|

Cara Membangkitkan Semangat Hidup Dalam Islam

Bagaimana cara membangkitkan semangat hidup dalam Islam?

Sering kali dalam hidup kita mengalami hal-hal yang membuat semangat hidup kita menurun bahkan hilang. Jika dibiarkan, akan membuat kita terpuruk dan hidup akan semakin sulit. Juga melewatkan berbagai peluang yang ada.

Bagi Anda yang bekerja, ini bisa mempengaruhi kerja Anda. Karena kehilangan semangat kinerja Anda menurun. Karena kinerja menurun maka prestasi dan pencapaian menurun. Jangankan bisa meraih promosi jabatan, bisa bertahan pun sudah untung.

Begitu juga dalam bisnis. Dengan semangat yang turun, bisa menurunkan keuntungan bisnis Anda. Bahkan tidak menutup kemungkinan bisnis Anda bisa turun atau bangkrut.

Untuk itu kita perlu memiliki kemampuan untuk membangkitkan semangat hidup atau mengembalikan semangat hidup yang hilang.

Cara Membangkitkan Semangat Hidup

Mengapa Tidak Punya Semangat Hidup?

Benarkah Karena Tida Punya Keinginan?

Salah satu menyebab mengapa kita tidak memiliki semangat hidup adalah karena pikiran kita yang negatif sehingga membuat kita pesimis dan apatis. Jika sudah pesimis, pikiran kita selalau berkata, “apa pun yang kita lakukan percuma, tidak akan berhasil.” Akhirnya menyerah.

Banyak yang mengatakan kondisi seperti ini dengan “tidak punya keinginan.” Ya, sepertinya tidak punya keinginan. Namun jika dipikir-pikir, siapa sich yang tidak punya keinginan?

Keinginan punya. Hanya saja, mereka menguburnya karena pesimistis. Mereka berpikir, buat apa punya keinginan jika tidak akan pernah dicapai atau diraih. Inilah yang membuat banyak orang yang mengubur keinginannya dalam-dalam.

Peristiwa-peristiwa Yang Memicu

Penyebab lainnya adalah karena hadirnya berbagai peristiwa yang memicu emosi negatif seperti sedih, kecewa, marah, dan sebagainya. Kemudian emosi ini menguasai dirinya sehingga tidak bisa berpikir logis.

Sebagai contoh kegagalan. Banyak orang yang kecewa dan sedih karena kegagalan kemudian kehilangan semangat hidup. Atau juga karena kehilangan orang yang kita cintai. Banyak juga yang kehilangan semangat hidup karena rasa sedih yang mendalam.

Selain peristiwa eksternal ini, seringkali musuh terbesar semangat kita justru datang dari dalam diri: bisikan keraguan (waswas) yang dilemparkan oleh Syaitan. Mungkin muncul pikiran seperti, ‘Kamu tidak cukup baik’, ‘Usahamu akan sia-sia’, ‘Apa kata orang nanti?’, atau ‘Kamu tidak pantas sukses’. Ini adalah bentuk pesimisme yang lebih halus dan seringkali tidak disadari.

Lawanlah bisikan ini dengan isti’adzah (memohon perlindungan Allah dari godaan Syaitan yang terkutuk), perkuat husnudzon billah (prasangka baik kepada Allah) bahwa setiap kejadian pasti ada hikmahnya, dan ingatlah bahwa penilaian Allah SWT-lah yang paling utama, bukan penilaian manusia. Fokuslah pada ikhtiar (usaha) terbaik kita, dan serahkan hasilnya dengan penuh tawakkul (kepasrahan) kepada Allah.

Kehilangan Semangat Hidup dalam Perspektif Islam

Dalam Islam, kehilangan semangat hidup dianggap sebagai ujian dari Allah SWT. Beberapa poin penting:

1. Ujian Allah SWT

Kehidupan menguji kita dengan cobaan, termasuk kehilangan semangat hidup (QS. Al-Baqarah: 155). Ujian ini bisa jadi cara Allah untuk mengangkat derajat kita, menghapus dosa, atau mengingatkan kita untuk kembali kepada-Nya.

2. Hindari Pesimisme

Islam menekankan pentingnya berpikir positif dan berharap baik dari Allah SWT. Rasulullah SAW menyukai al-fa’l (optimisme atau pertanda baik) dan membenci thiyarah (pesimisme atau pertanda buruk).

3. Temukan Hikmah

Kehilangan semangat bisa menjadi kesempatan untuk introspeksi, mencari hikmah, belajar dari kesalahan, dan menguatkan iman.

4. Doa dan Ibadah

Doa dan ibadah yang mendalam (seperti shalat tahajud, dzikir, membaca Al-Quran dengan tadabbur) dapat membantu mengatasi kehilangan semangat hidup dan memberikan ketenangan hati.

5. Dukungan Sosial

Mencari dukungan dari sahabat dan keluarga yang positif sangat dianjurkan. Lingkungan yang shalih akan saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.

6. Keyakinan

Keyakinan bahwa Allah memiliki rencana yang baik dan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dapat membantu mengembalikan semangat hidup yang hilang.

Dengan memahami perspektif Islam tentang kehilangan semangat hidup, seseorang dapat menghadapinya dengan lebih kuat dan penuh keyakinan. Dia akan dapat membangkitkan semangat hidup.

Cara Membangkitkan Semangat Hidup Dalam Islam

Sekarang kita bahas cara-cara membangkitkan atau mengembalikan semangat hidup. Membaca kata2 semangat pasti ada manfaatnya, tetapi tidak cukup hanya itu.

Langkah Pertama: Mengingat Apa Yang Akan Kita Raih

Dalam tafsir Ibnu Katsir saat membahas QS. Al-Anfal Ayat 65,

Wahai Nabi (Muhammad)! Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan seribu orang kafir, karena orang-orang kafir itu adalah kaum yang tidak mengerti.

Disana dijelaskan sebuah contoh apa yang dikatakan Rasulullah SAW saat pasukan musyrikin datang di Perang Badar:

Bangkitlah kalian menuju surga yang luasnya sama dengan langit dan bumi“. (Sumber)

Rasulullah SAW mengingatkan balasan surga bagi yang berjihad. Dan para sahabat pun menjadi lebih bersemangat dengan harapan bisa meraih balasan surga.

Saya mengambil pelajaran, dalam hal lain pun sama. Kita akan bersemangat saat kita mengingat apa yang kita raih. Namun, saat kita merenungkan ‘Apa Yang Akan Kita Raih’, jangan hanya terpaku pada hasil duniawi semata (promosi jabatan, keuntungan bisnis, rumah mewah, dll.).

Coba tanyakan lebih dalam pada diri sendiri: Bagaimana pencapaian ini bisa mendekatkan diri saya kepada Allah? Bagaimana ‘mimpi’ ini bisa menjadi wasilah (sarana) untuk berbuat kebaikan lebih banyak bagi diri sendiri, keluarga, sesama Muslim, atau bahkan umat manusia?

Ketika tujuan kita selaras dengan mencari ridha Allah (mardhatillah), semangat yang muncul akan lebih kokoh, lebih bermakna, dan tidak mudah goyah oleh pasang surut urusan duniawi. Jadikanlah Surga sebagai ‘mimpi’ tertinggi, dan raihlah ia melalui ikhtiar terbaik kita di dunia ini dengan niat yang lurus karena Allah.

Setiap saat kita diberikan dua pilihan

  1. Tetap pada kondisi saat ini (tidak semangat)
  2. Memilih kondisi baru (semangat)

Coba renungkan apa hasil yang akan kita raih pada masing-masing kedua pilihan tersebut? Apa akibatnya jika Anda terus tidak semangat? Apa yang akan Anda dapatkan jika hidup kembali bersemangat?

Renungkan!

“Tapi, susah mengubah kondisi ini. Maunya sich semangat, tetapi susah!”

Ok, itu langkah berikutnya. Yang terpenting saat ini adalah Anda memilih untuk kembali bersemangat. Untuk awal itu sudah cukup.

Coba ingat-ingat kembali atau renungkan. Untuk apa Anda berbisnis? Untuk apa Anda semangat bekerja? Mungkin diantara kita menjadi untuk menafkahi orang-orang yang kita cintai. Lalu bagaimana jika kita gagal?

Langkah Kedua: Yakinlah Anda Bisa

Bisa apa?

Keyakinan Pertama Anda bisa mengubah perasaan Anda.

Yang asalnya sedih, kecewa, marah, dan sebagainya menjadi perasaan yang tenang.

Perasaan itu sesuai dengan apa yang kita fokuskan. Jika fokus pikiran kita kepada hal yang negatif, maka perasaan kita pun akan itu negatif. Jika fokus kita pada yang positif, maka perasaan kita akan ikut positif.

Maka, cara mengubah perasaan adalah dengan mengubah fokus pikiran kita. Mungkin apa yang kita alami itu sangat pedih. Namun, dengan kekuatan shabar, in syaa Allah Anda bisa mengatasinya.

Dua pertanyaan ini bisa membantu kita untuk mengalihkan fokus pikiran kita:

  1. Apa hikmahnya BAGI SAYA dari peristiwa ini yang bisa mendekatkan saya pada Allah?
  2. APA YANG TERPENTING dan paling mungkin bisa saya lakukan saat ini agar kondisi membaik dan diridhai Allah?

Keyakinan Kedua: Yakinlah Anda bisa meraih apa yang Anda inginkan

Sudah berulang kali, saya membahas ini. Kita harus memiliki keyakinan bahwa kita bisa meraih apa yang kita inginkan, selama hal itu adalah sesuatu yang baik dan kita ikhtiarkan dengan cara yang halal dan diridhai Allah. Jika Allah berkehendak, maka semua bisa terjadi.

Pastikan jalan yang kita tempuh untuk meraih mimpi selalu berada dalam koridor syariat Islam, menjauhi segala bentuk kecurangan, kezaliman, mengambil hak orang lain, atau hal-hal yang diharamkan. Ingatlah, keberkahan dalam proses dan hasil jauh lebih utama daripada sekadar pencapaian.

Jika tidak bisa, kita belajar. Jika tidak ada, kita bisa mencarinya. Jika belum cukup, kita bisa menambahnya. Jika jalan tertutup, kita bisa mencari jalan lain yang halal. Jika ada penghalang, kita bisa melaluinya dengan kesabaran dan strategi. Jika terjal, kita bisa mendakinya dengan tekad dan pertolongan Allah.

Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir“. Quran Surat Yusuf Ayat 87

Langkah Ketiga: Bersama Orang-orang Semangat

Carilah lingkungan orang-orang yang bersemangat, maka Anda akan terbawa semangat. Kesalahan banyak orang justru berkumpul dengan sesama orang-orang yang tidak semangat. Sedikit banyak orang-orang sekitar kita akan berpengaruh.

Perumpamaan teman yang baik dan yang jahat adalah seperti orang yang membawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Yang membawa minyak wangi, boleh jadi dia memberimu, atau kamu membeli daripadanya, atau paling tidak kamu mendapatkan harum semerbak daripadanya. Adapun tukang pandai besi, boleh jadi bajumu terbakar karenanya, atau kamu mendapatkan bau busuk daripadanya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Jika kita belum bisa melangkah ke luar untuk bertemu orang, kita bisa memanfaatkan tulisan dan buku orang-orang yang bersemangat. Buka youtube, gabunglah dengan channel-channel motivasi, pengembangan diri, dan wiraswasta.

Hati-hati dengan komentar. Fokus saja pada apa yang dikatakan para motivator, trainer, atau pengusaha yang memiliki semangat.

Langkah Keempat: Jika Motivasi Turun, Tingkatkan Lagi

Kadang ada orang yang berkata, “motivasi tidak berguna karena tidak bertahan lama.” Menurut saya aneh. Mengapa?

Kenyangnya akibat makan juga tidak bertahan lama. Sehari kita bisa 2X-3X makan. Itu sebagai bukti bahwa akibat dari makan kita tidak tahan lama. Begitu juga dengan mandi. Dalam 1 hari saja badan segar kita kembali bau.

Apakah makan dan mandi tidak berguna?

Jika lapar, tinggal makan lagi. Jika badan bau dan kotor, mandi lagi. Jika motivasi turun atau habis, isi lagi. Jadi sama dengan makan dan mandi, lakukan pengisian motivasi secara kontinyu.

Sering kali disaat kita mengalami kesulitan, kebingungan, atau menghadapi yang berat kita kehilangan semangat. Justru, kita harus mengisinya. Ini saya saya bahas di Instant Motivation Weapon, berbagai teknik membangkitkan motivasi di berbagai situasi.

Memang benar, semangat itu naik turun seperti iman. Analogi makan dan mandi tadi sangat tepat. Namun, perlu kita sadari bahwa perjalanan mewujudkan mimpi seringkali panjang dan tidak selalu mulus. Akan ada masa-masa di mana kita merasa lelah, hasil belum terlihat, kemajuan terasa lambat, dan kita seolah berada di ‘tengah-tengah’ perjuangan yang berat. Di sinilah kekuatan sabr (kesabaran dalam ketaatan, kesabaran dalam menjauhi maksiat, dan kesabaran dalam menghadapi takdir Allah) menjadi kunci utama. Ingatlah janji Allah dalam Al-Quran, “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153). Sabar bukan berarti pasrah tanpa usaha, tapi terus berusaha sambil menahan diri dari keluh kesah dan keputusasaan.

Selain sabr, jagalah istiqamah (konsisten dan teguh pendirian di jalan kebaikan dan dalam ikhtiar kita), sekecil apapun langkah positif yang bisa kita lakukan setiap hari. Jangan remehkan tindakan kecil yang dilakukan secara terus-menerus, karena Allah mencintai amalan yang kontinu walaupun sedikit. Dengan sabr dan istiqamah, kita akan mampu melewati ‘masa sulit di tengah perjalanan’ ini dengan pertolongan Allah.

Menjaga Keseimbangan Hidup dalam Ikhtiar

Semangat membara dalam mengejar cita-cita duniawi adalah hal yang baik, namun jangan sampai hal itu melalaikan kita dari tujuan utama penciptaan kita, yaitu beribadah kepada Allah, serta melupakan kewajiban-kewajiban kita yang lain. Penting untuk menjaga keseimbangan (tawazun) dalam hidup.

Aturlah waktu dengan bijak: Prioritaskan ibadah wajib (shalat lima waktu) dan jangan menundanya karena kesibukan. Berikan hak kepada tubuh untuk istirahat, hak kepada keluarga untuk mendapatkan perhatian, hak kepada masyarakat (jika ada), dan hak Allah melalui ibadah-ibadah lainnya. Bekerja atau berikhtiar adalah bagian dari ibadah jika diniatkan dengan benar dan dilakukan dengan cara yang halal.

Ingatlah selalu bahwa dunia ini adalah ladang untuk akhirat. Keseimbangan inilah yang akan menjaga semangat kita tetap stabil, mendatangkan keberkahan, dan memastikan bahwa ikhtiar kita bernilai pahala di sisi Allah SWT.

Kesimpulan

Dalam Islam kita diajarkan melakukan berbagai kebiasaan baik. Dimulai dengan yang wajib kita lakukan, kemudian yang sunah. Maka, jika kita ingin membangkitkan semangat hidup, maka biasakanlah melakukan hal-hal yang membangkitkan semangat hidup dengan niat karena Allah.

Demikianlah pembahasan cara membangkitkan semangat hidup, semoga Anda bisa kembali dan menjaga semangat hidup. Mudah-mudahan lebih semangat dalam menjalani hidup dalam Islam. Dan kelak, ketika Allah izinkan mimpi itu terwujud melalui ikhtiar Anda, jangan lupakan kunci utamanya: syukur (rasa terima kasih yang mendalam) kepada Allah atas segala nikmat dan karunia-Nya.

Perbanyaklah bersyukur dengan hati, lisan (mengucapkan Alhamdulillah), dan perbuatan (menggunakan nikmat tersebut di jalan yang diridhai-Nya). Jauhkan diri dari sifat takabbur (sombong) dan ujub (bangga diri), karena sejatinya segala keberhasilan datang murni atas pertolongan dan kehendak Allah semata. Jadikanlah pencapaian tersebut sebagai motivasi untuk terus meningkatkan kualitas ibadah dan berbuat lebih banyak kebaikan.

Frequently Asked Questions (FAQ)

  1. Tanya: Saya sudah mencoba berpikir positif dan berdoa, tapi rasa malas dan tidak semangat itu sering datang lagi. Bagaimana cara menjaga istiqamah (konsistensi) dalam semangat?
    Jawab:Istiqamah memang sebuah perjuangan. Ingatlah bahwa iman dan semangat itu bisa naik turun. Kuncinya adalah:
    • Terus Perbarui Niat: Ingatkan diri mengapa Anda memulai ikhtiar ini, terutama niat untuk meraih ridha Allah (mardhatillah).
    • Jangan Tunggu Semangat Datang: Lakukan saja amalan atau langkah kecil yang bisa Anda lakukan, meskipun terasa berat. Allah menyukai amalan yang kontinu walau sedikit.
    • Cari Lingkungan Positif: Terus bersama orang-orang shalih yang saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.
    • Mohon Pertolongan Allah: Jangan lelah berdoa agar diberi kekuatan untuk istiqamah.
    • Bersabar (Sabr): Sadari bahwa ini bagian dari ujian dan proses. Jangan putus asa dari rahmat Allah.
  2. Tanya: Bagaimana jika “mimpi” saya terasa sangat duniawi, seperti ingin kaya atau punya jabatan tinggi? Apakah ini salah dalam Islam?
    Jawab: Memiliki keinginan duniawi tidaklah dilarang dalam Islam, selama:
    • Niatnya Benar: Niatkan kekayaan atau jabatan itu sebagai sarana (wasilah) untuk lebih banyak beribadah, bersedekah, membantu keluarga, menolong sesama Muslim, atau berdakwah di jalan Allah.
    • Caranya Halal: Ikhtiar untuk meraihnya harus sesuai dengan syariat Islam, tidak melanggar hak orang lain atau melakukan hal yang haram.
    • Tidak Melalaikan: Keinginan duniawi tersebut tidak membuat Anda lalai dari kewajiban utama sebagai hamba Allah (shalat, puasa, dll) dan tidak membuat Anda cinta dunia berlebihan (hubbud dunya).
    • Bersyukur: Jika tercapai, gunakan nikmat tersebut di jalan Allah dan jangan menjadi sombong (takabbur).
      Jadi, mimpi duniawi bisa menjadi bagian dari kebaikan jika dibingkai dengan niat dan cara yang benar dalam kerangka mencari ridha Allah.
  3. Tanya: Saya sering merasa ragu dengan kemampuan diri sendiri dan takut gagal. Bagaimana membedakan ini dengan sikap tawakkul (berserah diri pada Allah)?
    Jawab: Keraguan diri dan takut gagal adalah hal manusiawi, namun jangan sampai menguasai dan membuat kita pesimis atau berhenti berusaha.
    • Tawakkul bukan berarti pasrah tanpa usaha. Tawakkul adalah menyerahkan hasil akhir kepada Allah setelah kita melakukan ikhtiar (usaha) semaksimal mungkin dengan cara yang benar.
    • Lawan Keraguan dengan Husnudzon Billah (prasangka baik kepada Allah) bahwa Allah akan memberikan yang terbaik sesuai usaha dan kehendak-Nya. Ingatlah bahwa Allah sesuai prasangka hamba-Nya.
    • Fokus pada Proses: Lakukan bagian Anda (belajar, berusaha, berdoa) sebaik mungkin. Hasilnya, serahkan pada kebijaksanaan Allah. Kegagalan pun bisa menjadi pelajaran berharga jika disikapi dengan benar.
    • Mohon Perlindungan dari Waswas: Jika keraguan terasa berlebihan dan tidak rasional, bisa jadi itu bisikan (waswas) dari Syaitan. Mohonlah perlindungan Allah (isti’adzah) dan fokuslah pada tindakan positif.
  4. Tanya: Bagaimana menjaga keseimbangan (tawazun) antara mengejar mimpi/karir dengan ibadah dan keluarga? Kadang terasa sulit membagi waktu.
    Jawab: Menjaga keseimbangan memang tantangan, namun sangat penting. Beberapa tips:
    • Prioritaskan yang Wajib: Utamakan ibadah fardhu (shalat tepat waktu, dll.) dan hak-hak keluarga yang wajib dipenuhi. Jangan korbankan ini demi mengejar hal yang sunnah atau mubah.
    • Niatkan Ikhtiar sebagai Ibadah: Bekerja atau berusaha meraih mimpi bisa bernilai ibadah jika diniatkan untuk mencari nafkah halal, memberi manfaat, atau mendekatkan diri pada Allah.
    • Manajemen Waktu Islami: Buat jadwal yang realistis dengan memasukkan waktu untuk ibadah, bekerja/belajar, keluarga, istirahat, dan pengembangan diri. Mintalah keberkahan (barakah) waktu dari Allah.
    • Kualitas > Kuantitas: Terkadang, waktu berkualitas bersama keluarga atau fokus dalam beribadah (meski singkat) lebih baik daripada kuantitas waktu tanpa kehadiran hati.
    • Jangan Berlebihan: Hindari sikap ghuluw (berlebihan) dalam urusan dunia hingga melupakan akhirat, atau sebaliknya.
  5. Tanya: Artikel ini menyebut pentingnya mencari hikmah saat kehilangan semangat. Bagaimana cara praktis menemukan hikmah di tengah kesulitan?
    Jawab: Menemukan hikmah membutuhkan perenungan dan husnudzon kepada Allah. Caranya:
    • Introspeksi Diri (Muhasabah): Tanyakan pada diri sendiri, “Pelajaran apa yang Allah ingin ajarkan melalui kejadian ini?”, “Apakah ada dosa atau kelalaian saya yang perlu diperbaiki?”, “Aspek mana dari diri saya yang perlu dikuatkan (sabar, syukur, tawakkul)?”.
    • Lihat dari Perspektif Akhirat: Ingatlah bahwa kesulitan di dunia bisa jadi penghapus dosa atau pengangkat derajat di akhirat jika dihadapi dengan sabar dan ridha.
    • Cari Nasihat: Bertanya kepada ulama, ustadz, atau orang shalih yang bijak dapat membantu membuka perspektif baru dalam melihat hikmah.
    • Membaca Kisah Inspiratif: Membaca kisah para Nabi, sahabat, atau orang-orang shalih dalam menghadapi ujian dapat memberikan inspirasi dan pemahaman tentang hikmah di balik kesulitan.
    • Berdoa: Mohon kepada Allah agar ditunjukkan hikmah di balik setiap kejadian dan diberi kekuatan untuk mengambil pelajaran darinya.

4 Comments

  1. Terimakasih pak Rahmat
    saya sudah 5 tahun telah mengikuti artikel bapak yang semuanya sangat bermanfaat saya baca dipagi hari, sungguh luar biasa pak, disaat motivasi turun saya sempatkan membaca artikel motivasi islami dan memang sangat membantu motivasi saya jadi bangkit lagi.

    Saya tunggu nasehat motivasi yang lainnya pak, saya sangat bersyukur bisa menemukan artikel yang sangat luar biasa ini, semoga pak rahmat & keluarga selalu sehat, selalu dalam lindungan Allah swt. Aaamiin

  2. Terimakasih walau hanya berbentuk tulisan tapi sangat bermakna sekali yang tadinya pikirran saya stress bingung akhirnya ketemu dengan artikel ini dan saya baca alhamdulilah pikiran negatif saya perlahan hilang dan ada sedikit dorongan untuk lebih maju lagi , sehat selalu untuk bpk dan keluarga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *