam hati kita. Dalam ayat diatas, kita tidak perlu bersedih sebab Allah beserta kita. Jika kita masih tetap saja bersedih, artinya kita belum merasakan kedekatan dengan Allah.

Bersedih Bukan Hanya Tangisan

Bersedih bukanlah sekadar berkisar pada aspek fisik tangisan semata. Ketika kita menangis karena ketakutan sambil berharap kepada Allah, tindakan ini sebenarnya dianjurkan sebagai langkah untuk membebaskan diri dari potensi ancaman api neraka. Akan tetapi, esensi dari pelarangan bersedih lebih mengacu pada kesedihan yang timbul akibat sikap tidak sabar, penolakan terhadap takdir yang telah ditetapkan, dan menunjukkan kelemahan diri yang seharusnya dihindari.

Mendalaminya lebih lanjut, kita dapat menyadari bahwa jenis kesedihan ini memiliki konteks yang kaya makna dalam perjalanan spiritual kita. Dengan menggali pemahaman yang lebih dalam, kita dapat menemukan perbedaan subtansi yang ada dalam setiap nuansa kesedihan. Ini membuka ruang untuk introspeksi diri dan memahami dampak spiritual dari setiap bentuk reaksi terhadap kehidupan. Sehingga, menjelajahi makna bersedih membuka pintu untuk refleksi mendalam tentang perjalanan rohaniah kita.

Bersedih Itu Manusiawi

Para Nabi, termasuk Rasulullah SAW, mengalami kesedihan dalam perjalanan hidup mereka. Meski berpisah dengan orang-orang yang dicintai, para Nabi menunjukkan ketenangan batin yang luar biasa. Mereka tidak hanya mengatasi kesedihan, tetapi juga kembali berjuang tanpa terperangkap dalam lamunan pahit kehidupan.

Keteguhan hati para Nabi mengajarkan pentingnya sikap mental kokoh di dalam menghadapi ujian hidup. Kesedihan, bagian dari perjalanan manusiawi, memerlukan respons yang bijak. Dari kekuatan para Nabi, kita dapat menemukan motivasi untuk bangkit saat cobaan datang, menyadari setiap rintangan adalah ujian dan pembentukan karakter dalam perjalanan hidup.

Dalam menghadapi kesedihan, sikap tegar dan optimis para Nabi menjadi landasan berharga. Mereka tidak hanya meresapi kesedihan mereka, tetapi dengan cepat bangkit dan melanjutkan perjalanan perjuangan mereka. Sikap ini menyoroti pentingnya tidak tenggelam dalam keputusasaan ketika menghadapi cobaan, melainkan mengambil hikmah dan kekuatan dari setiap pengalaman.

Melalui pembelajaran dari ketabahan para Nabi, kita dapat mengambil inspirasi untuk menghadapi setiap rintangan dalam hidup. Kesedihan mungkin datang sebagai ujian, namun dengan sikap yang tepat, kita dapat menemukan kekuatan untuk melangkah maju. Setiap momen kesedihan adalah bagian tak terhindarkan dari pembentukan karakter kita, membentuk kita menjadi individu yang lebih kuat dan bijaksana.

Janganlah Kami Bersedih Karena Tidak Diajarkan

Bersedih (selain takut karena Allah) tidak diajarkan dalam agama. Bahkan kita banyak menemukan ayat maupun hadist yang melarang kita untuk bersedih.

Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS.At-Taubah:40)

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS.Ali ‘Imran:139)

Rasulullah saw pun berdo’a untuk agar terhindar dari kesedihan,

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran; Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur. Tiada Tuhan kecuali Engkau.” (HR. Abu Dawud)

Janganlah Kami Bersedih – Caranya

Jika kita melihat ayat dan hadits yang disebutkan diatas, setidaknya kita sudah memiliki dua solusi agar kita tidak terus berada dalam kesedihan.

Ingat: Allah Bersama Kita

Langkah pertama dalam mengatasi kesedihan, sebagaimana terdapat dalam ayat At-Taubah:40, adalah dengan mendalaminya. Artinya, kita perlu meresapi, mengetahui, dan mengingat bahwa Allah senantiasa bersama kita.

Kesadaran akan kehadiran-Nya membawa pertanyaan yang mendalam: Apa yang sebenarnya perlu kita takuti? Dan apa yang menjadi sumber kesedihan kita? Pemahaman bahwa Allah adalah Maha Kuasa, Maha Penyayang, dan Maha Mengetahui segala yang terbaik bagi kita, menjadi pondasi kokoh dalam menghadapi setiap tantangan kehidupan.

Ketika gelombang kesedihan terus melanda, seringkali kita tersesat dalam kebingungan dan kehilangan kesadaran akan kehadiran Allah yang senantiasa bersama kita. Inilah saat yang memerlukan perintah tegas untuk terus-menerus mengingat Allah. Dalam menghadapi kegelapan dan ketidakpastian, mengarahkan pikiran dan hati kita pada ingatan akan kebesaran-Nya menjadi kunci untuk menemukan cahaya dalam setiap langkah perjalanan hidup.

Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar Ra’d:28)

Dari ayat ini, kita sudah mengetahui cara menghilangkan kesedihan, kecemasan, dan ketakutan yaitu bidzikrillah, dengan berdzikir mengangat Allah.

Saat saya mengalami kesedihan, ketakutan, atau kecemasan, ada tiga kalimat yang sering saya gunakan untuk berdzikir.

  1. Istighfar, memohon ampun kepada Allah.
  2. La haula wala quwwata illa billah (Tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)
  3. Hasbunallaah wa ni’mal wakiil (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baiknya Pelindung)
  4. Tentu saja, masih banyak kalimat-kalimat baik lainnya yang bisa Anda ucapkan

Alhamdulillah, kesedihan, kecemasan, dan ketakutan menjadi sirna setelah berdzikir dengan kalimat-kalimat diatas. Tentu saja, bukan saja dzikir di lisan tetapi harus sampai masuk ke hati.

Berdo’a Minta Dihilangkan Kesedihan

Langkah kedua dalam mengatasi kesedihan adalah dengan mengamalkan doa, sebuah praktik yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Beliau, dalam berbagai situasi kehidupan, senantiasa memohon pertolongan Allah, memberikan gambaran betapa kita, dengan segala keterbatasan dan kompleksitas hidup, sangat memerlukan bimbingan dan pertolongan-Nya.

Oleh karena itu, mari kita mengikuti jejak Rasulullah dengan tekun berdoa, mengarahkan setiap kegelisahan dan harapan kepada Sang Pencipta. Dalam doa, kita menemukan kekuatan dan ketenangan, merajut hubungan yang erat dengan Allah dalam setiap detik kehidupan.

Kesimpulan

Tentu saja, masih banyak cara supaya kita tidak bersedih. Saya bisa menulis buku tebal jika mau membahas semuanya. Namun, dengan dua cara utama diatas kita akan mendapatkan mamfaat yang luar biasa. Bersedih masih mungkin kita alami, tetapi tidak lagi bersedih yang berlebihan dan berlarut-larut. Karena hidup dan perjuangan harus berjalan terus.

Janganlah kamu bersedih!


Kunjungi Juga:

Mau Umroh? Meski Anda Tidak Punya Uang dan Belum Siap?

16 Comments

  1. Sungguh tulisan diatas cukup kiranya untuk dijadikan pedoman dan ta’bir bagi kita semua, tatkala kita sedang dilanda kesedihan… Namun, kiranya bisa ditambahkan lagi yang lebih dengan beberapa ta’bir yang diambil dari kisah – kisah para nabi, agar bisa lebih menyentuh lagi…. Terimakasih

  2. subhanallah…………………….
    kita memang jarang sekali mensyukuri apa yang sdah kita dapat .
    karena orang yg bahagia adalah orang yang selalu beryukur atas apa yg tlah ia dapat

  3. artikel yg membangun, terimakasih dan teruslah berkarya..
    hati saya teringatkan kembali. tetap semangat.

  4. alhamdulillah… artikel ini merubah pandangan saya mengenai arti sebuah kesedihan ke arah yang sebenar-benarnya.

  5. Alhamdulillahi robbil alamin

    Semoga yg menulis artikelnya senantiasa mendapat limpahan rahmat dari Alloh SWT beserta keluarga & orang² disekitarnya. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WordPress Anti Spam by WP-SpamShield