|

Eureka Archimedes Dan Apa Pelajaran Yang Bisa Kita Petik

Anda mengenal kata Eureka? Kata ini begitu terkenal karena diteriakan oleh seorang ilmuan sambil berlari tanpa mengenakan busana. Mengapa tanpa busana? Karena dia menemukan suatu “ilham” saat dia sedang mandi.

eureka

Saking senangnya dia meneriakan “Eureka!” dan langsung keluar kamar mandi, dia lupa kalau dia tidak mengenakan busana. Eureka yang berarti ketemu, adalah suatu kata “ajaib” yang dicari-cari oleh seseorang yang sedang mencari sesuatu. Dan jika sudah ketemu akan memberikan kebahagiaan yang luar biasa.

Ilmuan tersebut kita kenal dengan nama Archimedes. Mungkin kita pernah mengenal dia saat kita belajar ilmu Fisika sewaktu kita sekolah. Namun kita tidak akan membahas apa yang ditemukan oleh Archimedes tetapi lebih kepada proses “penemuan” yang insya Allah bisa kita terapkan dalam proses penemuan-penemuan lainnya.

Penemuan yang dimaksud bukan hanya penemuan-penemuan ilmiah, tetapi bisa juga untuk penemuan berbagai solusi hidup kita sehari-hari.

Saat itu (3 abad SM), seorang Raja meminta Archimedes yang telah dikenal sebagai ilmuan untuk menentukan berat relatif emas dan perak yang terdapat dalam sebuah mahkota. Tentu dia berpikir keras karena menerima tugas dari seorang Raja.

Saking kerasnya dia mencari jawabannya, mahkota tersebut dia bawa ke kamar mandi. Ketika dia duduk berendam sambil merenungkan mahkota tersebut, maka “ide” muncul seketika dan dia langsung berteriak Eureka!

Mungkin kita pernah menerima tugas dari seorang Raja atau Presiden, namun kita sering menerima desakan kebutuhan hidup. Baik untuk bertahan hidup atau saat kita ditimpa bencana. Kita perlu sebuah solusi yang akan membuat kita berteriak Eureka.

Mungkin suatu saat anak kita melanjutkan pendidikan dan kita membutuhkan biaya dengan segera. Mungkin suatu saat kita memerlukan biaya karena salah seorang keluarga kita sedang sakit. Dan berbagai kemungkinan lainnya yang memerlukan solusi.

Jika kita belajar kepada pengalaman Archimedes, ternyata solusi datang saat dia dalam kondisi tenang setelah dia berpikir keras. Artinya jika kita ingin mendapatkan suatu solusi, kita tetap harus berusaha terlebih dahulu, seperti berpikir keras dan mencoba kemudian tenangkan diri kita.

Biasanya solusi akan datang saat kita dalam keadaan rileks atau pikiran kita terputus sejenak dengan masalah yang sedang kita hadapi.

Jadi saat Anda mencari solusi, berpikirlah sekuat tenaga, kumpulkan berbagai informasi, dan tenangkan diri Anda. Saat pikiran kita tenang, pikiran memiliki keleluasaan dalam mencerna apa yang telah kita usahakan sebelumnya.

Apa lagi jika kita menenangkan pikiran dengan cara beribadah seperti shalat istikharah, shalat hajat, berdo’a, dan berdzikir, bukan hanya pikiran kita yang tenang tetapi bisa jadi Allah memberikan ilham kepada kita karena kita lebih dekat dengan Allah.

Inilah salah satu hikmah dari sekian hikmah yang bisa kita dapatkan dari berbagai ibadah ritual dalam ajaran Islam. Ibadah ritual sangat dipentingkan dalam Islam karena ternyata memberikan hikmah yang tak terhingga bagi kehidupan kita.

Oleh karena itu, untuk kehidupan yang lebih baik, untuk akhirat dan dunia, maka marilah kita tingkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kita.


Kunjungi Juga:

Mau Umroh? Meski Anda Tidak Punya Uang dan Belum Siap?

12 Comments

  1. Setuju banget tuch, gak usahlah cari solusi, tapi cari dokumen yg ada didepan mata aja kadang keselip karena terlalu “seriusnya” otak dan mata mencari.

  2. ada sebuah kisah di jaman nabi, salah satu sahabatnya akan masuk ke mesjid tidak mengikat untanya lalu Rosul menegur kenapa tdk mengikat untanya, Sahabat berkata” biarlah saya bertawakal kalau masih rezeki pasti untanya tidak akan kabur.
    Rosul berkata ikat dulu untanya setelah itu baru berserah diri.
    artinya adalah bgmnpun kita tetap harus berusaha sekeras mungkin hasilnya kita berserah diri kepada Alloh SWT

  3. suatu pagi kami didatangi tetamu yang tidak diundang. tamu tersebut membawa kabar penting yang tidak kami duga. seorang dari anak saya mencelah; katanya, ” ayo “. kabar yang dibawa memang memeranjatkan tetapi anak saya lebih terperanjat apabila saya berkata ;” kenapa ayo, ayo, hidup berTuhan kok ayo ayo.”
    apabila kita dihadirkan dengan masalah maka kestabilan emosi lebih penting dari apapun tindakan dan keputusan.

  4. kita terbiasa menggunakan pikiran kitahanya untukhal-hal yang bersifat kasat mata, meterialis & actual. Padahal pikiran mampu mencerna banyak hal diluar 3 hal tersebut. dengan melepaskan (detached) sejenak beban kerja pikiran kita dengan segala hal yang biasa “merebut” kapasitas pikiran kita, maka kite memberi kesempatan pada hal lain untuk singgah didalam pikiran kita. Dan sering kali “hal” lain tersebut bisa memberi pencerahan dan nuansa baru bagi pemahaman kita pada sesuatu persoalan. tepat sekali jika kita harus mampu menenangkan pikiran, biarkan pikiran bekerjasama dengan kekuatan pikiran yang lain seperti: mengolah memori masa lalu, mempetimbangkan kebijaksanaan, kemampuan intuisi & ilham.. So take a few moment and relax.. Embracing the GOD presence..

  5. Dari awal artikel sampai ke akhir, kemudian baca komentar2-nya, semua dapat saya cerna. Namun yang satu ini saya gak ngerti maksudnya …
    >

    Bingung jadinya, alaaaah “Jaka Sembung pegang pedang”, hehehehe.

  6. Ada buku yang menceritakan tentang ketika seseorang mencapai keadaan kritis, ketika orang tersebut terus konsisten dengan action nya, dikatakan bahwa semesta pun mendukungnya. Mestakung. Ada yang tahu judul bukunya, aku lupa.

  7. ya judul bukunganya MESTAKUNG karangan Prof. Johanes Surya pembina dan pendiri yayasan TOFI (Tim Olimpiade Fisika Indonesia)

  8. wah setuju banget, kadang kalau kita sudah stagnant dengan masalah yang kita hadapi, kita harus ‘mengundurkan diri’ sejenak dan kembali lagi dengan pikiran yang lebih fresh. InsyaAllah memecahkan masalah jadi lebih mudah.

Leave a Reply to Zlamzani Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WordPress Anti Spam by WP-SpamShield